Teknologi.id - Meski membeli ponsel baru bisa mendapatkan berbagai keuntungan seperti garansi, aksesoris original, serta kelengkapan yang sesuai paket, namun tak sedikit pula orang-orang yang memilih untuk membeli ponsel bekas atau second.
Rata-rata alasan orang yang pilih membeli ponsel bekas biasanya karena harganya yang lebih murah dari ponsel baru, serta sadar bahwa ponsel adalah aset konsumtif, dimana nilainya akan terus turun dari waktu ke waktu.
Namun, dalam belantika jual beli ponsel bekas, saat ini juga hadir yang namanya ponsel rekondisi atau reconditioned/refurbished dalam istilah bahasa Inggris.
Nah, bagi kalian yang berminat membeli ponsel, sebaiknya ketahui dulu bedanya ponsel bekas (second) dengan ponsel rekondisi (refurbish). Apa saja sih perbedaannya? Mana yang lebih baik dipilih?
Baca juga: Viral, Putra Siregar Pemilik PStore Diciduk Bea Cukai, Kenapa?
1. DefinisiDefinisi menurut namanya, kita tahu bahwa ponsel bekas berarti ponsel yang telah dipakai oleh orang lain, baik itu tangan pertama, kedua, dan seterusnya. Semua ponsel yang telah mengalami pergantian sparepart bukan oleh pabrikan resmi ponsel tersebut, maka ponsel tersebut biasanya hanya dapat dijual sebagai ponsel bekas.
Berbeda dengan ponsel rekondisi, ini diartikan sebagai ponsel yang telah dimiliki dan digunakan oleh seseorang yang telah dikirim kembali karena suatu kesalahan dan telah diperbaiki oleh pabrikan, atau perusahaan yang diotorisasi oleh pabrikan untuk dijual kembali.
Ponsel rekondisi bisa dibedakan menjadi dua, yaitu rekondisi pabrikan dan rekondisi standar atau vendor. Ponsel rekondisi pabrikan berarti perangkat tersebut diperbarui oleh pabrikan resmi, sementara ponsel rekondisi vendor berarti direkondisi oleh selain pabrikan.
2. Kualitas
Pada ponsel bekas, kualitasnya bisa bervariasi tergantung pemakaian pengguna sebelumnya. Ada kalanya ponsel bekas masih dalam kondisi yang bagus karena hanya dipakai sesekali oleh penggunanya. Namun tak sedikit ponsel bekas yang dijual dalam keadaan yang cukup mengenaskan.
Kita tidak bisa menjamin apakah ponsel bekas yang dijual benar-benar dalam kondisi yang bagus atau tidak. Bisa saja seseorang menjual ponsel bekas dalam kondisi yang tidak baik meskipun ponsel tersebut hanya sesekali ia gunakan. Kita tidak bisa mengetahui hal tersebut hingga kita memeriksanya secara langsung dan teliti.
Lain hal dengan ponsel rekondisi. Ketika calon ponsel rekondisi dikirim ke pabrikan atau dealer resmi, ponsel tersebut kemudian diperiksa apakah masih berfungsi atau tidak. Ponsel yang diverifikasi sebagai berfungsi akan dijual kembali dengan harga yang lebih murah.
Sementara jika ponsel tersebut perlu diperbaiki, maka perusahaan yang melakukan perbaikan mungkin perlu menggunakan komponen yang disetujui oleh pabrikan. Sebagai gantinya, ponsel tersebut biasanya akan diberikan garansi. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua bagian ponsel tunduk pada batasan ini (ketentuan setiap pabrikan mungkin berbeda-beda).
3. Tingkatan Kualitas
Sekali lagi, sebuah ponsel bekas tidak memiliki tingkatan kualitas yang pasti. Untuk menarik perhatian pembeli, biasanya para penjual ponsel bekas akan menuliskan kualitas perangkat dalam persen pada kolom deskripsi (jika ditawarkan secara online melalui marketplace tertentu).
Namun tentu saja nilai tersebut juga tidak bisa menjamin kualitas perangkat sebenarnya. Umumnya nilai yang diberikan hanyalah perkiraan subjektif semata yang bisa berarti sesuai, lebih baik, atau bahkan lebih buruk. Semua itu bisa tergantung pada kejujuran si penjual.
Dalam kasus ponsel rekondisi, perangkat yang ditawarkan sering memiliki tingkatan kualitas yang baku. Umumnya ponsel rekondisi dijual dalam tiga tingkatan kualitas, yaitu grade A (menawarkan kualitas terbaik), grade B (menawarkan kualitas baik), dan grade C (menawarkan kualitas terendah dari perangkat yang diperbaharui).
Kita ambil contoh perangkat iPhone. iPhone rekondisi grade A berarti berada dalam kondisi yang sangat baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda penggunaan sebelumnya (minim lecet, goresan dan tanda bekas pemakaian atau bahkan bebas dari semua itu).
Sementara, iPhone rekondisi grade B dikirim ke pabrikan atau dealer untuk diuji secara menyeluruh dan dipastikan berfungsi. Namun ponsel tersebut mungkin memiliki sedikit goresan ringan pada bagian tubuh tertentu.
Yang terakhir adalah iPhone rekondisi grade C dengan kualitas paling rendah di antara grade yang lain, namun tentunya dijual lebih murah. Ponsel ini telah melalui pengujian dan dikonfirmasi berfungsi. Hanya saja ponsel rekondisi grade C cenderung menunjukkan tanda-tanda penggunaan yang berat atau bahkan berlebihan oleh pemilik sebelumnya.
Penggunaan sistem grade atau kelas untuk ponsel rekondisi adalah yang paling umum di pasaran. Akan tetapi, tidak semua penjual menerapkan sistem tersebut. Ada kalanya mereka hanya menandai ponsel rekondisi dengan sebutan ‘excellent’ atau ‘seperti baru’ (setara dengan grade A) dan ‘good‘ atau ‘berfungsi normal’ yang setara dengan grade B.
Baca juga: Usai Putra Siregar, Bea Cukai Sasar Toko Ponsel Ilegal Lain
4. Harga
Sebuah ponsel dengan model X misalnya, bisa memiliki harga jual yang berbeda antara yang bekas dan rekondisi. Penjual ponsel bekas biasanya menawarkan harga yang sesuai dengan kondisi barang atau mengikuti harga pasaran.
Ponsel rekondisi dibanderol berdasarkan tingkatan kualitasnya. Tentunya sebelum menetapkan harga, pabrikan telah melakukan hitung-hitungan ketika hendak memasarkan ponsel rekondisi mereka.
Adanya tingkatan kualitas pada ponsel rekondisi dapat membantu calon pembeli menyesuaikan budget yang mereka miliki. Selain itu, membeli ponsel rekondisi lebih menguntungkan karena perangkat telah diperiksa dan diuji secara menyeluruh untuk memastikan mereka berfungsi dengan baik.
Tentu saja membeli ponsel bekas juga bisa lebih menguntungkan daripada membeli ponsel rekondisi. Hal itu bisa terjadi jika si penjual menawarkan barangnya di bawah harga pasar dan kita tahu kalau barangnya dalam kondisi yang sangat bagus. Namun hal seperti ini lebih sering untung-untungan.
5. Kelengkapan dan Garansi
Kelengkapan sebuah ponsel bekas bisa berbeda satu sama lain dan hal ini berpengaruh pada harga jualnya. Ada kalanya ponsel bekas dijual dengan kondisi aksesoris lengkap dan original. Namun tak sedikit yang hanya terdiri dari unit ponsel, pengisi daya dan kabel data atau bahkan hanya unit ponsel saja.
Begitu juga dengan garansi. Ada kalanya ponsel bekas memiliki garansi yang masih panjang dan ada pula yang habis masa garansinya. Hal ini dapat menandakan seberapa lama perangkat tersebut telah digunakan.
Hal yang sama bisa terjadi pada ponsel rekondisi. Namun ponsel rekondisi biasanya dijual termasuk kabel atau pengisi daya. Juga tidak dapat dijamin apakah kamu akan menerima aksesoris yang lain yang pada awalnya dibundel dengan ponsel, seperti headphone dan casing.
Ponsel rekondisi juga mungkin tidak dijual dengan kemasan aslinya. Jika kamu membeli ponsel rekondisi, barang kemungkinan dikemas dalam kotak polos atau kemasan bermerek operator jaringan.
Garansi pada ponsel rekondisi dapat tergantung di mana kamu membeli barang tersebut. Jika kamu membelinya dari jaringan atau penjual besar, kamu biasanya akan mendapatkan garansi hingga 12 bulan. Jadi, kamu harus pilih-pilih tempat jika ingin membeli ponsel rekondisi agar bisa mendapat garansi yang bernilai.
(dwk)
Tinggalkan Komentar