Polisi AS Gunakan AI untuk Identifikasi Pengedar Narkoba di Jalan Raya

Lulua Ashila Wardhono . July 18, 2023


Teknologi.id - Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence atau AI) telah menjadi kekuatan transformasional di berbagai industri, dan dampaknya pada penegakan hukum tidak terkecuali. Kemajuan teknologi AI baru-baru ini telah memberikan kekuatan kepada departemen kepolisian dengan alat-alat inovatif untuk memperkuat kemampuan investigasi mereka.


Salah satu aplikasi yang mencolok adalah penggunaan algoritma AI untuk menganalisis pola berkendara, memungkinkan penegak hukum mengidentifikasi pengedar narkoba potensial. Artikel ini menyelami kasus di mana analisis AI terhadap perilaku berkendara membantu kepolisian menangkap seorang pengedar narkoba, memberikan analisis komprehensif tentang keuntungan dan implikasi teknologi ini yang sedang berkembang.

Penerapan Teknologi AI dalam Menangkap Pengedar Narkoba Berdasarkan Pola Berkendara

Pada sebuah kota kecil di daerah Scarsdale, New York, penegak hukum mencapai kemajuan signifikan ketika mereka berhasil menangkap David Zayas, seorang pengedar narkoba terkenal, dengan menerapkan teknologi AI. Selama pemeriksaan rutin oleh kepolisian Westchester County, kendaraan Zayas diperiksa secara teliti, dan ditemukan kokain, senjata api, dan lebih dari $34.000 dalam bentuk uang tunai. Kemudian, Zayas mengaku bersalah atas tuduhan perdagangan narkoba. Aspek yang luar biasa dari penangkapan ini terletak pada cara penegak hukum mengidentifikasi Zayas sebagai tersangka yang terlibat dalam perdagangan narkoba.


Untuk membantu mengidentifikasi pelaku kejahatan potensial, badan penegak hukum melibatkan jasa Rekor, platform "inteligensi jalan raya" berbasis AI yang terkenal dengan keahliannya dalam menganalisis pola lalu lintas. Perangkat lunak canggih Rekor menggunakan sistem pengenalan plat nomor otomatis (Automatic License Plate Recognition atau ALPR) yang melibatkan 480 kamera yang dipasang strategis di seluruh wilayah tersebut. Melalui jaringan ini, Rekor menangkap dan memproses jumlah data yang besar dari jalan-jalan regional.


Algoritma terkini Rekor mempelajari pola berkendara kendaraan secara historis, merekam dan merekonstruksi lintasan kendaraan di seluruh negara bagian. Dengan membandingkan pola ini dengan aktivitas kriminal yang diketahui, perangkat lunak AI dapat menentukan apakah rute dan perilaku berkendara tertentu mencurigakan atau tidak. Pada kasus David Zayas, analisis Rekor mengungkapkan pola perjalanan yang konsisten antara Massachusetts dan beberapa wilayah di bagian utara New York, yang telah diidentifikasi oleh penegak hukum sebagai rute yang sering digunakan oleh pengedar narkoba.


Penangkapan David Zayas menjadi bukti nyata tentang potensi dampak teknologi AI dalam membantu badan penegak hukum. Seiring dengan terus berkembangnya AI dan integrasinya dengan sistem pengawasan yang ada, AI mampu mengubah efektivitas dan efisiensi kerja kepolisian. Dengan otomatisasi analisis data yang besar, algoritma AI dapat menemukan pola dan anomali yang mungkin terlewatkan oleh operator manusia.


Penggunaan analisis pola berkendara berbasis AI mewakili perubahan paradigma dalam kemampuan penegakan hukum untuk mengidentifikasi pengedar narkoba potensial. Dengan mengevaluasi perilaku berkendara mencurigakan dan mengidentifikasi rute berisiko tinggi, teknologi AI memberdayakan departemen kepolisian untuk secara proaktif menargetkan dan mengganggu kegiatan kriminal. Selain itu, identifikasi cepat individu yang terlibat dalam perdagangan narkoba memungkinkan badan penegak hukum mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien, sehingga memaksimalkan dampak mereka dalam memerangi kejahatan terorganisir.

Baca juga: Era Kecerdasan Buatan: Semua yang Perlu Kamu Tahu tentang AI

Meskipun aplikasi yang berhasil dari AI dalam mengidentifikasi pengedar narkoba melalui analisis pola berkendara merupakan tonggak penting, hal ini juga menimbulkan pertimbangan dan implikasi yang penting. Seiring dengan kemajuan teknologi AI, perlu mengatasi kekhawatiran mengenai privasi, hak-hak sipil, dan potensi bias. Menemukan keseimbangan antara menjaga keamanan publik dan melindungi hak privasi individu menjadi hal yang sangat penting. Pemerintah dan lembaga regulator harus membentuk kerangka kerja yang kuat dan mekanisme pengawasan yang ketat untuk memastikan penggunaan yang bertanggung jawab terhadap teknologi AI dalam penegakan hukum.


Selain itu, perlu diakui bahwa efektivitas analisis pola berkendara berbasis AI sangat bergantung pada kualitas dan akurasi data yang mendasarinya. Kolaborasi yang berkelanjutan antara ahli AI dan badan penegak hukum sangat penting untuk memperoleh hasil yang optimal. Penyempurnaan terus-menerus dan penyetelan algoritma, didukung oleh data pelatihan yang cermat, akan memperkuat keandalan dan ketepatan sistem AI dalam mengidentifikasi perilaku kriminal potensial.


Kasus David Zayas dengan jelas menggambarkan kekuatan analisis pola berkendara berbasis AI dalam membantu penegakan hukum mengidentifikasi dan menangkap pengedar narkoba. Dengan memanfaatkan kemampuan algoritma AI, departemen kepolisian dapat menggunakan data besar yang dikumpulkan dari jalan-jalan regional untuk membedakan pola berkendara mencurigakan dan aktivitas yang mengindikasikan perilaku kriminal. Seiring dengan kemajuan teknologi AI, pemerintah dan masyarakat harus menavigasi jalur yang rumit dalam memanfaatkan alat yang kuat ini untuk keamanan publik, sambil memastikan perlindungan privasi dan memegang teguh pertimbangan etis. Dengan penerapan yang bertanggung jawab, regulasi yang komprehensif, dan kolaborasi yang berkelanjutan, AI memiliki potensi untuk secara signifikan meningkatkan kemampuan penegakan hukum, menciptakan masyarakat yang lebih aman dan terlindungi.


Baca berita dan artikel lainnya di Google News.


(law)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar