Hasil Uji Klinis Disebut Tak Konsisten, Sinovac Buka Suara

Stefanie Tanaki . January 19, 2021

Foto: Bloomberg

Teknologi.id - Vaksin CoronaVac buatan perusahaan Sinovac dilaporkan memiliki efektivitas yang berbeda-beda dalam uji klinis di sejumlah negara. Setelah adanya laporan tentang pembacaan data yang tidak konsisten terkait kemanjuran vaksin buatannya, China Sinovac Biotech Ltd., akhirnya buka suara. 

Dilansir dari Bloomberg, Selasa (19/02/2021), Sinovac mengatakan bahwa CoronaVac akan lebih efektif mencegah infeksi COVID-19 jika diberikan setidaknya dua dosis dalam jangka waktu yang lebih lama. Sinovac juga menyatakan bahwa sebelumnya hampir 1.400 sampai 13.000 orang terlibat dalam uji klinis CoronaVac mendapatkan dosis kedua vaksin tiga minggu setelah dosis pertama.

Sedangkan, untuk sebagian besar relawan di Brasil mendapatkan dosis kedua vaksin dua minggu setelah dosis pertama. Sinovac juga menyebutkan bahwa tingkat perlindungan pada sebagian kecil kelompok hampir 20 persen lebih tinggi daripada 50,4% yang ramai dibicarakan. 

Baca juga: 16 Kriteria Orang yang Tak Boleh Divaksin Corona

Hasil Uji Klinis Disebut Tak Konsisten

Seperti yang diketahui bahwa sesuai standart dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat kemanjuran vaksin COVID-19 untuk mencegah infeksi setidaknya harus melampaui 50 persen. Ambang batas tersebut juga telah disepakati secara luas. Uji coba di berbagai negara menunjukkan hasil yang berbeda.

Indonesia dan Turki memberikan tingkat efektivitas mulai dari 65 persen sampai dengan 90 persen. Namun, Brasil mempublikasi hasil yang cukup berbeda yaitu efektivitas vaksin buatan Sinovac tersebut lebih rendah dari yang dipublikasikan Indonesia dan Turki. Hal ini menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran apakah CoronaVac efektif dalam mencegah infeksi COVID-19. 

Menanggapi hal tersebut, Sinovac mengatakan bahwa dalam uji klinis tahap III di Brasil ditujukan untuk tenaga medis yang setiap hari merawat pasien COVID-19. Sehingga, tenaga medis tersebut menghadapi paparan yang lebih tinggi terhadap patogen yang sangat menular. Selain itu, Sinovac juga mengatakan bahwa kemampuan vaksin untuk melindungi tenaga medis dalam wabah aktif dapat meningkat secara signifikan jika mereka diberikan suntikan antara 21 atau 28 hari. 

Baca juga: Seberapa Aman Filter FaceApp di TikTok?

CoronaVac Telah Disetujui Untuk Digunakan 

Foto: BBC.com

CoronaVac bukanlah satu-satunya vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19. Masih ada vaksin lain buatan Pfizer dan Moderna yang pada uji coba tahap akhir menunjukkan 90 persen tingkat keefektifan. 

Meskipun begitu, vaksin buatan China tersebut telah disetujui untuk dipakai di berbagai negara. Setidaknya Presiden Indonesia, Joko Widodo dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan telah melaksanakan vaksinasi pada 13 Januari 2021 lalu.

Brasil juga baru memberikan izin darurat pada Jumat pekan lalu. Selain Indonesia, Turki dan Brasil, adapun Cile, Hongkong, Singapura, Filipina, Thailand, Hongkong juga telah memiliki kesepakatan untuk membeli dan mendistribusikan CoronaVac. 

(st)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar