Foto: Unsplash
Teknologi.id - Pada Senin (30/10/2023), melalui platform WeChat, Kementerian Keamanan Negara China merilis pernyataan terkait adanya ancaman senjata genetik yang dapat menargetkan etnis atau ras tertentu.
Kementerian Keamanan Negara China dalam rilisnya mengatakan bahwa ada organisasi non-pemerintahan "tertentu" yang melakukan perekrutan "sukarelawan" dari China untuk mengumpulkan data distribusi biodiversitas dengan dalih penelitian spesies biologis. Namun, pihak kementerian tidak menyebutkan secara spesifik nama-nama negara yang terlibat dalam penargetan warga Tiongkok dengan senjata genetik. Tidak ada bukti jelas yang mendukung klaim tersebut.
Kementerian tersebut menilai bahwa senjata genetika lebih berbahaya dalam jangka panjang bila dibandingkan dengan senjata biologis dan kimia tradisional. Senjata genetik lebih mudah disembunyikan, menipu, mudah menyebar, sulit dicegah dan diisolasi, serta biayanya yang rendah. Apabila digunakan dalam perang, konsekuensi yang ditimbulkan dari senjata genetik tersebut akan sangat merusak.
Baca juga: Bill Gates Khawatirkan Teknologi Rekayasa Gen Manusia, Kenapa?
Dilansir dari media South China Morning Post, sudah sejak lama keberadaan senjata gen tersebut dihentikan oleh komunitas ilmiah arus utama dan dianggap sebagai sebuah teori konspirasi.
Apa yang dituduhkan oleh kementerian China bukanlah sebuah senjata biologis yang direkayasa untuk seluruh dunia, melainkan penciptaan ancaman yang ditargetkan pada gen tertentu, atau sebuah senjata genetik.
Kementerian China mengatakan, meskipun sebanyak 99,9% DNA manusia dimiliki oleh semua individu di bumi, terdapat perbedaan genetik utama yang membedakan orang-orang dari etnis atau ras tertentu. Perbedaan-perbedaan tersebut yang kemudian dimanfaatkan untuk membunuh etnis atau ras tertentu yang telah ditargetkan.
Tuduh-Menuduh Senjata Genetika
Saling tuduh siapa negara yang mengembangkan senjata genetik ini tidak hanya dilakukan oleh pihak Kementerian China saja. Dikutip Teknologi.id dari DailyMail, sebelumnya, salah satu calon presiden Amerika Serikat dari Partai Independen, Robert F. Kennedy Jr, memberikan klaim bahwa China-lah yang mengembangkan senjata biogenetik etnis. Ia juga mengatakan bahwa Covid-19 dirancang untuk menghindari orang-orang Yahudi dan Tionghoa.
Baca juga: Peneliti China Ciptakan Bayi Kebal HIV Hasil Rekayasa Genetik
Tahun lalu, Ukraina dituduh oleh para pejabat Rusia karena memproduksi senjata biologis di laboraturium yang didanai oleh Amerika Serikat. Mereka yakin bahwa senjata-senjata tersebut dapat ditargetkan kepada etnis tertentu, berdasarkan laporan beberapa media.
Merespon klaim Rusia tersebut yang disampaikan kepada Science Media Center, Richard Parsons, dosen senior Toksikologi Biokimia di King's College London, bahwa sangatlah tidak mungkin pengembangan senjata yang ditargetkan pada kelompok etnis tertentu.
Respon lainnya disampaikan oleh Kepala Biosains dan Teknologi Pangan RMIT University, Oliver Jones, yang mengatakan bahwa klaim tersebut murni fiksi ilmiah. Kepada South China Morning Post, Jones mengatakan bahwa senjata yang menargetkan satu kelompok tertentu kemungkinan besar akan merugikan pelakunya, sebab manusia secara genetik memiliki kemiripan.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(sza)
Tinggalkan Komentar