Teknologi.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) menyebutkan adanya potensi gempa megathrust yang akan terjadi
di Indonesia. Gempa besar yang dapat menyebabkan tsunami ini diprediksi akan
terjadi di dua megathrust Indonesia, yaitu Megathrust Selat Sunda M 8.7 dan
Megathrust Mentawai-Suberut M 8.9. Hal ini mungkin disebabkan karena dua
megathrust tersebut sudah lama tidak melepaskan energinya.
“Oleh karena itu, para ilmuwan mengatakan tinggal menunggu
waktu saja. Potensi seismic gap megathrust di Selat Sunda
mencapai 8,7 magnitudo dan potensi di Mentawai-Siberut 8,9 magnitudo,” ungkap
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Senin (12/8/2024) dikutip
dari Tempo.com.
Menurut catatan, sudah lebih dari seratus tahun sejak terjadi gempa di Megathrust Mentawai dan Megathrust Selat Sunda. Gempa di Megathrust Selat Sunda pernah terjadi di tahun 1699 dan 1780 dengan magnitudo sebesar 8,5. Sedangkan Megathrust Mentawai tercatat pernah mengalami gempa pada tahun 1797 dengan magnitudo 8,7 dan tahun 1833 dengan magnitude 8,9.
Baca Juga: Hati-hati Potensi Gempa Megathrust, ini Cara Antisipasinya
Definisi Gempa Megathrust
Gempa megathrust merupakan gempa bumi yang bersumber di zona
megathrust atau daerah pertemuan lempeng tektonik Bumi yang miliki potensi
sebabkan gempa hingga tsunami. Sedangkan, BMKG menyebutkan, megathrust ialah
bagian dangkal sebuah lajur di zona subduksi yang miliki sudut tukik yang
landai. Megathrust dapat pecah berulang kali dengan selang waktu selama ratusan
tahun menurut para ahli.
Gempa Megathrust diibaratkan dengan adanya lempeng bumi yang menumpuk sehingga lempeng di bawah mendorong lempeng yang berada di atasnya. Istilah zona megathrust ini mewakili sumber gempa atau tumpukan lempeng di kedalaman yang dangkal. Lempeng Samudra terjun ke bawah lempeng benua sehingga memicu tegangan di bagian lempeng yang berhubungan. Kemudian, lempeng tersebut bergeser secara tiba-tiba sehingga terjadi gempa. Apabila gempa terjadi, lempeng benua akan terdorong ke atas (thrusting) karena letaknya yang berada di atas lempeng samudra. Gempa besar yang terjadi di laut inilah yang akan memicu terjadinya tsunami.
Baca Juga: Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink, Begini Penjelasan BMKG!
Daftar Zona Megathrust Indonesia
Terdapat banyak wilayah di Indonesia yang tergolong dalam
zona megathrust. Berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Tahun 2017, tercatat
ada 13 zona megathrust di Indonesia. Namun, beberapa megathrust mengalami pecah
segmen sehingga membentuk segmen baru yaitu Segmen Mentawai yang terbagi
menjadi Segmen Mentawai-Siberut dan Segmen Mentawai-Pagai. Selain itu, terdapat
segmen Jawa yang terbagi menjadi segmen Selat Sunda-Banten, Segmen Jawa Barat,
dan Segmen Jawa Tengah-Jawa Timur. Berikut daftar zona megathrust Indonesia yang
dikutip berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Tahun 2017:
Megathrust Sumatra
1.
Megathrust Andaman-Sumatra
Potensi Magnitudo: 9,2
Pergeseran per tahun: 4 cm
2.
Megathrust Nias-Simeulue
Potensi Magnitudo: 8,9
Pergeseran per tahun: 4 cm
3.
Megathrust Batu
Potensi Magnitudo: 8,2
Pergeseran per tahun: 4 cm
4.
Megathrust Mentawai-Siberut
Potensi Magnitude: 8,7
Pergeseran/tahun: 4 cm
5.
Megathrust Mentawai-Pagai
Potensi Magnitude: 8,9
Pergeseran/tahun: 4 cm
6.
Megathrust Enggano
Potensi Magnitude: 8,8
Pergeseran/tahun: 4 cm
Megathrust Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba
1. Megathrust Selat Sunda-Banten
Potensi Magnitude: 8,8
Pergeseran/tahun: 4 cm
2. Megathrust Jawa Barat
Potensi Magnitude: 8,8
Pergeseran/tahun: 4 cm
3. Megathrust Jateng-Jatim
Potensi Magnitude: 8,9
Pergeseran/tahun: 4 cm
4. Megathrust Bali
Potensi Magnitude: 9,0
Pergeseran/tahun: 4 cm
5. Megathrust NTB
Potensi Magnitude: 8,9
Pergeseran/tahun: 4 cm
6. Megathrust NTT
Potensi Magnitude: 8,7
Pergeseran/tahun: 2 cm
Megathrust Banda, Sulawesi, dan Filipina
1. Megathrust Laut Banda Selatan
Potensi Magnitude: 7,4
2. Megathrust Laut Banda Utara
Potensi Magnitude: 7,9
3. Megathrust Sulawesi Utara
Potensi Magnitude: 8,5
4. Megathrust Filipina
Potensi Magnitude: 8,2
Namun, BMKG menghimbau agar masyarakat tidak perlu panik
karena BMKG memiliki sistem Ina TEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System)
yang salah satu fungsinya untuk memberikan peringatan gempa dan tsunami. BMKG juga
telah memberikan upaya mitigasi berua edukasi dan pelatihan kepada masyarakat,
pelaku usaha di wilayah pantai, pelabuhan, dan bandara pantai.
"Kami harap melalui upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami tersebut
bisa menekan sekecil mungkin dampak bencana yang mungkin terjadi, bahkan hingga
ciptakan zero victim," tambah Daryono yang dikutip dari detikjatim.
Baca Berita dan Artikel lain di Google News.
(sap)
Tinggalkan Komentar