Pekerjaan Aman dari AI? Bapak AI Sarankan Anak Muda Belajar Jadi Tukang Ledeng

I Putu Eka Putra Sedana . August 21, 2025

pekerjaan yang aman dari AI

Teknologi.id - Di tengah gempuran teknologi dan kecerdasan buatan (AI) yang semakin canggih, banyak generasi usia produktif mulai bertanya-tanya: pekerjaan apa yang masih relevan dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan?

Ketika AI sudah bisa mengambil alih tugas administratif, analitis, hingga kreatif, muncul keraguan besar: apakah gelar sarjana masih menjamin masa depan yang stabil?

Tokoh besar AI dunia, Geoffrey Hinton, dalam wawancaranya di podcast The Diary of a CEO, menyebut bahwa profesi tukang ledeng justru menjadi salah satu pekerjaan yang paling aman dari ancaman otomatisasi.

Baca juga: Daftar 40 Pekerjaan yang Berpotensi Digantikan AI Versi Microsoft

Kenapa AI Tidak Bisa Menggantikan Tukang Ledeng?

Hinton menegaskan bahwa AI masih punya kelemahan besar: manipulasi fisik dan ketidakpastian lingkungan nyata.

  • Tidak ada dua saluran air yang sama.

  • Tekanan air tidak selalu stabil.

  • Setiap kerusakan punya kondisi unik yang tidak bisa dijelaskan manual.

Kemampuan manusia untuk menilai situasi langsung, beradaptasi, dan menemukan solusi praktis masih belum bisa ditandingi mesin.

AI mungkin bisa menganalisis data dalam hitungan detik, tapi AI tidak bisa menyelinap di bawah wastafel, memanjat tangga, atau mengencangkan katup.

Inilah yang membuat pekerjaan seperti tukang ledeng, teknisi listrik, dan tukang kayu lebih aman dari disrupsi AI.

Gaji Tukang Ledeng: Lebih Tinggi dari yang Dibayangkan

Banyak orang masih menganggap profesi tukang ledeng sebagai pekerjaan kelas bawah. Namun, faktanya justru sebaliknya.

  • Di Indonesia, gaji tukang ledeng berkisar Rp 4,25 juta – Rp 4,89 juta per bulan (Jobstreet). Angka ini tidak jauh berbeda dengan gaji awal lulusan S1.

  • Di Jerman, tukang ledeng bisa mendapat sekitar €4.655 atau Rp 88,2 juta per bulan.

  • Di Amerika & Kanada, upah per jam tukang ledeng mencapai Rp 487 ribu – Rp 380 ribu.

Data ini menunjukkan bahwa pekerjaan fisik justru semakin bernilai di era teknologi, terutama karena tidak bisa digantikan mesin.

Gen Z Mulai Beralih: Dari Gelar ke Keterampilan

Sebuah survei Harris Poll untuk Intuit Credit Karma mengungkap bahwa banyak lulusan S1 generasi Z kini mulai mempertimbangkan karier non-akademik.

Alih-alih bekerja kantoran, mereka memilih berlatih menjadi tukang ledeng atau teknisi listrik.
Alasannya jelas: gelar sarjana tidak lagi menjamin pekerjaan yang stabil.

Fenomena ini menunjukkan adanya perubahan paradigma besar. Pekerjaan tidak lagi dilihat dari status sosial, melainkan dari keberlanjutan, stabilitas, dan relevansi.

Kantor Lebih Rentan Digantikan AI

Menurut Hinton, justru pekerjaan berbasis kantor yang paling berisiko.
Profesi seperti asisten hukum, paralegal, analis data, dan staf administrasi lebih mudah digantikan AI karena berbasis pengolahan data.

Sebaliknya, pekerjaan yang melibatkan keterampilan manual dan interaksi langsung dengan lingkungan fisik jauh lebih sulit diotomatisasi.

Baca juga: Pencipta ChatGPT Sam Altman: Pekerjaan Ini Akan Hilang Total karena AI!

Keterampilan Praktis = Investasi Masa Depan

Di era AI dan ketidakpastian ekonomi, satu hal menjadi jelas: keterampilan praktis adalah aset baru yang bernilai tinggi.

Profesi seperti tukang ledeng, teknisi listrik, hingga pekerja konstruksi bukan hanya aman dari otomatisasi, tapi juga semakin dihargai secara ekonomi.

Bagi generasi usia produktif, memilih karier berbasis keterampilan langsung bukan langkah mundur. Sebaliknya, itu adalah strategi cerdas untuk bertahan hidup di dunia kerja masa depan.

Karena pada akhirnya, di tengah dunia yang semakin otomatis, manusia yang bisa menyelesaikan masalah nyata akan selalu dibutuhkan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(ipeps)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar