Teknologi.id - Usia yang masih sangat belia tidak menyurutkan Ishaan Thakur (14) dan adik perempuannya Aanya (9) untuk mengikuti perkembangan tren mata uang kripto.
Bahkan, hanya dalam kurun waktu tujuh bulan saja, keduanya berhasil mengantongi USD 160.000 (Rp 2,2 miliar) dari menambang mata uang kripto melalui bisnisnya, Flifer Technologies.
Kakak beradik ini awalnya hanya mampu menghasilkan USD 3 saja ketika pertama kali menambang kripto pada bulan April lalu, namun dalam tujuh bulan terakhir, bisnis mereka berkembang pesat dan di bulan Oktober lalu keduanya sudah berhasil meraup USD 64.000.
Baca juga: Mengenal Cryptocurrency, Untung atau Buntung?
Ishaan dan Aanya pertama kali belajar menambang uang kripto dari YouTube dan internet. Bermodal dukungan dana dari ayah mereka, Raj, yang merupakan mantan bankir, Ishaan dan Aanya mulai merintis bisnis tambang kriptonya.
Ethereum merupakan koin yang paling sering ditambang oleh Ishaan dan Aanya, diikuti dengan Bitcoin dan Ravencoin. Sebagaimana diketahui, Ethereum merupakan uang kripto dengan market capital terbesar kedua di dunia setelah Bitcoin.Ishaan mengungkapkan, bisnis mereka tidak berfokus pada berapa penghasilan yang didapatkan. Mereka lebih menekankan pada pengalaman berharga yang didapatkan untuk belajar teknologi baru.
"Walaupun sekarang kami memperoleh banyak uang, kami sekarang sama bangganya seperti saat kami hanya menghasilkan USD 3 per hari, karena hadiah utama kami bukanlah uang," kata Ishaan, seperti dikutip dari CNBC, Selasa (16/11/2021).
"Bagian favorit saya tentang pengalaman kami adalah kami belajar tentang teknologi baru," sambungnya.
Baca juga: Rekomendasi Item Terbaik untuk Mining Crypto
Ishaan dan Aanya saat ini memiliki hampir 200 kartu grafis kelas flagship yaitu 100 unit Nvidia RTX 3090s, 50 Nvidia RTX 3070Ti, beragam kartu grafis Nvidia 30-series, dan 24 mesin penambang bitcoin khusus.
Kartu grafis Nvidia RTX 3090 saat ini harganya mencapai USD 2.500 sampai USD 3.000. Tapi krisis chip global membuat kartu grafis ini sulit dicari, dan harganya pun jadi lebih mahal.
Komputer yang digunakan untuk menambang kripto pun dirakit sendiri oleh Ishaan. Ia mengaklaim komputer buatannya bisa memproses lebih banyak transaksi grafis per detik daripada yang bisa dilakukan NASA.
"Banyak teman saya yang suka main game di komputer mereka. Sebaliknya, saya hanya suka merakit komputer untuk bersenang-senang," ucapnya.Flifer Technologies yang awalnya beroperasi di garasi rumah tersebut kini sudah berpindah ke sebuah pusat data di Dallas, Texas. Operasi ini menghabiskan USD 5.000 per bulan hanya untuk listrk, dan sekitar USD 4.000 per bulan untuk menggaji teknisi yang memantau mesin.
Menambang mata uang kripto disebut Ishaan hanyalah permulaan dari sesuatu yang lebih besar.
"Kami pikir ada begitu banyak peluang yang melibatkan kripto dan kami berharap dapat menjadi pionir di bidang ini," kata Ishaan.
Ke depannya, mereka berencana membuat mata uang kriptonya sendiri bernama Flifercoin. Mereka sudah menggaet developer dan pengacara untuk membantu prosesnya.
"Tapi saya baru berusia 14 tahun, jadi sekolah dan les saksofon saya tetap jadi prioritas. Oleh karena itu, saya tidak dapat mengerjakan bisnis saya sebanyak yang saya inginkan," pungkasnya.
(dwk)
Tinggalkan Komentar