Teknologi.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menggelar Rapat Terbatas (Ratas), terkait Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau, Pekanbaru, Senin (16/9/2019) kemarin.
Usai mengikuti ratas, Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan bahwa pencegahan Karhutla mutlak dilakukan. Sebab, kebakaran saat ini sudah sangat sulit diatasi.
Menanggapi arahan Jokowi untuk mengatasi puluhan ribu hektare karhutla
di Provinsi Riau, Hammam mengatakan pihaknya siap untuk melakukan operasi
Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
"Kami terus berfokus melakukan operasi modifikasi cuaca di provinsi Riau, yang dilaksanakan oleh Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT, guna memadamkan titik api akibat kebakaran hutan dan lahan," kata Hammam seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (17/9).
Apa itu TMC?
Mungkin banyak yang belum mengerti secara detail mengenai TMC
atau teknologi modifikasi cuaca. Hammam menjelaskan bahwa TMC
merupakan sebuah pemanfaatan teknologi yang berupaya inisiasi ke dalam awan. Tujuannya agar proses yang terjadi di awan lebih cepat, dibandingkan dengan proses secara alami
Cara yang dilakukan adalah penyemaian awan (cloud seeding) menggunakan bahan-bahan yang bersifat higroskopik (menyerap air). Sehingga, proses pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan akan meningkat dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan.
"Tentunya ini juga tidak lepas dari ketergantungan terhadap ketersediaan yang diberikan oleh alam," ujar Hammam.
"Artinya jika awannya banyak, kita juga akan dapat menginkubasi lebih banyak dan otomatis akan menghasilkan hujan yang lebih banyak juga, begitupun sebaliknya," sambungnya.
Untuk melakukan operasi
TMC dibutuhkan pesawat yang dimodifikasi khusus guna mengangkut kru serta bahan semai, berupa garam halus yang nantinya akan disemai di dalam awan.
Hammam mengatakan TMC merupakan langkah penting untuk mengurangi risiko karhutla. Ia meminta BPPT diberikan penugasan nasional dan memiliki independensi dalam melakukan operasi TMC yang berkelanjutan. Itu dilakukan agar penanganan karhutla lebih optimal.
"Agar operasi TMC dapat dilakukan secara berkelanjutan, kami juga butuh didukung oleh anggaran, peralatan utama yakni pesawat, dan kesiapan sumber daya manusia, mulai dari perekayasa, peneliti, dan pelitkayasa," imbuh Hammam.
(FM)
Tinggalkan Komentar