Teknologi.id - Ridwan Kamil, bakal calon gubernur DKI Jakarta, baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah sejumlah twit lamanya di platform Twitter (kini X) kembali diangkat dan viral di media sosial.
Twit-twit tersebut, yang sebagian besar berisi kritik dan sindiran terhadap kota Jakarta dan warganya, memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Menyadari dampak dari kicauan-kicauan lamanya, Ridwan Kamil atau yang akrab disapa RK, segera melayangkan permohonan maaf kepada publik.
Twit-twit lama RK yang kembali mencuat di media sosial diunggah dan dibagikan ulang oleh netizen dengan cepat. Salah satu twit yang paling banyak dibicarakan adalah sebuah pernyataan yang menggambarkan warga Jakarta dengan kata-kata: "Tengil, gaul, glamor, songong, pelit, gengsian, egois, pekerja keras, tahan banting, pamer, hedon. Itu karakter org JKT. #citybranding."
Pernyataan tersebut, yang ditulis RK sekitar 12-15 tahun lalu, menuai kontroversi karena dianggap kurang bijak dan merendahkan warga Jakarta.
RK yang kini maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta, berpasangan dengan politikus PKS Suswono, segera merespons dengan sebuah permintaan maaf yang diposting melalui akun X resminya, @ridwankamil, pada Minggu malam (25/8).
Baca juga: IKN Hanya untuk Kendaraan Listrik, Ridwal Kamil Janjikan Kota dengan Emisi Nol!
Dalam permintaan maaf tersebut, RK mengakui bahwa twit-twit lamanya mungkin kurang bijak dan sopan, serta bisa menyinggung perasaan banyak pihak.
"Bagaimanapun, untuk twit-twit saya yang lama, saya akui dulu saya kurang bijak dan mungkin kurang literasi, bahkan kurang sopan. Saya mohon maaf jika ada pihak-pihak yang tersakiti, terkritik, tersindir, atau terhina dengan cara saya bereskpresi. Semoga saya bisa lebih baik lagi ke depan. 2017-2018 saya pernah meminta maaf tentang hal-hal ini. Saya banyak belajar," demikian penggalan permohonan maaf RK yang diunggah di X.
https://x.com/ridwankamil/status/1827706215889334273
Alasan di Balik Twit Lama RK
RK menjelaskan bahwa twit-twit kontroversial tersebut ditulisnya ketika ia masih aktif bermain di media sosial dan belum menjadi seorang pejabat publik.
Pada saat itu, Twitter digunakan olehnya sebagai media untuk berekspresi secara bebas, sering kali dengan kritik pedas, sindiran tajam, dan bahkan komentar nyinyir. RK mengakui bahwa dirinya saat itu adalah seorang netizen yang marah dan julid.
"Saat itu, saya belum jadi pejabat publik, dan saya aktif bermain Twitter. Platform itu saya gunakan untuk berekspresi secara bebas. Kadang penuh kritik pedas, kadang nyinyir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah-bahkan julid," ungkapnya.
Namun, seiring berjalannya waktu dan karier politiknya yang mulai menanjak, RK mulai menyadari bahwa posisinya sebagai pejabat publik mengharuskannya untuk lebih bijak dalam berkomentar.
Setelah menjabar sebagai Wali Kota Bandung dan kemudian Gubernur Jawa Barat, RK mulai merasakan bagaimana rasanya menjadi pihak yang dikritik, disindir, dan dinyinyiri oleh netizen di media sosial. Pengalaman tersebut yang membuatnya merefleksikan kembali masa lalunya sebagai "netizen yang marah."
"Pada gilirannya Allah menakdirkan saya menjadi pejabat publik, dari walikota sampai gubernur. Saya giliran balik dikritik, disindir, dinyinyiri di media sosial. Saya sering mellihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar," ujarnya.
Baca juga: Kompilasi Pemikiran Inovatif Gubernur Ridwan Kamil di Instagram
RK menekankan bahwa setiap orang memiliki fase dalam hidup di mana mereka menjadi tukang protes atau anak muda yang penuh kritik dan sinisme. Namun, seiring berjalannya waktu, semua orang seharusnya melalui proses pembelajaran yang membuat mereka lebih bijaksana dan tahu diri.
Ia mengakui bahwa twit-twit yang ia tulis di masa lalu adalah bagian dari proses tersebut, dan ia berharap masyarakat dapat memaafkan kesalahan-kesalahan yang pernah ia lakukan.
"Semua orang juga berproses, harus menjadi lebih bijaksana dan tahu diri," kata RK.
RK juga menyampaikan bahwa ia telah melayangkan permintaan maaf serupa pada tahun 2017-2018, ketika beberapa twit lamanya juga sempat menjadi perbincangan. Ia mengaku banyak belajar dari pengalaman tersebut dan tidak berusaha membela diri atau membenarkan twit-twit lamanya.
Di akhir permintaan maafnya, RK kembali menegaskan bahwa ia telah belajar dari kesalahan-kesalahan di masa lalu dan berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya.
Reaksi Masyarakat terhadap Permintaan Maaf RK
Permintaan maaf yang dilayangkan oleh RK ini mendapat berbagai tanggapan dari publik. Sebagian besar masyarakat menghargai kejujuran dan keterbukaannya dalam mengakui kesalahan di masa lalu.
Namun, ada juga yang masih mempertanyakan keaslian permintaan maaf tersebut, mengingat posisinya saat ini sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
Meskipun demikian, langkah RK untuk mengakui dan meminta maaf atas twit-twit lamanya menunjukkan bahwa ia menyadari pentingnya perubahan sikap dan pembelajaran dari masa lalu.
Hal ini juga menjadi pelajaran bagi publik, khususnya para pengguna media sosial, bahwa apa yang kita tulis di masa lalu dapat kembali menghantui kita di masa depan, terutama ketika kita berada di posisi yang lebih penting atau lebih terlihat oleh publik.
Dengan permintaan maaf ini, RK berharap dapat melangkah maju dan fokus pada upayanya untuk berkontribusi bagi Jakarta sebagai calon gubernur.
Sebagai figur publik, ia menyadari bahwa setiap langkah dan kata-kata yang diucapkan akan selalu mendapat sorotan, dan oleh karena itu, ia berjanji untuk lebih bijak dalam bersikap dan berekspresi di masa depan.
Baca Berita dan Artikel lain di Google News.
(bmm)
Tinggalkan Komentar