
Teknologi.id – Kabar mengejutkan datang dari Amerika Serikat. Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump dikabarkan sedang mempertimbangkan rencana besar untuk membeli sebagian besar saham Intel, salah satu produsen semikonduktor terbesar di dunia.
Langkah ini bukan hanya manuver ekonomi, melainkan strategi politik yang berani untuk menasionalisasi rantai pasok semikonduktor dan mengurangi ketergantungan pada produsen asing, khususnya dari Asia.
Baca juga: Minta Komisi 15%, Trump Izinkan Ekspor Chip AI Nvidia & AMD ke China
Mengapa Intel Jadi Target Strategis?
Pemerintah AS menilai pentingnya chip semikonduktor dalam kehidupan modern, mulai dari pertahanan nasional hingga teknologi konsumen. Industri ini kini menjadi arena persaingan geopolitik global, terutama dengan dominasi China dalam teknologi dan rantai pasok dunia.
Dengan menguasai sebagian saham Intel, pemerintah dapat:
-
Mengamankan rantai pasok semikonduktor nasional.
-
Mengurangi ketergantungan pada produsen Asia.
-
Mengendalikan arah strategis dan inovasi Intel.
Didanai US Chips Act
Rencana akuisisi ini disebut akan menggunakan dana dari US Chips Act, sebuah undang-undang yang menyediakan miliaran dolar subsidi dan insentif bagi industri semikonduktor AS.
Melalui langkah ini, pemerintah tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga menjadi pemangku kepentingan langsung dalam salah satu perusahaan teknologi paling strategis di dunia.
Sejalan dengan Kebijakan "America First"
Kebijakan akuisisi saham Intel selaras dengan visi "America First" Presiden Trump. Ada dua tujuan besar di balik langkah ini:
-
Membawa kembali manufaktur ke AS – Trump berulang kali menegaskan pentingnya lapangan kerja di sektor teknologi dan industri semikonduktor.
-
Menjaga keamanan nasional – Chip digunakan dalam berbagai sistem militer modern, sehingga kontrol langsung atas produksinya dianggap krusial.
Respons Intel dan Dampak ke Pasar Global
CEO Intel, Pat Gelsinger, belum memberikan pernyataan resmi. Namun, ia diketahui sudah berdiskusi dengan pemerintah mengenai investasi skala besar.
Kabar rencana akuisisi ini langsung memicu kenaikan harga saham Intel, menandakan investor melihat campur tangan pemerintah sebagai dukungan strategis.
Jika rencana ini benar-benar terwujud, dampaknya akan sangat besar:
-
Mengubah hubungan pemerintah dan sektor swasta di AS.
-
Menjadi preseden baru dalam sejarah industri teknologi.
-
Memicu negara lain untuk menerapkan kebijakan proteksionis serupa.
Baca juga: Harga iPhone di Indonesia Tak Turun Meski Tarif Impor AS 0%, Ini Alasannya!
Kesimpulan
Rencana akuisisi saham Intel oleh pemerintah AS menunjukkan bahwa kedaulatan teknologi kini setara pentingnya dengan kedaulatan militer.
Langkah ini menegaskan bahwa Amerika Serikat siap mengambil tindakan drastis demi mengamankan posisi sebagai pemimpin global dalam semikonduktor dan inovasi digital.
Meski masih dalam tahap pertimbangan, efeknya sudah terasa: saham Intel naik, pasar global bergejolak, dan diskusi soal peran pemerintah dalam sektor teknologi semakin menguat.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(ak)

Tinggalkan Komentar