Tenggelam Pada 2050, Tuvalu Akan Jadi Negara Pertama yang "Pindah" ke Metaverse

Muhammad Akhtar Jabbaran . November 22, 2022

Sumber: BBC

Teknologi.id - Tuvalu mengatakan negaranya berencana untuk membangun versi digital, mereplikasi pulau, landmark dan melestarikan sejarah serta budayanya saat naiknya permukaan laut mengancam untuk menenggelamkan negara kepulauan kecil di Samudera Pasifik itu.

Menteri Luar Negeri Tuvalu, Simon Kofe mengatakan pada KTT iklim COP27 bahwa sudah waktunya untuk melihat solusi alternatif untuk kelangsungan hidup negaranya dan ini mendorong Tuvalu untuk menjadi negara digital pertama di metaverse - dunia online yang menggunakan augmented reality dan virtual reality (VR) untuk membantu pengguna berinteraksi.

Baca juga: Proyek Ambisius IKN Kini Hadir dalam Platform Metaverse

"Tanah kami, lautan kami, budaya kami adalah aset paling berharga dari rakyat kami dan untuk menjaga mereka tetap aman dari bahaya, apa pun yang terjadi di dunia fisik, kami akan memindahkan mereka ke cloud," katanya dalam video yang memperlihatkan dia berdiri di atas replika digital sebuah pulau kecil yang terancam karena naiknya permukaan laut.

Kofe menarik perhatian global pada COP26 tahun lalu ketika dia berpidato di konferensi sambil berdiri setinggi lutut di laut untuk menggambarkan bagaimana Tuvalu berada di garis depan perubahan iklim.

Tuvalu harus bertindak karena negara-negara secara global tidak cukup berbuat untuk mencegah perubahan iklim, katanya.

Tuvalu akan menjadi negara pertama yang mereplikasi dirinya sendiri di metaverse tetapi mengikuti kota Seoul dan negara kepulauan Barbados yang tahun lalu mengatakan mereka akan memasuki metaverse untuk menyediakan layanan administrasi dan konsuler pemerintahan.

"Idenya adalah untuk terus berfungsi sebagai negara dan lebih dari itu untuk melestarikan budaya kita, pengetahuan kita, sejarah kita dalam ruang digital," kata Kofe kepada COP27 menjelang pengumuman tersebut.

Tuvalu, sekelompok sembilan pulau dan 12.000 orang di antara Australia dan Hawaii, telah lama menderita dampak dari risiko perubahan iklim dan naiknya permukaan laut.

Hingga 40% dari ibukota distrik berada di bawah air saat air pasang, dan seluruh negara diperkirakan akan terendam air pada akhir abad ini.
Kofe mengatakan dia berharap pembentukan negara digital akan memungkinkan Tuvalu untuk terus berfungsi sebagai sebuah negara bahkan jika itu benar-benar terendam.

Hal ini penting karena pemerintah memulai upaya untuk memastikan bahwa Tuvalu terus diakui secara internasional sebagai sebuah negara dan batas lautnya – dan sumber daya di dalam perairan tersebut – dipertahankan bahkan jika pulau-pulau tersebut terendam.

Baca juga: Belanja Online Kini Bisa "Dicoba Langsung" dengan Google AR Shopping

(MAJ)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar