Foto: Kompas
Teknologi.id - Dalam menyambut pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020 mendatang, Google akan mempersiapkan berbagai fitur dan informasi yang mendidik pemilih agar terhindar dari hoaks.
Baca Juga: Xiaomi Mi Water Purifier H1000G, Murnikan Air Dalam 1 Menit
Jason Tedjasukmana, Head of Corporate Communications Google Indonesia, mengatakan bahwa pihaknya ingin agar pemilih nanti bisa lebih mengerti, mengikuti, dan berpartisipasi dalam proses demokrasi.
"Kami melakukannya dengan lebih menampilkan informasi penting di Search, mendukung jurnalis lewat pelatihan verifikasi dan cek fakta, serta dengan membantu menularkan keterampilan itu lewat partner-partner kami, kepada guru, murid, dan anggota keluarga," ucap Jason dalam konferensi virtual, Senin (26/10).
Ada tiga cara yang dilakukan oleh Google, berdasarkan penuturan Jason. Pertama, Google bekerjasama dengan sumber resmi lokal untuk menampilkan informasi tentang tata cara pengambilan suara saat pemilu. Tata cara ini akan dikemas dengan bacaan yang lebih mudah dan informasinya akan ditampilkan pada bagian atas Search.
Cara kedua ialah pengguna akan melihat panel berisi hasil pencarian Google Search yang berisi ringkasan informasi penting dan link menuju referensi berita.
Terakhir, cara ketiga ialah ada banyak laman web yang kemungkinan berisi informasi relevan sehingga sesuai untuk dijadikan pencarian umum.
Dari ketiga hal tersebut, Google harus bisa menata informasi-informasi itu untuk mempermudah penyampaian informasi yang relevan dan dari sumber yang resmi juga.
"Lalu, kami bekerjasama dengan komunitas jurnalis untuk memberikan pelatihan verifikasi dan cek fakta bagi jurnalis dan pengecek fakta," ujar Jason.
Jason mengatakan di tahun 2017 Google memulai Google News Initiative (GNI) Indonesia Training Network yang merupakan hasil kerja sama dengan Google, Internews, dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI). GNI Indonesia ini dibentuk sebagai upaya meningkatkan kualitas berita dan informasi yang disampaikan kepada warga Indonesia.
"Program ini melatih keterampilan jurnalis, blogger, dan pelajar dalam memerangi disinformasi dan misinformasi," kata Jason.
Menurutnya, keterampilan ini penting karena berkemampuan memberikan informasi berkualitas bagi para pemilih saat pemilu 2018 dan 2019 lalu di Indonesia.
"Sejak 2017 jaringan ini hampir melatih 11.000 jurnalis di 51 kota," ungkap Jason.
Jason juga mengatakan bahwa Google mendukung peluncuran proyek verifikasi dan cek fakta, yang diberi nama Cek Fakta. Proyek ini melibatkan GNI, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), AJI, dan Internews.
Menurutnya pula, warga Indonesia harus diberi kemampuan untuk mengenali berita hoaks. Warga Indonesia juga butuh alat yang bisa membantu mereka mendeteksi mana berita yang tidak benar sehingga mereka bisa membantu mencegah berita bohong tersebar luas.
Baca Juga: YouTube Berikan Mode Gesture Baru untuk Aplikasi Mobile
"Kami harap kemampuan ini bahkan bisa membantu mereka membongkar hoaks yang mungkin mereka terima pada aplikasi chat atau media sosial mereka," ucap Jason.
(rf)
Tinggalkan Komentar