Popularitas PUBG Bikin Bos Tencent Jadi Orang Terkaya Tiongkok

Sutrisno Zulikifli . May 20, 2020

Foto: Forbes


Teknologi.id - CEO Tencent Holdings, Ma Huateng dikabarkan menjadi orang terkaya di China, menggeser pendiri Alibaba, Jack Ma. Saham perusahaan game yang dipimpinnya, Tencent, melonjak signifikan hingga 14 persen sepanjang kuartal pertama tahun ini.

Kenaikan saham Tencent tak lepas dari kontribusi game-game besutannya, terutama PUBG, dimana penggunanya meningkat tajam di masa pembatasan sosial untuk melawan pandemi COVID-19 saat ini.

Dilansir dari Forbes, Ma Huateng yang masih berusia 48 tahun itu memiliki kekayaan US$ 48,2 miliar atau sekitar Rp 718,2 triliun per pekan lalu. Melesat jauh dari angka kekayaannya yang tercatat sebesar US$ 38 miliar pada pertengahan Maret lalu.

BACA JUGA: Penemu Vacuum Cleaner Modern James Dyson Jadi Orang Terkaya Inggris

Sedangkan kekayaan Jack Ma meningkat dari US$ 38,8 miliar menjadi US$ 41,2 miliar atau sekitar Rp 613,9 triliun untuk periode yang sama. Pada posisi ketiga ditempati CEO Pinduoduo, Colin Huang Zheng.

Pandemi COVID-19 disebut Forbes yang jadi penyebab kekayaan Ma Huateng melejit. Dilaporkan, sahamnya meningkat sebesar 3,5% setelah mengumumkan kinerja keuangan.

Raksasa teknologi asal Tiongkok itu mencatatkan pertumbuhan pendapatan 26% secara tahunan menjadi 108,1 miliar yuan atau sekitar Rp 226,5 triliun per Kuartal I 2020. Lini bisnis gim, seperti PUBG Mobile menyumbang 37,3 miliar yuan atau sekitar Rp 78,4 triliun.

Pendapatan dari divisi gim tersebut meningkat 31% secara tahunan. Peningkatan terjadi, karena penggunaan dan jumlah pengguna game online yang dikembangkan Tencent melonjak di tengah pandemi virus corona.

Secara rinci, lini bisnis gim terdiri dari dua yakni game online dan PC. Game online seperti PUBG menyumbang 34,8 miliar yuan dan gim PC 11,8 miliar yuan.

BACA JUGA: Ini Dia 10 Orang Terkaya Dunia dari Industri Teknologi Tahun 2020 Versi Forbes

Tencent menjelaskan, aktivitas gim PC di Tiongkok menurun karena penutupan sementara warung internet. Hal ini karena ada pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah efek pandemi COVID-19.

Namun, analis memperkirakan keuntungan tersebut hanya sementara. Ketika sekolah dan kantor dibuka kembali di tengah pelonggaran pembatasan secara bertahap, maka waktu bermain gim akan berkurang. Terlebih lagi, pemulihan ekonomi yang berkepanjangan kemungkinan akan membuat konsumen berhemat.

“Dengan kurangnya rilis game baru yang besar sejauh ini, mungkin akan menyebabkan penurunan pertumbuhan pada kuartal ini dibandingkan dengan kuartal pertama,” kata analis riset senior di Omdia, Cui Chenyu, dikutip dari Forbes.

(sz)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar