Teknologi.id - Bagi sebagian besar pengguna smartphone Android, istilah 'root' atau 'rooting' tentunya sudah bukan hal yang asing lagi. Entah pernah mendengar, sering mendengar, atau bahkan sudah pernah coba melakukannya.
Bagi yang belum tahu, root yang secara harfiah berarti akar dalam bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai proses untuk membuka seluruh akses sistem Android hingga ke akar-akarnya.
Fungsinya tentu saja agar pengguna bisa lebih leluasa dalam melakukan setting atau bahkan mengutak-atik sistem perangkat Android-nya sedemikian rupa.
Namun, bila belum benar-benar paham tentang root Android, jangan sekali-sekali melakukannya pada smartphone kalian. Karena, selain keuntungan beragam yang didapat, risikonya pun tak main-main, lho.
Baca juga: 7 Aplikasi Edit Video Berbasis Web Gratis
Diizinkan Google
Pihak Google selaku pemilik Android, tidak melarang pengguna untuk memodifikasi sistem operasinya, karena sistem operasi Android sendiri memang mempunyai basis Linux, yang artinya kita dapat memodifikasi sistem operasi ini sesuai kemauan pengguna alias open source.
Meski begitu, ada juga beberapa produsen smartphone yang mengunci sistem operasi Android atau biasa disebut Lock Bootloader di perangkatnya, seperti HTC, Sony, ASUS, dan perangkat keluaran Google.
Namun untuk perangkat keluaran Google, pihaknya secara terbuka memberikan kemampuan kepada para pengguna untuk membuka kunci perangkatnya dan bahkan mengganti sistem operasi secara penuh.
Baca juga: Begini Caranya Mengubah Tampilan WhatsApp Web Jadi Dark Mode
Keuntungan Root Android
Keuntungan yang ditawarkan melalui proses root di smartphone Android begitu beragam. Hal inilah yang lantas menjadi iming-iming para pengguna untuk melakukan root pada perangkatnya. Beberapa keuntungan jika melakukan root Android adalah sebagai berikut:
1. Bebas Install Aplikasi
Pada kondisi non-root, kita dibatasi dalam memakai aplikasi yang hanya butuh akses sistem biasa saja.Tapi, lain cerita kalau smartphone Android sudah di-root, kita bisa menginstal aplikasi apa pun, baik itu yang support root, maupun tidak. Selain itu, kita juga bisa mengaktifkan fitur-fitur pada aplikasi yang sebelumnya tidak bisa diaktifkan dengan mode non-root.
Foto: AndroidPIT
2. Hapus Aplikasi Bawaan
Seperti yang sempat disinggung di atas, beberapa vendor kerap menyematkan aplikasi-aplikasi bawaan pada smartphone pengguna, yang pastinya akan memakan memori internal dan juga RAM lebih banyak di smartphone.
Sayangnya, kamu tidak bisa begitu saja menghapus aplikasi bawaan atau yang biasa disebut bloatware tersebut, dibutuhkan akses root di perangkatmu agar bisa leluasa menghapusnya.
3. Backup dan Restore Aplikasi
Salah satu cara agar smartphone kamu tetap dalam kondisi yang prima adalah dengan rutin melakukan Factory Reset. Nah, pasti kamu akan merasa repot jika harus menginstall ulang semua aplikasi.
Cara paling ampuh dan mudah adalah dengan mem-backup semua aplikasi lewat Titanium Backup. Sayangnya, Titanium Backup sendiri harus mempunyai akses root untuk melakukan backup dan restore aplikasi yang ada di smartphone kamu.
4. Kontrol Kernel dan CPU
Dengan adanya akses root di smartphone, kamu bisa melakukan overclock pada CPU smartphone kamu. Overclock sendiri dapat diartikan sebagai memaksa prosesor untuk dapat melakukan pekerjaannya sampai pada batas maksimalnya.
Sudah pasti, dengan di-overclock-nya prosesor, smartphone kamu akan terasa lebih cepat dan ringan.
5. Menghindari Wakelock
Wakelock adalah kondisi dimana sistem yang terbangun oleh aplikasi-aplikasi yang terus menerus berjalan di background. Kondisi ini pastinya dapat membuat smartphone kamu terasa lebih lambat dan cepat menghabiskan baterai juga.
Untuk mengatasinya, kamu bisa menggunakan aplikasi Greenify yang akan membuat aplikasi masuk ke mode hibernasi saat tidak digunakan.
Tapi, lagi-lagi kamu harus mempunyai akses root untuk mendapatkan keuntungan root yang satu ini.
6. Tweak Performa dengan Build.prof
Salah satu cara untuk memaksimalkan kinerja smartphone Android adalah dengan cara mengedit file build.prop yang dapat kamu akses di /system/build.prop. Kamu juga bisa melakukan tweak pada baterai, memori, dan masih banyak lagi lewat file ini.
Sayangnya, direktori ini hanya bisa diakses dengan file manager yang mempunyai kemampuan untuk masuk ke direktori Root.
7. Install Custom ROM
Pada kondisi default atau bawaan, sistem operasi yang terinstal di Android merupakan stock ROM, alias ROM yang terinstal langsung dari pabrik. ROM pabrikan tersebut biasanya memiliki tampilan yang tidak begitu bervariasi.
Namun dengan adanya akses root, kamu bisa menginstall ROM Custom yang bisa membuat tampilan Android menjadi beda dari yang lain. Ada banyak fitur unik yang bisa ditambahkan sehingga smartphone Android bisa terlihat lebih personal.
Baca juga: Beranda Berita Diskusi Pertanyaan Terbaru Daftar Gratis Masuk Tips Jitu Sembunyikan Aplikasi di Ponsel Android
Risiko Root Android
Selain keuntungan, tentunya ada juga risiko yang harus ditanggung bila mencoba membuka akses root di smartphone Android. Berikut adalah resiko root pada smartphone Android:
1. Garansi Hangus
Membuka akses root di smartphone Android akan membuat garansinya hangus alias tidak dapat digunakan. Alasannya, para vendor pastinya akan melihat smartphone tersebut telah di-root dan sistemnya sudah diubah oleh pengguna.
Jadi, jika ingin melakukan root pada smartphone Android-mu, usahakan untuk melakukannya setelah masa garansi habis.
2. Tidak Mendapat Update OS
Bagi smartphone Android yang sudah di-root, tidak akan mendapat otomatis update OS secara OTA (Over the Air). Hal ini dikarenakan sistem yang ada di smartphone sudah dimodifikasi bukan oleh pengembang.
Tentunya ini menjadi sebuah kerugian, karena biasanya setiap update OS memiliki update yang penting untuk mendukung kinerja dan keamanan smartphone.
3. Rentan Kena Virus
Smartphone yang sudah di-root lebih rentan terkena virus karena pengguna sudah mengijinkan aplikasi dan sistem modifikasi yang tidak resmi untuk diinstall dalam smartphone.
Toko aplikasi resmi Play Store saja banyak yang disisipi virus dan bisa menginfeksi smartphone, apalagi yang tidak resmi? Makanya, lebih baik pikir dua atau tiga kali sebelum rooting smartphone kamu.
4. Penurunan Performa
Proses tweaking atau menambahkan sistem dari luar untuk smartphone yang telah di-Root justru dapat menjadi bumerang untuk smartphone Android kamu, lho.
Faktornya bisa karena terlalu banyak tweak, atau karena tweak tersebut tidak cocok untuk smartphone kamu.
5. Kerusakan Sistem dan Hardware
Salah satu resiko terbesar dari root Android adalah kerusakan sistem dan hardware yang membuat smartphone rusak total. Ada beberapa hal yang bisa terjadi. Bootloop atau mati total bisa terjadi jika proses root tiba-tiba berhenti di tengah jalan. Solusinya Kamu harus install sistem Android yang baru sesuai yang digunakan sebelumnya.
Bisa juga mengakibatkan banyak fungsi smartphone tidak berfungsi, seperti Bluetooth dan Wi-Fi yang tidak bisa diaktifkan atau kamera gagal berfungsi. Selain itu smartphone jadi sering restart sendiri dan yang terparah adalah hardbrick yang artinya ponsel mati total dan tidak bisa dihidupkan lagi.
(dwk)
Tinggalkan Komentar