Atasi Kecanduan Obat Terlarang Menggunakan Virtual Reality
Teknologi.id
. August 03, 2018
Ketika seseorang mengalami kencanduan, ia tidak dapat mengontrol konsumsi dan terus melanjutkan pemakaian meskipun obat tersebut mulai menimbulkan bahaya terhadap kondisi kesehatannya. Kecanduan narkoba dapat menimbulkan keinginan kuat untuk mengonsumsi obat-obatan. Anda mungkin ingin berhenti, tetapi kebanyakan orang tidak dapat melakukannya sendiri.
Teknologi Virtual Reality saat ini telah digunakan untuk rehabilitasi pencandu obat-obatan. Sistem yang telah Dijalankan oleh pusat rehabilitasi di Cina ini akan memonitor pergerakan mata, panas tubuh dan detak jantung. Pusat rehab Cina datang dengan solusi teknologi tinggi untuk menangkap narapidana yang berbohong tentang kecanduan mereka, menarik mereka dengan Virtual Reality.
Perangkat ini dikembangkan oleh Pusat Kesehatan Mental Shanghai, Sekolah Psikologi dan Ilmu Kognitif Universitas Tiongkok, Shanghai Qing Tech, dan Otoritas Rehabilitasi Narkoba Shanghai. Shanghai adalah negara pertama di dunia yang memperkenalkan mesin pelacak gerakan bola mata untuk rehabilitasi narkoba.
Sebuah program percontohan menggunakan headset VR untuk menemukan apakah pecandu masih mendambakan obat-obatan dan menjadikannya serangkaian adegan realistis yang menguji apakah mereka senang dengan prospek menggunakan zat terlarang atau masih tertarik menggunakan barang tersebut.
CNET melansir dari The China Post, jika ada seorang pecandu yang berlama-lama di tempat orang yang berbagi narkoba mungkin mengindikasikan bahwa dia masih tertarik untuk menjadi pecandu.
VR ini melacak pergerakan bola mata, sementara alat lainnya akan memonitor peningkatan suhu tubuh dan denyut jantung untuk menginformasikan kepada petugas mengenai keinginan para pecandu untuk menggunakan narkoba. Cina mengharuskan orang yang tertangkap memiliki atau menggunakan narkoba untuk menghabiskan dua tahun di fasilitas rehabilitasi meskipun mereka dapat dibebaskan jika berperilaku baik.
Sistem ini sudah digunakan di beberapa pusat rehabilitasi di Shanghai dan dapat diperluas ke fasilitas lain setelah para ahli menyetujui itu di sebuah konvensi pada bulan April, menurut media lokal. Jika hasilnya signifikan, pemerintah kabarnya akan menstandardisasi program ini.
Artikel ini telah tayang di https://www.cnnindonesia.com/ dengan judul “ China Gunakan Virtual Reality Atasi Kecanduan Obat Terlarang ”, https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180731150340-185-318356/china-gunakan-virtual-reality-atasi-kecanduan-obat-terlarang
Baca juga: Apa Sih Bedanya Virtual Reality dan Augmented Reality? 0
Tinggalkan Komentar