Serangan Ransomware 'Nyasar' ke RS, Nyawa 1 Pasien Hilang

Rima Fidayani Rizki . September 21, 2020

Foto: CSO

Teknologi.id - Sebuah rumah sakit universitas di Jerman, Universitas Düsseldorf, mendapat serangan siber 'nyasar' hingga menyebabkan salah satu pasien meninggal, pada pekan kedua September lalu.

Baca Juga: Apple Segera Luncurkan Toko Online Pertamanya di India

Serangan siber tersebut ialah ransomware, serangan siber yang menuntut uang tebusan, menyebabkan jaringan rumah sakit sempat lumpuh dan membuat pihak rumah sakit tidak bisa menjalankan prosedur pembedahan.

Dilansir dari Tempo, Selasa (22/9), gara-gara ransomware tersebut seluruh jaringan rumah sakit tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya dan tindakan medis dilakukan dengan mengalihkan ke rumah sakit terdekat. Pada waktu yang sama, seorang pasien baru masuk dengan kondisi yang sangat kritis.

Pasien tersebut, yang diketahui berjenis kelamin perempuan, dirujuk sesegera mungkin ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, rumah sakit paling dekat berjarak 32 kilometer dan pasien meninggal dalam perjalanan.

Penyelidikan yang dilakukan oleh otoritas Jerman dan melihat dari catatan yang ditinggalkan penyerang pada server rumah sakit, serangan siber tersebut ternyata tidak ditujukan untuk rumah sakit, melainkan universitas yang berafiliasi dengan rumah sakit.

Kepolisian setempat segera memberi tahu penyerang bahwa serangannya salah sasaran dan ia pun segera memberikan kunci deskripsi ransomware.

Hal tersebut memberikan dampak penambahan pada daftar kematian pasien dalam peretasan pada rumah sakit. Padahal sebelumnya, beberapa kelompok peretas menyatakan tidak akan menyerang rumah sakit, khususnya di masa pandemi.

Fasilitas kesehatan di masa kini merupakan salah satu target terbesar serangan siber. Hal ini disebabkan bergantungnya rumah sakit pada sistem komputer, terutama penggunaan peralatan medis sehingga berdampak pada pasien ketika sistem jaringan utama rumah sakit diserang.

"Jika sistem terganggu melalui internet, musuh, atau kecelakaan, dapat berdampak besar pada perawatan pasien," ujar Beau Woods, advokat keamanan siber dan rekan inovasi siber di Dewan Atlantik.

Baca Juga: Jangan Asal Beli, Ini Standar Masker Kain yang Baik Kata WHO

Tiga tahun lalu, serangan siber pernah melumpuhkan United Kingdom's National Health Service, salah satu rumah sakit di Inggris. Walaupun serangan ransomware bernama WannaCry tersebut tidak menyebabkan kematian pasien secara langsung, serangan siber terhadap rumah sakit maupun layanan kesehatan lain tidak bisa dibenarkan atas dasar apa pun. 

(rf)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar