SIM Bisa Dicabut! Ini Penjelasan Sistem Poin untuk Pelanggaran Lalu Lintas

Aji Reza Mahendra . November 10, 2022

Foto: Korlantas Polri

Teknologi.id - Polisi punya gagasan baru untuk tindak para pelanggar lalu lintas, yaitu penggunaan sistem poin yang sudah mulai disosialisasikan.

Dengan adanya sistem poin ini, memungkinkan SIM pelanggar lalu lintas untuk dicabut jika sudah mencapai batasan poin tertentu berdasarkan jenis pelanggaran lalu lintas yang dilakukan.

Melansir Uzone.id (10/11/2022), penerapan sistem poin ini tertuang dalam Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor 5 tahun 2021 tentang Penerbitan dan Penandaan Surat Izin Mengemudi.

Tertulis dalam Pasal 33 ayat (1), Polri berwenang memberikan tanda atau data pelanggaran terhadap SIM milik pengemudi yang melakukan pelanggaran tindak pidana lalu lintas.

Lalu dijelaskan dalam pasal 34 ayat 1 bahwa pemberian tanda yang dimaksud dilakukan dengan memberikan poin untuk setiap pelanggaran.

Baca juga: Bjorka Beraksi Lagi! Kali Ini Bocorkan 44 Juta Data MyPertamina

Adapun dijelaskan dalam pasal 35, poin untuk pelanggaran lalu lintas meliputi 5 poin, 3 poin, dan 1 poin. Kemudian pada pasal 38 disebutkan, pemilik SIM yang mencapai 12 poin akan dikenai sanksi penahanan sementara SIM atau pencabutan sementara SIM sebelum putusan pengadilan.

Nah jika poin pelanggar mencapai 12 poin dan SIM dicabut atau ditahan sementara, untuk mendapatkan SIM kembali maka pemilik SIM harus melaksanakan pendidikan dan pelatihan mengemudi.

Lalu disebutkan juga pada pasal 39 bahwa pemilik SIM yang mencapai 18 poin dikenai sanksi pencabutan SIM atas dasar putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

Setelah masa waktu sanksi pencabutan SIM berakhir, pemilik SIM dapat mengajukan permohonan SIM kembali dengan ketentuan harus melaksanakan pendidikan dan pelatihan mengemudi, serta mengikuti prosedur pembuatan SIM baru.

Apa saja pelanggaran-pelanggaran yang akan mendapat poin? Berikut ini rincian pelanggaran lalu lintas yang akan mendapat poin:

Baca juga: Usai Bocorkan Data MyPertamina, Bjorka Targetkan PeduliLindungi

Pelanggaran Hukuman 1 Poin

  • Perilaku yang mengganggu fungsi rambu, marka jalan, alat pemberi isyarat, fasilitas pejalan kaki, alat pengaman pengguna jalan - Pasal 275 ayat (1),
  • Ranmor umum dalam trayek tak singgah di terminal - Pasal 276,
  • Ranmor tanpa ban cadangan, segitiga pengaman, dongkrak, pembuka roda, dan p3k - Pasal 278,
  • Pengemudi tidak patuhi petugas kepolisian di jalan - Pasal 282,
  • Mengemudikan sepeda motor tak laik jalan- Pasal 285 ayat (1),
  • Melanggar aturan gerakan lalu lintas, parkir, tak memberi hak utama ranmor yang dapat prioritas, langgar aturan bergandengan dan penampatan dengan kendaraan lain - Pasal 287 ayat (3), (4), (6) ,
  • Tidak bisa menunjukan SIM yang sah - Pasal 288 ayat (2),
  • Tidak menggunakan sabuk pengaman - Pasal 289,
  • Tak pakai helm untuk ranmor selain sepeda motor tanpa rumah-rumah Pasal 290,
  • Pengendara dan penumpang sepeda motor tanpa helm - Pasal 291,
  • Berboncengan sepeda motor lebih dari 2 orang - Pasal 292,
  • Tidak menyalakan lampu ranmor di malam hari dan sepeda motor di siang hari - Pasal 293,
  • Belok dan balik arah tanpa sein - Pasal 294,
  • Berpindah lajur tanpa isyarat atau sein - Pasal 295,
  • Langgar jalur, tak berhenti saat turun naik penumpang, tidak menutup pintu saat jalan - Pasal 300,
  • Ranmor angkutan barang tidak menggunakan sesuai dengan kelas jalan - Pasal 301,
  • Ranmor angkutan penumpang umum ngetem sembarangan, tidak berhenti di halte, keluar trayek - Pasal 302,
  • Ranmor barang angkut orang - Pasal 303,
  • Penyalahgunaan izin ranmor angkutan orang dengan tujuan tertentu, tapi menaikan atau menurumkan penumpang lain sepanjang perjalanan- Pasal 304,
  • Ranmor angkutan barang tanpa dokumen perjalanan - Pasal 306.

Pelanggaran Hukuman 3 Poin

  • Ranmor yang dipakai di jalan dipasangi perlengkapan yang dapat mengganggu keselamatan berlalu lintas - Pasal 279,
  • Ranmor yang dipakai di jalan tidak dipasangi Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia - Pasal 280,
  • Ranmor tidak mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki atau pesepeda - Pasal 284,
  • Sepeda Motor yang dipakai di jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan
  • yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu
  • rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat
  • pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban - Pasal 285 ayat (2),
  • Ranmor beroda empat atau lebih di Jalan tidak memenuhi persyaratan laik jalan - Pasal 286,
  • Ranmor langgar marka jalan, alat pemberi isyarat, dan batas kecepatan - Pasal 287 ayat (1), (2), dan (5),
  • Ranmor tanpa STNK dan STCK, mobil roda empat atau lebih tanpa Surat Uji Berkala dan Tanda Lulus Uji Berkala - Pasal 288 ayat (1) dan (3),
  • tidak memasang segitiga pengaman, lampu isyarat peringatan bahaya, atau isyarat lain pada saat berhenti atau Parkir dalam keadaan darurat di jalan - Pasal 298,
  • Mengemudikan ranmor angkutan barang tidak memenuhi ketentuan tentang persyaratan keselamatan, pemberian tanda barang, parkir, bongkar dan muat, waktu operasi dan rekomendasi dari instansi
  • terkait - Pasal 305,
  • mengemudikan Ranmor Angkutan Umum Barang yang tidak mematuhi ketentuan mengenai tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi kendaraan - Pasal 307, dan
  • Mengemudikan ranmor umum tanpa izin - Pasal 308

Pelanggaran Hukuman 5 Poin

  • Tidak memiliki SIM - Pasal 281 jo ayat 1
  • Berkendara atau mengemudi tidak konsentrasi - Pasal 283 jo Pasal 106 ayat (1),
  • Kendaraan bermotor (ranmor) beroda empat atau lebih tidak dilengkapi persyaratan teknis - Pasal 285 ayat (2) jo Pasal 106 ayat (3) jo Pasal 48 ayat (2)
  • Ranmor beroda empat atau lebih tidak laik jalan Pasal 286 jo Pasal 106 ayat (3) jo Pasal 48 ayat (3),
  • Melanggar aturan perintah, rambu atau marka jalan - Pasal 287 ayat (1) jo Pasal 106 ayat (4) huruf c,
  • Langgar aturan perintah atau larangan alat pemberi isyarat lalu lintas - Pasal 287 ayat (1) jo Pasal 106 ayat (4) huruf b,
  • Langgar aturan gerakan lalu lintas - Pasal 287 ayat (2) jo Pasal 106 ayat (4) huruf c,
  • Ranmor di jalan yang melanggar aturan gerakan lalu lintas atau tata cara berhenti dan Parkir -Pasal 287 ayat (3) jo Pasal 106 ayat (4) huruf d,
  • Melanggar aturan batas kecepatan paling tinggi atau paling rendah - Pasal 287 ayat (5) jo Pasal 106 ayat (4) huruf g atau Pasal 115 huruf a,
  • Ranmor pada perlintasan antara kereta api dan Jalan yang tidak berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup, dan/atau ada isyarat lain - Pasal 296 jo Pasal 114 huruf a,
  • Ranmor berbalapan di Jalan - Pasal 297 jo Pasal 115 huruf b

(arm)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar