Foto: Financial Times
Teknologi.id - Keberadaan pendiri Alibaba Group, perusahaan e-commerce terbesar di Tiongkok, Jack Ma beberapa waktu belakangan ini menghilang bagai ditelan Bumi.
Bahkan, sejak akhir Oktober tahun lalu, tak seorang pun tahu keberadaaan warga China Daratan pertama yang pernah muncul di majalah Forbes tersebut.
Jack Ma saat itu sebenarnya masih mengunggah tweet di akun Twitter-nya, dan mengungkapkan betapa ia tak sabar untuk bertemu dengan kontestan di final acara reality show dalam program untuk wirausahawan pemula. Seperti diketahui, Jack Ma ditunjuk menjadi juri dalam acara tersebut.
Namun, saat hari berlangsungnya acara final di bulan November lalu, Jack Ma tak hadir, hingga akhirnya acara tetap berlangsung tanpa kehadirannya.
Menghilangnya Jack Ma diduga karena dirinya tengah tersandung sejumlah masalah dan kesialan yang menimpa ayah tiga anak itu selama tahun 2020, dimana akhir tahun lalu menjadi puncak masalahnya.
Baca juga: Cara Dapat Token Listrik Gratis dari PLN Bulan Januari
Anak perusahaan Alipay, Ant Group, mengalami kegagalan IPO pada awal November lalu. Hal itu terjadi tak lama setelah Ma mengkritik kebijakan pemerintah China.
Jack Ma menyatakan apa yang dilakukan regulator setempat terlalu berhati-hati dan membuat inovasi jadi berkurang.
Dampaknya, bursa Hong Kong mengumumkan menghentikan sementara IPO Ant. Sebelumnya Bursa Saham Shanghai juga telah melakukan hal yang sama dengan alasan pelaporan transparansi.
Baca juga: Begini Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 Gratis
Selanjutnya, Jack Ma juga harus kembali terhantam kasus penyelidikan aktivitas dugaan monopoli yang dilakukan Alibaba Group. Ant Group juga diundang oleh pemerintah setempat untuk dibimbing menerapkan pengawasan keuangan, kompetisi yang ada dan melindungi hak serta kepentingan dari konsumen.
Pihak Ant menyebutkan sudah menerima undangan itu dan siap memenuhi permintaan pemerintah. Hal yang sama juga dikatakan Alibaba dan memastikan operasional perusahaan tetap berjalan normal.
Berbagai masalah yang menimpa perusahaan Jack Ma pun berdampak terhadap nilai kekayaannya. Kekayaan Jack Ma bahkan harus merosot hingga US$11 miliar tahun lalu.
Jack Ma yang sebelumnya memegang tahta sebagai orang terkaya se-Asia, kini harus merelakannya dan bertengger di peringkat 25 dalam Bloomberg Billionaires Index.
(dwk)
Tinggalkan Komentar