Polemik TikTok Shop dan Banjir Produk Impor China, UMKM Lokal Kian Terdesak

Aisyah Khoirunnisa' . August 17, 2025
TikTok Shop
Foto: The Straits Times


Teknologi.id – Polemik dominasi produk impor, terutama dari China, di platform e-commerce Indonesia kembali memanas. Kali ini, sorotan tertuju pada TikTok Shop, yang dituding memberikan perlakuan khusus kepada pedagang asing sehingga memicu “banjir impor” dan merugikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.

Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA), Bima Laga, menegaskan adanya indikasi kuat bahwa pedagang asal China mendapat “layanan VIP” dari TikTok Shop, sehingga menciptakan persaingan tidak sehat di pasar digital Tanah Air.

Baca juga: TikTok Luncurkan Fitur AI Baru untuk Lindungi Kreator dari Komentar Negatif

Dugaan Perlakuan Istimewa untuk Pedagang China

Bima Laga menyampaikan kekhawatiran serius terkait model bisnis TikTok Shop yang kini terintegrasi dengan Tokopedia. Menurutnya, pedagang China mendapatkan akses layanan yang sulit dijangkau oleh penjual lokal.

Beberapa bentuk layanan khusus yang diduga diberikan, antara lain:

  • Manajer Akun Khusus: Pedagang asing mendapat dukungan manajemen toko dan strategi penjualan.

  • Bantuan Pemasaran: Promosi dan kampanye pemasaran yang tidak tersedia bagi penjual lokal.

  • Dukungan Logistik: Kemudahan pengiriman dari China langsung ke konsumen di Indonesia.

Fasilitas istimewa ini membuat pedagang asing bisa menjual produk dengan harga jauh lebih murah, sehingga membanjiri pasar Indonesia dan menekan UMKM lokal.

Dampak Banjir Produk Impor terhadap UMKM

Fenomena banjir impor China bukanlah hal baru. Produk murah dari China memang menjadi daya tarik bagi konsumen, tetapi menimbulkan ancaman serius bagi UMKM Indonesia.

UMKM lokal tidak bisa menekan harga serendah pedagang asing karena terbebani biaya produksi dan logistik dalam negeri. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengikis pangsa pasar produk lokal, menghambat pertumbuhan UMKM, dan mengganggu ekonomi digital Indonesia yang seharusnya digerakkan oleh sektor lokal.

Tanggapan TikTok Shop

Meski mendapat tuduhan berulang kali, pihak TikTok Shop membantah keras klaim diskriminasi. Mereka menegaskan semua penjual, baik lokal maupun asing, mendapat akses setara terhadap fitur platform.

TikTok Shop juga menyatakan komitmennya mendukung UMKM lokal melalui berbagai program pelatihan, pemasaran, dan dukungan pengembangan bisnis.

Seruan Regulasi Pemerintah

Bima Laga mendesak pemerintah untuk memperkuat regulasi terkait perdagangan digital. Ia meminta adanya aturan tegas yang mencegah pedagang asing menjual langsung ke konsumen Indonesia melalui platform e-commerce.

Langkah ini dianggap krusial untuk menciptakan persaingan yang adil dan melindungi UMKM dari dominasi produk impor murah.

Baca juga: Tokopedia & TikTok Shop Kenakan Biaya Rp1.250/Pesanan Mulai 11 Agustus 2025!

Kesimpulan

Polemik TikTok Shop dan banjir impor produk China menyoroti tantangan besar bagi UMKM lokal di tengah persaingan global. Meski TikTok Shop menolak tuduhan memberikan perlakuan istimewa, kekhawatiran yang disuarakan IdEA perlu menjadi perhatian serius.

Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah regulasi yang jelas agar tercipta ekosistem e-commerce yang adil, seimbang, dan mendukung pertumbuhan UMKM Indonesia. Masa depan ekonomi digital Indonesia akan sangat bergantung pada keberanian pemerintah dalam melindungi industri lokal dari persaingan tidak sehat.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(ak)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar