Google Diduga Mata-matai Karyawan Secara Ilegal Sebelum PHK

Rima Fidayani Rizki . December 03, 2020

Foto:The Jakarta Post

Teknologi.id - Google tersandung masalah dengan karyawannya. Dalam sebuah laporan komplain yang diajukan oleh National Labor Relations Board (NLRB), Google disebut melanggar undang-undang buruh karena memata-matai karyawannya yang terlibat dalam penghimpunan massa untuk unjuk rasa.

Baca Juga: YouTube Premiere akan Kedatangan 2 Fitur Baru, Apa Saja ?

Dilansir dari The Verge, laporan tersebut berisi dua nama karyawan, Laurence Berland dan Kathryn Spiers. Keduanya dipecat oleh raksasa teknologi ini pada akhir 2019 silam terkait aktivisme karyawan.

Berland diketahui menentang keputusan Google untuk bermitra dengan IRI Consultants, sebuah firma yang terkenal anti-union, ketika dia dilepaskan karena meninjau kalender karyawan lain. Kini, NLRB menemukan jika kebijakan Google terhadap karyawan yang melihat kalender karyawan lain adalah melanggar hukum.

Spiers dipecat setelah dirinya membuat pop-up untuk karyawan Google yang berkunjung ke website IRI Consultants.  Pop-up notifikasi tersebut bertuliskan “Googlers have the right to participate in protected concerted activities,” seperti dikutip dari The Guardian.

Pihak perusahaan mengatakan jika Spiers telah melanggar kebijakan keamanan; sebuah pernyataan yang mencederai reputasinya dalam komunitas teknologi. Kini, NLRB menemukan jika pemecatan tersebut melanggar hukum.

Google, yang dulunya dikenal sebagai perusahaan teknologi paling bahagia, telah terkena banyak skandal selama beberapa tahun terakhir. Perusahaan tersebut membayar mantan eksekutifnya, Andy Rubin, sebesar $90 juta setelah investigasi pelecehan seksual, yang memicu gelombang unjuk rasa di cabang-cabang Google seluruh dunia. Lebih dari 20,000 karyawan dan kontraktor tergabung dalam protes tersebut. 

Karyawan juga menentang keputusan perusahaan untuk bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan dalam Project Maven, sebuah inisiasi berbasis AI yang dapat membantu AS meningkatkan kemampuan tembakan drone mereka. Di tahun 2018, lebih dari 3,100 karyawan menandatangani petisi yang menuntut CEO Sundar Pichai untuk menarik diri dari proyek tersebut.

Baca Juga: Vodafone Gandeng Disney untuk Rilis Smartwatch Anak

Namun, dalam sebuah pernyataan yang diterima The Verge, perwakilan Google berkata jika meskipun pihaknya melindungi dan mendukung hak-hak karyawannya, mereka tetap akan mengusut dengan sungguh-sungguh isu pelanggaran kebijakan yang ditimbulkan oleh karyawan mereka. 

(rf)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar