13 Perusahaan Besar Dunia Boikot Iklan, Apa Kata Facebook?

Sutrisno Zulikifli . June 29, 2020

Ilustrasi (Foto: AP Photo)


Teknologi.id - Tercatat ada 13 perusahaan dunia yang memboikot dan menarik iklannya di Facebook. Keputusan itu menyusul kekecewaan perusahaan yang menilai Facebook gagal dalam mengatasi konten hoaks dan malah menarik keuntungan dari hal itu.

Makanya, tagar #StopHateforProfit menggema di jagat Twitter. Aksi itu malah dikomandoi langsung oleh Honda.

Selain Honda, perusahaan seperti Unilever, Pictures, Coca Cola, The North Face, Arc'teryx, Ben & Jerry's, Dashlane, Eddie Bauer, Eileen Fisher, Patagonia, REI, Upwork dan Verizon, dan Starbucks telah menarik iklannya dari Facebook.

BACA JUGA: Unilever Hentikan Iklan di Instagram, Facebook, dan Twitter

Atas aksi tersebut, Bos Facebook Mark Zukerberg ditaksir mengalami penyusutan penghasilan sebesar USD 7,2 miliar atau setara dengan Rp 102 triliun.

Wakil Presiden Facebook untuk Urusan Publik Nick Clegg, akhirnya angkat bicara soal tudingan tersebut. Ia mengklaim, Facebook tak dapat untung dari dari konten ujaran kebencian seperti yang dituduhkan.

"Kami sama sekali tidak mendapat insentif untuk mentolerir ujaran kebencian. Kami tidak menyukainya, penggunaan kami tidak menyukainya, pengiklan pun tentu saja tidak menyukainya. Kami mendapat manfaat dari koneksi manusia yang positif, bukan kebencian," kata Clegg, dilansir CNN, pada Senin (29/6/2020).

Clegg menekankan usaha yang dilakukan Facebook untuk memerangi konten-konten negatif di platform. Menurut data internal, setiap bulan pihaknya menghapus lebih dari tiga juta unggahan ujaran kebencian bahkan 90 persen di antaranya langsung di takedown.

Selain itu, Clegg berdalih bahwa Facebook telah menerapkan fitur label peringatan untuk unggahan yang dianggap melanggar kebijakan perusahaan.

BACA JUGA: Susul Facebook, Google Mulai Bayar Penulis Konten Berita

Meskipun usaha demi usaha sudah dilakukan, Clegg memastikan pihaknya akan terus melakukan pembaruan untuk menangkal konten berisi ujaran kebijakan maupun hoaks.

"Itu sebabnya kami perlu untuk meningkatkan, menerapkan kebijakan, dan menegakkannya sehingga orang-orang merasa aman dan pengguna setia Facebook terus merasakan pengalaman yang positif. Kami akan menangani masalah ini dengan tanggung jawab yang jelas," pungkas Clegg.

(sz)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar