Data Pengguna Telegram Iran dan Rusia Pernah Bocor

Fabian Pratama Kusumah . February 01, 2021

Foto: Movaci

Teknologi.id - Sebelumnya, WhatsApp menjadi banyak perbincangan setelah muncul notifikasi yang meminta persetujuan adanya kebijakan privasi baru dari pihak WhatsApp. Notifikasi tersebut banyak pihak yang mengartikan privasi pengguna menjadi tidak aman.

Imbas dari kebijakan baru WhatsApp tersebut, terjadi migrasi besar penggunanya yang beralih ke Telegram. Berbagai pihak menilai Telegram jauh lebih aman dari WhatsApp.

Ternyata, Telegram juga tidak lepas dari kebocoran data seperti aplikasi lainnya. Telegram merupakan aplikasi perpesanan yang berbasis cloud.

Baca juga: Menkominfo Ungkap Alasan Lelang Frekuensi 2,3 GHz Disetop

Diketahui Telegram pernah mengalami kebocoran data setelah peretas tak dikenal mengekspos detail pribadi penggunanya di forum darknet, menurut laporan dari publikasi Rusia Kod.ru yang dikutip dari Detik hari Selasa 02 Februari 2021.

Data yang mengalami kebocoran berupa nomor telepon, ID pengguna Telegram yang unik, dan informasi sensitif lainnya. Belum ada detail yang pasti mengenai jumlah pengguna yang terdampak dalam kasus tersebut, namun database tersebut berukuran sekitar 900 mb.

Menurut Kod.ru, informasi tersebut didapatkan dari fitur ekspor kontak bawaan aplikasi Telegram, yang digunakan saat pendaftaran pengguna.

Baca juga: Masa Depan WhatsApp: Tumbang atau Berlanjut?

Sebagian besar data yang terpapar sudah terjadi lama, 84% di antaranya dikumpulkan sebelum pertengahan 2019 dan sekitar 60% di antaranya tidak relevan.

Dalam laporan tersebut dikatakan bahwa 70% dari akun yang bocor merupakan pengguna di Iran dan 30% lainnya berasal dari negara Rusia.

"Saat mengecek program, editor Kod.ru menemukan nomor telepon dengan nama panggilan di Telegram, termasuk nomor editornya. Selain itu, file tersebut juga berisi pengenal pengguna unik di messenger. Saat ini, tidak jelas persis berapa banyak pengguna yang ada di database," lapor Kod.ru disadur dari Detik yang dikutip dari Ciso Mag.

Telegram pun mengeluarkan pernyataan terkait kerentanan fitur ekspor kontak bawaan yang menjadi perhatian utama untuk semua aplikasi messenger berbasis kontak.

Baca juga: Cara Otomatis Hapus Email dari Pengirim yang Diblokir di iOS

"Seperti messenger berbasis telepon lainnya (Facebook Messenger, WhatsApp, Viber), Telegram memungkinkan Anda untuk melihat kontak mana yang juga menggunakan aplikasi ini. Sayangnya, aplikasi berbasis kontak apa pun menghadapi tantangan pengguna jahat yang mencoba mengunggah banyak nomor telepon dan membangun basis data yang mencocokkannya dengan ID pengguna - seperti ini," kata Telegram dalam sebuah pernyataan.

Kasus ini bukan pertama kali yang terjadi pada Telegram, pada Juni 2019, Telegram mengalami serangan DDoS (Distributed Denial of Service) yang memengaruhi pengguna di AS, Hong Kong, dan negara lain.

Telegram memberi penjelasan di Twitter untuk memberi tahu penggunanya. "Kami saat ini mengalami serangan DDoS yang kuat, pengguna Telegram di Amerika dan beberapa pengguna dari negara lain mungkin mengalami masalah koneksi," tulis Telegram dalam cuitannya di Twitter.

Semua aplikasi khususnya yang menggunakan internet dan memiliki database, sangat sulit untuk menjamin keamanan hingga 100%. Yang dapat dilakukan adalah memakai aplikasi dengan bijak dan hati-hati dalam mengunggah data privasi.

(fpk)


author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar