Pentingnya Mengenalkan dan Mengajarkan Teknologi AI Pada Anak-anak

Ardi Aryaguna . August 25, 2023

Foto: Getty Images

Teknologi.id - Halo ayah dan bunda, ibu dan bapak guru! Kalian mungkin sudah menyadari bahwa kecerdasan buatan (AI) menjadi topik yang populer akhir-akhir ini.

Dan ada satu hal yang mungkin kalian tidak sadari, anak-anak kalian tepat berada di tengah-tengah sensasi ini. Mulai dari smartphone hingga asisten otomatis, AI sedang merambah ke setiap sudut kehidupan kita. 

Jadi, pertanyaan besarnya adalah: apakah kalian ingin membiarkan AI masuk secara secara diam-diam dalam kehidupan anak, atau kita sendiri yang membimbing anak-anak kita menggunakan teknologi canggih ini dengan bijak?

AI yang Tak Terhindarkan

Faktanya, AI akan masuk ke kehidupan manusia. Teknologi ini sangat menggoda dan sangat menarik perhatian anak-anak. Mulai dari asisten virtual yang bisa menjawab pertanyaan mereka hingga game yang sepertinya lebih mengerti mereka daripada teman-teman mereka, AI akan atau sudah menjadi bagian integral dari dunia mereka. 

Pilihan yang kita miliki adalah antara menutup mata dan berpura-pura tidak tahu atau masuk dan melatih anak-anak kita menjelajahi dunia modern ini.

Ada banyak sekolah yang memilih melarang penggunaan alat-alat AI di dalam kelas. Tetapi apakah itu jawabannya? Dengan membatasi akses ke kemajuan teknologi, apakah kita benar-benar melindungi anak-anak kita? Atau kita malah menghalangi mereka dari masa depan yang berjalan di dunia digital? Bukankah lebih bijak untuk membimbing mereka dalam menjinakkan teknologi ini?

Mau tidak mau, suatu hari suatu hari sang anak pasti akan menggunakan AI, dan ketika anak-anak tidak punya pendidikan yang tepat tentang AI, mereka pasti akan menyalahgunakannya. 

Bahaya AI

Penyalahgunaan AI bisa memiliki konsekuensi yang besar, dari memengaruhi performa akademis mereka hingga bahkan menghambat peluang masa depan mereka seperti mendaftar kuliah dan pekerjaan. Bagaimana bisa? Bayangkan situasi ini: 

Baca Juga: Cara Menggunakan dan Memanfaatkan Google Bard, Dijamin Mudah!

Kalian adalah seorang guru yang memberikan tugas menulis esai kepada murid-murid. Alih-alih mengandalkan kemampuan menulis mereka sendiri, beberapa murid malah menggunakan AI untuk menghasilkan esai yang terlihat bagus. Bagi sang murid ini mungkin tampak seperti solusi yang cerdas. Namun ini malah jadi bumerang pada nilai akademis dan peluang masa depan mereka:

1. Kurangnya Kemampuan Sebenarnya

Meskipun AI mampu menghasilkan konten yang terstruktur dan cerdas, mereka tidak dapat menggantikan kemampuan anak sebenarnya. Ketika anak-anak bergantung pada AI untuk tugas-tugas akademis, mereka menjadi tidak  mengembangkan keterampilan menulis, berpikir kritis, atau pemahaman konsep yang diajarkan secara mendalam. 

2. Keaslian dan Integritas

Penggunaan AI untuk menyelesaikan tugas-tugas akademis juga bisa merusak keaslian dan integritas mereka sebagai pelajar. Universitas dan pekerjaan mencari calon yang tidak hanya cerdas, tetapi juga punya integritas dan nilai-nilai yang baik. Jika anak-anak menyalahgunakan AI untuk mendapatkan nilai atau prestasi yang tidak sesuai dengan usaha mereka sendiri, ini bisa merusak citra mereka di mata lembaga pendidikan dan calon pemberi kerja.

3. Berpikir Kritis

Pendidikan tradisional berfokus pada pengembangan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Jika anak-anak terlalu bergantung pada AI, mereka akan kehilangan kesempatan mengasah keterampilan ini. Ini hanya akan menghambat kemampuan mereka untuk berpikir secara mandiri dan menyelesaikan masalah dalam situasi dunia nyata.

4. Keterampilan Interpersonal

Nilai akademis yang baik lebih dari sekadar hasil tes dan nilai, namun juga melibatkan keterampilan interpersonal, seperti berkomunikasi dengan baik dan bekerja dalam tim. Jika anak-anak cenderung menggunakan AI sebagai “joki” untuk semua tugas, mereka tidak mengembangkan kemampuan berinteraksi dengan teman sekelas, berdiskusi, atau bekerja sama dalam proyek-proyek kelompok.

5. Ketidaksiapan dalam Menghadapi Kompetisi Dunia Nyata

Ketika anak-anak mengandalkan AI untuk semua hal, mereka akan tidak kurang siap ketika dihadapkan pada situasi nyata tanpa AI. Pekerjaan, kuliah, dan tantangan kehidupan nyata seringkali memerlukan pemecahan masalah kreatif, adaptasi cepat, dan kemampuan berpikir fleksibel yang mungkin tidak terlatih jika mereka hanya mengandalkan AI.

Ringkasnya, pengaruh AI yang berlebihan pada anak-anak dapat menghambat perkembangan skill penting, merusak integritas, dan menghambat kesiapan mereka untuk menghadapi dunia nyata. Oleh karena itu, anda wajib memastikan penggunaan AI dalam pendidikan tidak tergantikan oleh hasil nyata, tetapi lebih sebagai alat bantu yang membantu pengembangan keterampilan dan pemahaman mereka, yang menjadi pembahasan kita selanjutnya.

Sumber: Clipdrop.AI

AI Malah Menjadi Alat Terbaik Untuk Belajar

AI bukan sekadar fitur baru dalam dunia teknologi; AI akan mengubah permainan dunia pendidikan. Dengan bimbingan yang tepat, AI dapat mengubah anak kita menjadi jenius. 

Baca Juga:Google Photos Kembangkan Fitur Memories dengan AI

Bayangkan saja AI sebagai guru les virtual, tersedia 24/7 untuk menyederhanakan konsep-konsep kompleks, menghasilkan analogi yang gampang diingat, dan meningkatkan pemahaman dalam belajar. Ditambah lagi mereka tidak perlu mengganggu waktu kita untuk diajari pelajaran sulit setiap malam.

Mari kita langsung saja bahas cara kita bisa memanfaatkannya:

  1. Anak-anak bisa belajar dengan bertanya kepada AI untuk menjelaskan sebuah konsep secara lebih sederhana, atau pada tingkat yang sesuai dengan usia atau tingkat kelas mereka. Mereka bisa membuat AI untuk menghasilkan analogi sederhana untuk menjelaskan konsep akademis dengan menggunakan hal-hal yang sudah menarik minat mereka, seperti anime, film, grup idol, atau game.

  2. Anak-anak bisa mengulang pelajaran dengan AI dengan meminta mereka membuat kuis berdasarkan apa yang telah mereka pelajari. Dengan GPT-4 atau ChatPDF, mereka bahkan bisa membuat kuis berdasarkan berkas PDF dari buku teks. Anak-anak juga bisa menggunakan ekstensi Wisdolia di Google Chrome untuk secara otomatis menghasilkan kartu-kartu flash pada informasi di suatu web.

  3. Dan akhirnya, anak-anak bisa meminta AI membantu mereka berpikir. Bukan dengan meminta AI menulis esai untuk mereka, melainkan dengan meminta bantuan AI untuk menghasilkan gagasan topik, membuat kerangka menulis, menulis pengantar, atau mendapatkan kritik & saran berdasarkan tugas mereka. Mereka juga bisa menggunakan aplikasi seperti Gamma untuk membuat presentasi sehingga mereka bisa fokus pada latihan penyampaian daripada membuang waktu mendesain presentasi. Bahkan mereka bisa menggunakan ChatGPT untuk membuat jadwal belajar yang memperhitungkan semua komitmen mereka, tenggat waktu, dan kegiatan di luar sekolah.

Intinya, kita tidak boleh terjebak dalam ketakutan terhadap AI. AI bisa membantu anak-anak kita mencontek PR mereka, tetapi juga bisa membantu mereka belajar dengan lebih baik. Pada akhirnya, AI hanyalah sebuah alat — dan kita bisa membantu anak-anak kita menggunakannya dengan baik.

Catatan Menggunakan AI

Tapi tentu saja, seperti pahlawan super mana pun, AI punya batasan.AI berpikir dengan membuat prediksi berdasarkan pola data, dan kadang-kadang, mereka bisa salah. Tetapi itulah letak keindahannya— kita bisa mengajarkan anak-anak tentang batasan AI sambil menyoroti potensinya.

Rahasianya adalah membuat belajar dengan AI menjadi menyenangkan, interaktif, dan kreatif. Anda bisa membuat game berbasis text bersama mereka, atau membantu mereka membuat cerita mereka sendiri.

Menggabungkan AI ke dalam pendidikan bukan berarti menggantikan guru atau menjadikan anak-anak sebagai pecandu teknologi; ini tentang membebaskan kreativitas dan mengungkap potensi mereka. Baik itu dalam membuat kuis, menghasilkan kartu flash, atau bahkan membantu mereka dalam presentasi, AI adalah alat serba guna yang memperbesar jalan untuk belajar.

Tentu saja, kami tidak menganjurkan untuk sepenuhnya menggantikan pendidikian dengan AI. Metode pembelajaran tradisional tetap jadi cara yang paling berharga, dan tujuannya adalah menemukan keseimbangan di antara keduanya. 

Jadi, para orang tua dan guru yang terhormat, mari untuk tidak menghindari sisi menyenangkan dari AI. Dorong anak-anak didik Anda untuk menjelajahi, bermain, dan belajar dengan AI. Biarkan mereka menemukan potensinya, dan siapa tahu? Mereka mungkin saja menemukan hasrat mereka dalam dunia teknologi.

Cek juga berita dan artikel lainnya diGoogle News!

(AA)







author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar