Inovasi Terbaru Google Research: Pembuat Video AI Lumiere dengan Realisme Tinggi

Lutfiyah Fathiyani . January 30, 2024

ai lumiere

Teknologi.id - Google Research telah memperkenalkan fitur baru dalam menghasilkan video dari teks yang mengungguli sebagian besar pembuat video AI lainnya. Tim pengembang berharap teknologi ini dapat menginspirasi industri kreatif, meskipun dengan kesadaran bahwa potensi penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab juga mungkin, terutama dalam pembuatan deepfakes atau konten berbahaya.

Keunikan dari teknologi ini terletak pada kemampuannya untuk menyesuaikan gerakan orang dan objek dalam video agar terlihat lebih alami dan mulus selama beberapa detik, mengatasi masalah gerakan yang cenderung bergetar pada sebagian besar pembuat video AI. Hal ini juga menjaga agar latar belakang video tetap terlihat alami, tanpa terjadi glitching – sebuah tugas yang sebelumnya memerlukan daya komputasi besar dan membatasi durasi video AI.

Diberi nama "Lumiere," AI baru ini menggunakan teknik khusus untuk membuat film dalam satu proses, menghasilkan 80 frame video pada kecepatan 16 frame per detik, setara dengan 5 detik rekaman - durasi yang lebih lama daripada rata-rata adegan film. Ini merupakan perbedaan signifikan dengan pembuat video AI standar, yang biasanya memulai dengan beberapa frame dan kemudian mengisi data yang hilang di antaranya. Dengan Lumiere, para peneliti telah berhasil membuat beberapa video menarik, termasuk video kucing yang terlihat nyata tetapi jelas palsu bermain piano, serta evolusi bertahap gambar garis seekor singa.

Baca juga Hebat! Google Hadrikan Fitur AI Generative Baru untuk Chrome 

Para peneliti meyakini bahwa AI ini dapat memberikan kontribusi positif dalam berbagai tugas penciptaan konten dan aplikasi pengeditan video, seperti mengubah gambar menjadi video, video inpainting, dan generasi gaya. Namun, mereka juga memahami risiko penyalahgunaan, terutama dalam pembuatan konten palsu atau berbahaya. Oleh karena itu, mereka menekankan pentingnya mengembangkan dan menerapkan alat-alat deteksi bias serta pencegahan penggunaan jahat guna memastikan penggunaan yang aman dan adil.

Namun demikian, ada beberapa keterbatasan, seperti AI belum dapat mengelola video dengan beberapa adegan atau transisi antara adegan, yang diakui oleh para peneliti sebagai tantangan yang perlu diatasi di masa depan.

Rilis teknologi ini datang pada saat yang krusial dalam debat mengenai peran AI dalam industri kreatif dan dampaknya terhadap masyarakat. Terutama, persaingan menuju Pemilihan Presiden 2024 di Amerika Serikat semakin memanas, dengan beberapa perusahaan AI, seperti OpenAI, telah mengambil langkah-langkah untuk melarang penggunaan alat mereka untuk tujuan politik demi mencegah potensi penyalahgunaan. Sementara itu, perusahaan lain, seperti Google, tengah menguji berbagai teknik, termasuk water-marking dan pembatasan penggunaan AI dalam iklan serta konten lainnya, untuk menanggulangi penyebaran informasi yang salah.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News

(LF)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar