Keren! Teknologi Baru Ubah Uap Air Laut Jadi Pemasok Air Minum Tanpa Batas

Cahyaning Tyas Agpri . December 29, 2022

Foto: Science Alert

Teknologi. id - Saat ini, bumi kita sedang mengalami krisis air bersih. Tidak ada cukup air bersih untuk keberlangsungan hidup manusia beberapa tahun mendatang. 

Sudah banyak kasus kekurangan air muncul di berbabagai belahan dunia. Hal yang dilakukan untuk menangani kasus kekurangan air tersebut adalah dengan mendaur ulang air yang sudah kita gunakan dan juga mensosialisasikan kepada semua orang untuk mulai menghemat penggunaan air bersih. 

Namun, sekedar mendaur ulang dan menghemat tidaklah cukup untuk memastikan tersedianya air bersih di tahun-tahun mendatang. Ilmuan perlu menemukan sumber air bersih baru untuk menopang kehidupan dan juga memenuhi kebutuhan manusia.

Sebuah studi baru menguraikan bahwa struktur bercocok tanam dapat digunakan untuk mengubah uap di atas lautan menjadi air bersih yang dapat dikonsumsi. Hal tersebut membuat, uap air di atas lautan, salah satu sumber yang hingga saat ini belum dimanfaatkan bisa menjadi sumber baru bagi manusia mendapatkan air bersih. 

Ilustrasi sistem ekstrasi uap air oleh Praven Karmen. Foto: Science Alert

Akan berukuran sekitar 210 meter dengan lebar 100 meter, struktur yang diusulkan akan meniru siklus alami dari cara menghasilkan air, teknologi ini nantinya akan dapat mengubah uap air di atas lautan menjadi air bersih siap konsumsi. Saat ini, peneliti sedang menghitung jumlah kelembaban yang dapat diekstrasi di 14 lokasi di seluruh dunia. Nantinya, hanya dengan satu dari instalasi ini akan berpotensi memenuhi kebutuhan air minum harian bagi 500.000 orang.

Baca juga: Naegleria Fowleri, Amoeba Pemakan Otak yang Merenggut Nyawa Pria 50 Tahun di Korsel

Teknologi sistem ekstrasi uap air ini nantinya akan mengangkut udara lembab (uap) menuju pantai terdekat. Lalu, dengan sistem yang ada, udara lembab tersebut akan didinginkan sehingga dapat mengembunkan uap air menjadi cairan. Pada proses akhir, sistem ini akan mengumpulkan cairan yang sudah dihasilkan.

Menurut Francina Dominguez, seorang ilmuan atmosfer dari University of Illinois, teknologi ini belom pernah terpikirkan dan dilakukan sebelumnya. Hal tersebut mungkin dikarenakan para peneliti lainnya terlalu berfokus pada solusi berbasis lahan untuk menangani kelangkaan air yang sedang terjadi.

Peneliti juga terus mempertimbangkan konsekuensi potensial dari perubahan iklim yang ada dalam penelitian yang mereka lakukan. Namun, mereka dapat memastikan, seperti yang sudah di publikasikan pada Scientific Reports, bahwa teknologi yang sedang mereka kembangkan ini akan tetap bisa berfungsi ketika dunia menghangat atau mengalami perubahan iklim.

Teknologi ini akan sangat berguna sebagai solusi dari masalah kelangkaan air, yang parahnya sangat berdampak bagi orang menengah ke bawah di berbagai belahan dunia. Kelangkaan air yang terjadi sangat memengaruhi kesehatan, keamanan, serta pendapatan dari masyarakat terdampak.

Diharapkan bisa menjadi teknologi yang bisa memaksimalkan sumber air bersih baru, sistem ini diklaim bisa membuat perubahan besar tanpa harus merusak ekosistem atau lingkungan sekitar.

(cta)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar