Foto: NYU Langone Health via The Verge
Teknologi.id - Sekelompok tim peneliti telah berhasil mentransplantasikan jantung babi yang dimodifikasi secara genetik ke dalam tubuh dua orang yang baru saja meninggal yang dihubungkan ke ventilator.
Sebuah tim peneliti dari Universitas New York (NYU) mengumumkan bahwa operasi tersebut merupakan langkah maju terbaru di bidang transplantasi hewan ke manusia, atau xenotransplantasi, yang telah mencapai banyak keberhasilan sepanjang tahun ini. Setiap keberhasilannya dapat meningkatkan harapan adanya pasokan organ yang stabil untuk para pasien transplantasi organ.
Satu-satunya hal yang membedakan transplantasi jantung kali ini dari transplantasi jantung manusia ke manusia normal adalah organ itu sendiri. Penelitan transplantasi ini melanjutkan penelitian yang sebelumnya telah menjalani prosedur serupa di University of Maryland.
"Tujuan kami adalah untuk mengintegrasikan metode dan praktik yang digunakan dalam transplantasi jantung sehari-hari, dengan hanya organ bukan manusia yang akan berfungsi," secara normal tanpa dukungan tambahan dari perangkat atau obat yang belum teruji".kata Nader Moazami, direktur transplantasi jantung di NYU Langone, dari The Verge.
Baca juga: Menurut Sains, Amber Heard Pemilik Wajah Tercantik di Dunia
Tim melakukan transplantasi pada 16 Juni dan 9 Juli, dan setiap penerima dipantau selama tiga hari. Pada titik ini, jantung telah berfungsi secara normal dan tidak ada tanda penolakan dari penerima, yang telah dihubungkan ke ventilator untuk menjaga proses tubuh penerima berjalan berfungsi secara semi-reguler, bahkan setelah dinyatakan meninggal.
Meskipun dua penerima tidak memenuhi syarat untuk menjadi donor organ tetapi dapat berpartisipasi dalam donasi seluruh tubuh untuk jenis penelitian ini. Kedua jantung babi tersebut berasal dari perusahaan biotek Revvicor, perusahaan yang memproduksi babi yang telah dimodifikasi secara genetik. Perusahaan juga mendanai penelitian tersebut.
Babi yang telah dimodifikasi Revvicor memiliki 10 modifikasi genetik, empat modifikasi untuk memblokir gen babi dan mencegah penolakan, sedangkan 6 lainnya digunakan untuk menambahkan gen manusia. Sebelumnya, Revivicor juga terlibat dalam transplantasi jantung babi ke orang yang masih hidup pada awal Januari di University of Maryland Medical Center.
David Bennett Sr, salah satu nama pasien transplantasi jantung babi tersebut telah memiliki riwayat penyakit jantung yang serius. Awalnya, David merespons transplantasi jantung babi dengan baik dan tidak ada penolakan. Sayangnya, dia meninggal kemudian pada bulan Maret lalu karena gagal jantung.
Mengenai penyebab pastinya masih belum diketahui, tetapi infeksi virus pada babi yang berpengaruh pada jantung babi tersebut mungkin telah menyebabkan kematiannya. Sedangkan, jantung babi dianggap bebas virus, tetapi para ahli mengatakan virus itu sulit untuk dideteksi.
Tim NYU mengatakan mereka telah memperkenalkan prosedur penyaringan virus tambahan untuk transplantasi jantung babi. Untuk itu, mereka menyediakan ruang operasi khusus untuk melakukan xenotransplantasi. Ruangan itu tidak akan digunakan untuk prosedur bedah lain.
"Meskipun pasien transplantasi jantung babi telah meninggal, penelitian ini tetap merupakan perkembangan penting," kata Robert Montgomery, direktur NYU Langone Transplant Institute.
“Fokusnya benar-benar pada meneliti, mempelajari, mengukur, dan mencoba mencari tahu apa yang terjadi dengan teknologi baru yang menakjubkan ini,” tambahnya.
Baca juga: Susah Viral? Yuk Pahami Cara Kerja Algoritma TikTok!
Melalui penelitian ini, tim dapat melakukan biopsi setiap hari, misalnya dibandingkan dengan peneliti di University of Maryland, mereka tidak dapat mempelajari transplantasi jantung babi secara detail karena penerima transplantasi yang masih hidup.
Pasien dengan riwayat mati otak juga telah digunakan di NYU untuk menguji xenotransplantasi ginjal. Bahkan, baru-baru ini NYU mengumumkan bahwa mereka telah berhasil memasang ginjal babi ke kaki pasien dengan bantuan ventilator. Tubuh pasien tidak menolak organ tersebut, dan dapat berfungsi normal melalui 54 jam pengawasan..
Masih banyak yang harus dipelajari tentang xenotransplantasi dan banyak yang harus diketahui tentang implikasi etis dari prosedur transplantasi organ hewan ke manusia. Tetapi jika transplantasi tersebut berhasil, ini bisa menjadi pilihan baru bagi ribuan orang dalam daftar tunggu untuk transplantasi organ.
“Saya percaya bahwa transplantasi organ hewan ke manusia dapat memberikan peluang terbaik untuk sumber organ yang terbarukan dan berkelanjutan sehingga tidak ada yang harus menunggu saat menunggu ketersediaan organ,” simpul Montgomery.
(aka)
Tinggalkan Komentar