Ribuan Triliun Dibutuhkan Indonesia untuk Atasi Masalah ini

Fabian Pratama Kusumah . August 10, 2021

Foto: NASA Climate Change

Teknologi.id – Sudah sekitar dua tahun terakhir, Indonesia dan negara lain di dunia berperang melawan virus Corona atau Covid-19.

Namun ternyata ada ancaman nyata yang bisa lebih mengerikan dari itu. Yakni, perubahan iklim (climate change).

Butuh dana ribuan triliun rupiah untuk mengatasi masalah ini. Indonesia sendiri diperkirakan membutuhkan dana tak kurang dari Rp3.700 triliun untuk mengatasi perubahan iklim dan efek buruknya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan untuk menurunkan karbon dioksida (CO2) dibutuhkan dana sebesar US$479 miliar.

Karbondioksida dihasilkan dari proses pembakaran mulai dari penggunaan energi fosil hingga kebakaran hutan.

Baca juga: Wilayah Hiroshima dan Nagasaki saat ini Masih Beradiasi?

"Bagaimana kita bisa mendesain policy sehingga kerja sama bisa menerjemahkan sehingga financing gap bisa dipenuhi DNA komitmen climate change bisa dicapai. Kalau kita mau menurunkan CO2 40% maka kebutuhan US$ 479 billion.

“Jadi ini tantangan bagaimana policy kita bisa menghasilkan platform kerja sama yang kredibel," kata Sri Mulyani beberapa waktu lalu, dikutip dari CNBC Indonesia hari Selasa 10 Agustus 2021.

Dia juga menegaskan untuk tidak menganggap remeh isu perubahan iklim ini. Menurutnya masalah tersebut nyata dan sejumlah negara di dunia sudah merasakan dampaknya.

Sri Mulyani mengatakan sebelum 2045 akan menghadapi 2030 climate change yang menghasilkan Paris Agreement.

Di mana semua negara termasuk Indonesia melakukan komitmen melakukan pengurangan Co2 sebab Bumi sudah mulai hangat.

"Banjir yang tidak pernah terjadi, terjadi. Di Jerman sampai terjadi banyak sekali korban. Kebakaran hutan, kekeringan,”

“Ada juga turunnya es atau salju di berbagai daerah yang belum menghadapi ini jadi climate change is real karena dunia sudah menghangat di atas 1%. Kita menghindari untuk menghangat," ungkapnya.

Sementara itu, pemerintah China akan merilis rencana baru untuk mengurangi emisi karbon. Utusan China akan melakukan peluncuran ini jelang acara global United Nations (UN) Climate Change Conference (COP26) di Glasgow, Skotlandia bulan November 2021.

Baca juga: Dubai Pakai Drone Bikin Hujan Buatan, Berapa Harganya?

Sebagai informasi, acara CPO2 adalah langkah penting membuat negara di dunia menyetujui jenis pengurangan emisi karbon agar mencegah perubahan iklim.

Dalam Perjanjian Paris, negara-negara menyerahkan target iklim 2030 yang diperbarui sebelum pertemuan CPO2.

Namun sebagian negara belum melakukan, termasuk China dan India yang dikenal sebagai penghasil emisi global utama.

PBB mendorong komitmen untuk menghasilkan nol emisi karbon tahun 2050. Sementara China memiliki tujuan untuk netraltas karbon tahun 2060 mendatang.

China diketahui sempat menolak berkomitmen dalam Perjanjian Paris. Sebab China menyebutkan negara industri termasuk wilayah barat dapat menjadi kaya sebelum kontrol pengurangan karbon disahkan.

(fpk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar