Ticketmaster Didenda Karena Kedapatan Meng-Hack Saingannya

Indah Mutia Ayudita . December 31, 2020

Foto: CoS

Teknologi.id - Ticketmaster telah setuju untuk membayar denda sebesar USD 10 juta setelah kedapatan membobol jaringan pesaingnya.

Perusahaan dan induknya, Live Nation mengaku mempekerjakan mantan karyawan dari penjual tiket saingan CrowdSurge dan menggunakan pengetahuannya, termasuk nama pengguna dan password untuk mempelajari cara kerja internal CrowdSurge.

"Karyawan Ticketmaster berulang kali dan secara ilegal mengakses komputer pesaing tanpa izin menggunakan sandi curian untuk mengumpulkan intelijen bisnis secara tidak sah," kata penjabat pengacara AS Seth DuCharme.

"Kemudian, karyawan Ticketmaster mengadakan 'pertemuan' di seluruh divisi di mana kata sandi yang dicuri digunakan untuk mengakses komputer perusahaan korban."

Baca juga: Mediatek Berhasil Ungguli Qualcomm Jadi Chipset Terlaris

Tuduhan peretasan dilaporkan pada 2017 setelah CrowdSurge menggugat Live Nation atas pelanggaran antitrust.

Menurut dokumen pengadilan dan laporan sebelumnya, Live Nation mempekerjakan mantan karyawan CrowdSurge yang bernama Stephen Mead pada 2013.

Kemudian, eksekutif Ticketmaster Zeeshan Zaidi dan eksekutif lain (yang sekarang sudah dipecat) mendorongnya untuk menyerahkan rahasia perusahaan lamanya, termasuk masuk ke halaman dengan analytics untuk perusahaan manajemen artis, mendapatkan jendela ke dalam operasi CrowdSurge.

Ticketmaster bahkan menawarkan "review produk" dari saingannya yang jauh lebih kecil pada pertemuan perusahaan di tahun 2014, meminta Mead untuk log in dan mendemonstrasikannya lewat sebuah presentasi.

Selain pencurian kata sandi, Mead juga mengungkapkan bahwa perusahaan lamanya menggunakan tautan pratinjau yang tidak dilindungi tetapi sulit ditemukan pada halaman tiket.

Baca juga: e-KYC, untuk Mengenali Nasabah/Pelanggan dengan Akurat

Ticketmaster berhasil mengumpulkan spreadsheet dari setiap halaman tiket yang bisa ditemukan, mengidentifikasi artis yang menggunakan layanan saingan dan "mencegah" mereka melakukannya.

Ticketmaster kehilangan akses ke sistem pada tahun 2015, di tahun yang sama ketika CrowdSurge bergabung dengan Songkick. Songkick lalu menggugat Live Nation dan Ticketmaster karena melanggar undang-undang antitrust.

“Ticketmaster menghentikan Zaidi dan Mead pada 2017, setelah perilaku mereka terungkap. Tindakan mereka melanggar kebijakan perusahaan kami dan tidak sejalan dengan nilai-nilai kami. Kami senang masalah ini sekarang diselesaikan," kata seorang juru bicara Ticketmaster kepada The Verge.

Ticketmaster harus membayar denda, serta wajib mempertahankan kebijakan yang jelas untuk mendeteksi dan mencegah gangguan komputer yang tidak sah, dan menyajikan laporan tahunan tentang perilakunya selama tiga tahun ke depan.

(im)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar