Teknologi.id - Hacker Bjorka kembali mencuri perhatian dengan mengklaim bahwa saluran Telegram-nya yang diberi nama 'Bjorkanism' telah diblokir oleh platform tersebut, yang ia klaim dilakukan atas permintaan pemerintah Indonesia.
Pada saluran terbarunya, Bjorka menuliskan, "This is my new channel because Telegram has suspended my channel again because of a request from the Indonesian government," yang mengindikasikan bahwa pemerintah Indonesia telah meminta Telegram untuk memblokir saluran Bjorka.
Bjorka juga menyatakan bahwa dia tidak lagi mengandalkan Telegram karena platform tersebut telah melakukan pemblokiran secara berulang kali. Ia mengarahkan pengikutnya untuk mengunjungi situs web bjork.ai untuk mendapatkan akses ke saluran barunya setiap kali saluran Telegram-nya diblokir.
Selain itu, Bjorka juga mengumumkan bahwa dia akan membawa berita besar hari ini, meskipun belum ada informasi lebih lanjut mengenai berita besar apa yang dimaksud. Hal ini menimbulkan kecemasan dan ketertarikan, mengingat sebelumnya Bjorka telah membocorkan data pribadi dari pengguna IndiHome sebanyak 36 juta data pada bulan Agustus 2022. Dia juga mengungkapkan niatnya untuk membagikan database informasi pribadi pengguna MyIndiHome, sebuah aplikasi yang dibuat oleh Telkom Indonesia untuk pengguna IndiHome.
Tidak hanya itu, Bjorka juga mengklaim bahwa dia menjual akses ke database internal server Telkom Indonesia, tempat di mana data layanan perusahaan dan layanan klien mereka disimpan. Ia bahkan mengancam akan mengungkap lebih banyak tentang apa yang disebutnya sebagai "#TelkomIndonesiaOperation" di masa depan.
Mengatasi Aksi Peretasan Bjorka dan Memperkuat Keamanan Siber di Indonesia
Implikasi dari kegiatan Bjorka ini adalah adanya celah keamanan yang serius dalam infrastruktur teknologi dan data di Indonesia. Aksi peretasan ini tidak hanya merugikan individu yang menjadi korban pencurian data, tetapi juga mencoreng reputasi perusahaan dan lembaga pemerintah yang telah diincar oleh Bjorka.
Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi pemerintah Indonesia untuk memberikan perhatian serius terhadap meningkatkan keamanan siber dan perlindungan data. Upaya ini melibatkan kerjasama antara pemerintah, perusahaan, dan pengguna untuk memperkuat sistem keamanan dan mengurangi celah yang dapat dimanfaatkan oleh peretas. Perusahaan dan lembaga pemerintah juga harus meningkatkan kepekaan mereka terhadap serangan siber dan meningkatkan sistem pertahanan mereka untuk melindungi data sensitif dan privasi pengguna.
Baca juga: 6 Serba-serbi Tentang Bjorka, Hacker yang Retas Situs di Indonesia!
Kerja sama dengan platform-platform digital, seperti Telegram, juga penting dalam menghadapi peretasan dan memblokir akses dari pengguna yang melakukan kegiatan ilegal atau merugikan. Transparansi dalam proses investigasi dan penegakan hukum terhadap peretasan juga harus menjadi prioritas untuk mencegah serangan yang lebih lanjut dan memberikan efek jera kepada peretas lainnya.
Kesimpulannya, aksi peretasan yang dilakukan oleh Bjorka dan pengungkapan data sensitif menunjukkan adanya tantangan nyata dalam menjaga keamanan siber dan perlindungan data di Indonesia. Perlindungan terhadap data pribadi dan infrastruktur digital harus menjadi fokus utama pemerintah dan perusahaan untuk menjaga kepercayaan pengguna dan mencegah kerugian yang lebih lanjut. Dalam era digital yang semakin kompleks, kerjasama dan kolaborasi yang kuat antara semua pemangku kepentingan akan menjadi kunci dalam melawan ancaman siber.
Pemerintah Indonesia harus mengambil langkah-langkah yang tegas untuk meningkatkan keamanan siber dengan meningkatkan sumber daya manusia, teknologi, dan kerja sama internasional dalam memerangi kejahatan siber. Perusahaan dan organisasi juga harus meningkatkan sistem keamanan mereka dengan melibatkan perlindungan data dan deteksi serangan siber yang lebih kuat. Audit keamanan rutin harus dilakukan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki celah dalam infrastruktur mereka.
Baca juga: Bjorka Muncul Kembali, Bantah Terlibat dalam Peretasan Data Polri
Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ancaman siber dan pentingnya menjaga keamanan data pribadi. Pengguna harus menggunakan langkah-langkah keamanan yang tepat, seperti menggunakan kata sandi yang kuat, menghindari membuka tautan atau lampiran yang mencurigakan, dan memperbarui perangkat lunak keamanan mereka secara teratur.
Dalam jangka panjang, perlindungan terhadap keamanan siber dan data harus menjadi prioritas nasional. Ini melibatkan investasi dalam teknologi keamanan, pelatihan sumber daya manusia, dan pengembangan regulasi yang memadai untuk melindungi privasi dan keamanan data.
Dalam era digital yang terus berkembang, ancaman siber akan terus menjadi tantangan yang nyata. Namun, dengan tindakan yang tepat dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, perusahaan, dan pengguna, kita dapat menghadapi dan mengatasi ancaman tersebut. Perlindungan terhadap data sensitif dan infrastruktur digital adalah tanggung jawab bersama kita semua, dan keberhasilan kita dalam mengatasi ancaman siber akan berdampak pada keamanan dan kepercayaan di dunia digital.
Baca berita dan artikel lainnya di Google News.
Tinggalkan Komentar