Foto: Blaze Trends
Teknologi.id - Keruntuhan Terra Luna pada awal Mei lalu mungkin merupakan salah satu momen paling ikonik dalam sejarah jual beli bursa saham. Namun kini, Terra Luna seolah coba dibangkitkan kembali.
Kini, Terra Luna (LUNA) iterasi baru yang disebut oleh investor sebagai Terra versi 2.0. Meski disebut sebagai iterasi baru, namun kode token yang digunakannya pun masih tetap LUNA, sedangkan versi Terra Luna yang lama disebut sebagai Terra Classic dengan kode token LUNC.
Baca juga: Mata Uang Brazil Gantikan Rusia Jadi Mata Uang Terbaik Dunia
Sudah mulai tersedia di beberapa bursa utama kripto mulai Selasa (31/5/2022) hari ini, perdagangan awal Terra Luna tidak bisa dikatakan baik. Sejak pertama kali dihidupkan kembali oleh pendukung proyek blockchain Terra pada Jumat pekan lalu, Luna Terra versi baru sempat mencapai harga puncaknya pada US$ 19,3 atau Rp 283.896,97 per keping, dilansir dari data CoinMarketCap. Namun, hanya selisih beberapa jam saja, harga Terra Luna baru ini langsung anjlok. Tak main-main, harganya yang awalnya lumayan tinggi langsung merosot menyentuh angka US$ 3,931 atau Rp 57.154,88 per keping.
Sejak saat itu, harganya naik sedikit dan cukup stabis di kisaran US$ 5 atau Rp 80.000 per keping. Ketika peluncuran perdananya di beberapa bursa utama kripto hari ini, harga Terra Luna versi ini pun meningkat menjadi US$ 8,23 atau sekitar Rp 120.671,14 per keping.
Foto: CoinMarketCap
Meski dihidupkan kembali, para analis skeptis akan keberhasilan Terra Luna versi baru ini, mengingat bagaimana banyaknya investor yang sudah kehilangan kepercayaan sejak keruntuhan besar-besaran terakhir kali.
Sementara itu, Terra Luna versi baru ini sudah bisa dibeli dan diperdagangkan di bursa termasuk Bybit, Kucoin dan Huobi, sementara Binance mengatakan akan mendaftarkan Luna versi baru mulai hari ini.
(AR)
Tinggalkan Komentar