Teknologi.id - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk pada instansi militer AS. Baru-baru ini, militer AS membuktikan kemajuannya dalam teknologi dengan berhasil menguji coba pilot AI yang mampu mengoperasikan jet tempur. Teknologi Pilot AI ini merupakan hasil kerja sama antara militer AS dan perusahaan penerbangan Locheed Martin dan Calspan Corporation.
Sebagai informasi, Locheed Martin merupakan perusahaan kedirgantaraan, senjata, pertahanan, keamanan hingga teknologi canggih asal Amerika Serikat (AS). Pemasok terbesar dalam sistem serta teknologi informasi untuk militer AS Lockheed Martin beroperasi dalam empat segmen bisnis, yakni Aeronautics, Missiles and Fire Control (MFC), Rotary and Mission Systems (RMS), dan Space. Sedangkan Calspan adalah perusahaan sains dan teknologi yang terdiri dari tiga unit operasi: Calspan Test Services, Calspan Test Solutions, dan Calspan Test Systems.
Kerjasama antara kedua perusahaan ini dapat menciptakan inovasi baru terkait dengan bidang pertahanan. Melansir dari AirData News yang melaporkan bahwa Skunk Works, sebuah divisi dari Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF), Lockheed Martin dan Calspan Corporation berhasil menyelesaikan penerbangan 17 jam menggunakan pilot kecerdasan buatan. Pilot AI menerbangkan pesawat tempur VISTA X-62A, yang merupakan versi uji modular dari jet tempur F-16. VISTA (Variable In-Flight Test Aircraft), dilaporkan oleh Engadget, adalah nama baru untuk NF-16D, pesawat tempur eksperimental berdasarkan F16D. Pesawat ini digunakan di Pangkalan Angkatan Udara Edwards selama 20 tahun untuk menguji sistem baru.
Baca Juga : Perang Ukraina Memanas, Rusia Luncurkan 'Robot Tempur' Berteknologi AI
Dalam perkembangannya, militer AS memilih menyematkan sistem simulasi AI Vista (VSS) dan algoritma Lockheed Martin's Model following Algorithm (MFA) Keberhasilan eksperimen kecerdasan buatan ini menjadi sejarah baru bagi dunia militer Amerika. Perusahaan kedirgantaraan Lockheed Marteen, yang berbasis di Washington, telah mengumumkan bahwa ini adalah pertama kalinya unit AI terlibat dalam pesawat taktis. Penerbangan sebagai bagian dari rangkaian uji coba Desember 2022 berlangsung lebih dari 17 jam. "Kemampuan sistem misi baru degnan VSS, MFA, dan SACS ini meningkatkan pengembangan dan integrasi algoritme pesawat otonom," ujar Lockheed Martin sebagaimana dikutip dari AirData News.
"Inti dari sistem SACS adalah Skunk Works Enterprise-wide Open System Architecture (E-OSA) yang menggerakan Enterprise Mission Computer versi 2 (EMC2) atau Enstein Box," terangnya.
Militer AS berambisi untuk mempercepat pengembangan AI dan penerbangan otonom melalui program VISTA. Mereka akan terus melanjutkan pengujian selama 2023 untuk mendapat feedback perbaikan demi kesempurnaan sistem Pilot AI tersebut.
(dwk)
Tinggalkan Komentar