Teknologi.id - Israel saat ini sedang menghadapi ancaman serius dari virus mematikan yang dikenal sebagai Virus West Nile. Wabah ini telah menyerang sekitar 100 orang di seluruh negeri, dengan sebagian besar kasus dilaporkan di wilayah tengah Israel.
Beberapa pasien yang terinfeksi berasal dari daerah Sharon dan telah dirawat di Meir Medical Center di Kfar Sabar. Menurut laporan dari Jerusalem Post, delapan orang di antara mereka kini dirawat di ruang perawatan intensif dengan kondisi kritis dan dibius.
Sheba Medical Center juga telah melaporkan adanya enam pasien yang dirawat akibat infeksi Virus West Nile, di mana tiga orang di antaranya dalam kondisi kritis. Lebih lanjut, Rabin Medical Center-Beilinson Campus telah melaporkan lima pasien meninggal akibat virus ini, sementara delapan kasus lainnya masih belum teridentifikasi.
Meir Medical Center, di sisi lain, menangani 25 pasien demam dengan dua orang dalam kondisi serius, dan pasien tambahan lainnya sedang dirawat di Rumah Sakit Ichilov Tel Aviv.
Gejala Virus West Nile
Virus West Nile dikenal memiliki gejala yang mirip dengan flu, sehingga seringkali sulit untuk dibedakan dengan infeksi flu biasa. Gejala-gejala tersebut meliputi demam, sakit kepala, lemas, nyeri sendi dan otot, konjungtivitis (radang mata), ruam, mual, dan diare.
Namun, ada juga beberapa kasus di mana infeksi ini tidak menunjukkan gejala apapun, membuatnya semakin sulit untuk dideteksi secara dini. Secara umum, Virus West Nile dianggap sebagai penyakit yang ringan. Namun, dalam beberapa kasus, virus ini dapat menyebabkan kondisi yang sangat parah dan bahkan kematian.
Baca juga: Mengenal STSS, Bakteri "Pemakan Daging" yang Menyebabkan Kematian di Jepang
Asal Usul dan Penyebaran Virus West Nile
Virus West Nile berasal dari burung. Penyebaran virus ini terjadi ketika nyamuk menggigit burung yang telah terinfeksi dan kemudian menularkan virus tersebut ke manusia atau hewan lain melalui gigitan berikutnya. Ini menandakan bahwa nyamuk merupakan vektor utama dalam penyebaran virus ini. Dengan adanya musim panas yang hangat dan lembap, populasi nyamuk cenderung meningkat, sehingga risiko penularan virus ini juga meningkat.
Penyebaran virus ini bukanlah fenomena baru. Virus West Nile pertama kali terdeteksi di wilayah West Nile, Uganda, pada tahun 1937. Sejak saat itu, virus ini telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Di Israel, wabah virus ini telah terjadi beberapa kali dalam beberapa dekade terakhir, namun wabah kali ini tampaknya lebih serius dengan jumlah korban yang lebih banyak.
Penanganan dan Pencegahan
Penanganan terhadap infeksi Virus West Nile umumnya bersifat suportif, karena hingga saat ini belum ada pengobatan spesifik atau vaksin yang tersedia untuk penyakit ini.
Pasien yang terinfeksi biasanya diberikan perawatan untuk mengurangi gejala-gejala yang muncul, seperti pemberian obat penurun demam, analgesik untuk mengurangi nyeri, serta cairan intravena untuk mencegah dehidrasi. Namun, pencegahan tetap menjadi langkah terbaik untuk menghindari infeksi Virus West Nile. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
- Menghindari Gigitan Nyamuk: Penggunaan obat nyamuk, baik yang dioleskan pada kulit maupun dalam bentuk semprotan untuk lingkungan, dapat membantu mengurangi risiko gigitan nyamuk. Selain itu, menggunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh saat berada di luar rumah, terutama pada waktu-waktu di mana nyamuk paling aktif (pagi dan sore hari), juga sangat dianjurkan.
- Menghilangkan Tempat Berkembang Biak Nyamuk: Nyamuk biasanya berkembang biak di genangan air. Oleh karena itu, menghilangkan atau mengosongkan tempat-tempat yang bisa menjadi genangan air, seperti wadah air, talang, dan ban bekas, dapat membantu mengurangi populasi nyamuk di sekitar rumah.
- Penggunaan Kelambu: Menggunakan kelambu pada tempat tidur, terutama untuk anak-anak dan orang tua yang rentan terhadap gigitan nyamuk, dapat memberikan perlindungan tambahan selama tidur.
- Penyemprotan Insektisida: Di beberapa daerah, pemerintah setempat melakukan penyemprotan insektisida untuk mengurangi populasi nyamuk. Partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung program ini sangat penting untuk keberhasilannya.
Langkah-langkah pencegahan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan melindungi diri dari gigitan nyamuk adalah kunci dalam menghadapi wabah ini. Dengan kerja sama antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat, diharapkan wabah ini dapat segera teratasi dan tidak menimbulkan korban lebih banyak lagi.
Baca Berita dan Artikel lain di Google News.
(bmm)
Tinggalkan Komentar