Teknologi.id - Indonesia, sebagai salah satu negara penghasil kelapa terbesar di dunia, memiliki potensi besar dalam memanfaatkan sumber daya alamnya untuk berbagai keperluan. Salah satu inovasi terbaru yang menarik perhatian adalah upaya BRIN atau Badan Riset dan Inovasi Nasional dalam mengembangkan teknologi untuk mengubah minyak kelapa menjadi bahan bakar pesawat atau bio-jet fuel. Penelitian ini dipimpin oleh Deliana Dahnum, seorang peneliti dari Pusat Riset Kimia BRIN.
Peningkatan emisi karbon dioksida dari sektor penerbangan menjadi salah satu penyebab utama perubahan iklim. Menurut Deliana Dahnum, sektor penerbangan menyumbang sekitar 11-12% emisi karbon dioksida di lingkungan dan sekitar 2% dari emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu, diperlukan solusi alternatif yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif ini. Salah satu solusi yang diusulkan adalah penggunaan bio-jet fuel yang terbuat dari minyak kelapa.
Untuk mengubah minyak kelapa menjadi bio-jet fuel, diperlukan proses katalisis dengan bantuan katalis yang efisien. BRIN mengembangkan katalis berbasis Metal-Organic Frameworks (MOFs), sebuah material inovatif yang diharapkan mampu mengubah minyak kelapa menjadi bio-jet fuel secara produktif dan efektif. Katalis MOFs memiliki keunggulan seperti luas permukaan yang besar dan banyaknya sisi aktif yang dapat mempercepat proses konversi.
Baca juga: Mengubah Industri Perhotelan dengan Inovasi dan Teknologi Ramah Lingkungan
Proses pembuatan bio-jet fuel dimulai dengan hidroproses, di mana minyak kelapa diolah melalui katalis MOFs. Proses ini telah mencapai tahap uji coba laboratorium dan menunjukkan hasil yang menjanjikan. Deliana dan timnya telah melakukan berbagai uji alat untuk memastikan bahwa katalis yang dikembangkan mampu mengkonversi minyak kelapa menjadi bio-jet fuel dengan efisiensi tinggi.
Katalis Metal-Organic Frameworks (MOFs) memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya sangat efektif dalam berbagai aplikasi, termasuk konversi minyak kelapa menjadi bio-jet fuel. Berikut adalah beberapa keunggulan utama MOFs:
- Luas Permukaan yang Besar: MOFs memiliki struktur berpori dengan luas permukaan yang sangat besar. Hal ini memungkinkan lebih banyak reaksi kimia terjadi pada permukaan katalis, meningkatkan efisiensi proses katalisis.
- Sifat Tuning yang Fleksibel: Struktur MOFs dapat disesuaikan atau “dituning” untuk mengoptimalkan kinerja katalis sesuai dengan kebutuhan spesifik. Ini berarti MOFs dapat dirancang untuk memiliki sifat-sifat tertentu yang diperlukan untuk reaksi kimia tertentu.
- Stabilitas Termal dan Kimia: MOFs umumnya memiliki stabilitas termal dan kimia yang tinggi, sehingga dapat digunakan dalam kondisi reaksi yang ekstrem tanpa mengalami degradasi. Ini penting untuk aplikasi industri yang memerlukan katalis yang tahan lama.
- Kemampuan Adsorpsi yang Tinggi: MOFs memiliki kemampuan adsorpsi yang tinggi, yang berarti mereka dapat menyerap dan menyimpan molekul-molekul reaktan dengan efisien. Ini membantu meningkatkan laju reaksi dan efisiensi keseluruhan proses katalisis.
- Desain Struktural yang Beragam: MOFs dapat dibentuk dalam berbagai struktur dan ukuran pori, memungkinkan penyesuaian yang tepat untuk berbagai aplikasi katalisis. Fleksibilitas ini membuat MOFs sangat serbaguna dalam penggunaannya.
- Selektivitas yang Tinggi: MOFs dapat dirancang untuk memiliki selektivitas yang tinggi terhadap reaksi tertentu, mengurangi produk sampingan yang tidak diinginkan dan meningkatkan hasil produk yang diinginkan.
Dengan keunggulan-keunggulan ini, MOFs menjadi pilihan yang sangat menarik untuk berbagai aplikasi katalisis, termasuk dalam pengembangan bio-jet fuel dari minyak kelapa.
Penggunaan minyak kelapa sebagai bahan bakar pesawat memiliki beberapa manfaat signifikan. Pertama, bio-jet fuel dapat mengurangi emisi karbon hingga 80% dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Kedua, inovasi ini mendukung pemanfaatan sumber daya lokal yang melimpah di Indonesia, seperti kelapa yang tidak layak konsumsi atau kelapa yang ditolak ekspor karena tidak memenuhi standar kualitas. Dengan demikian, sisa-sisa kelapa yang biasanya terbuang dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih bermanfaat.
Selain itu, pengembangan bio-jet fuel dari minyak kelapa juga dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada bahan bakar fosil. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk beralih ke energi terbarukan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Inovasi ini juga membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi pionir dalam pengembangan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
Baca juga: Martyn Terpilowski: Kepemimpinan dan Inovasi dalam Industri Teknologi dan Investasi
Meskipun penelitian ini menunjukkan hasil yang menjanjikan, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah skala produksi. Saat ini, proses konversi minyak kelapa menjadi bio-jet fuel masih berada pada tahap uji coba laboratorium. Diperlukan upaya lebih lanjut untuk mengembangkan teknologi ini agar dapat diterapkan pada skala industri.
Deliana Dahnum dan timnya berharap bahwa penelitian ini dapat terus dikembangkan dan didukung oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah dan industri penerbangan. Dengan dukungan yang tepat, bio-jet fuel dari minyak kelapa dapat menjadi solusi nyata untuk mengurangi emisi karbon di sektor penerbangan dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Inovasi BRIN dalam mengubah minyak kelapa menjadi bio-jet fuel merupakan langkah maju yang signifikan dalam upaya mengurangi emisi karbon dan mendukung pemanfaatan sumber daya lokal. Dengan teknologi katalis MOFs yang efisien, proses konversi ini menunjukkan potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Meskipun masih ada tantangan yang harus diatasi, penelitian ini membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
Baca berita dan artikel lainnya di Google News
(nda)
Tinggalkan Komentar