(Foto : Microsoft)
Teknologi.id - Saat ini, kecerdasan buatan (AI), yang seharusnya menjadi alat bantu yang efisien untuk pekerjaan dan sumber informasi, sayangnya mulai menimbulkan kekhawatiran. Dalam konteks penulisan berita, teknologi ini justru dianggap sebagai pemicu kekacauan, bahkan menyebabkan lahirnya berbagai berita palsu hoaks.
Baru-baru ini, perkembangan teknologi kecerdasan buatan Microsoft telah menciptakan gelombang kontroversi dalam dunia jurnalistik. Sebagai contoh, berita teranyar yang dihasilkan oleh AI Microsoft ini menyebar klaim palsu bahwa Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, tertidur saat mengheningkan cipta untuk menghormati para korban kebakaran hutan di Maui, Hawaii
Jika kamu belum melihat beritanya AI milik Microsoft, kamu bisa mengunjungi portal resmi milik Microsoft di sini www.msn.com
Baca Juga : Intip Project Silica Microsoft, 7 TB Data Disimpan di Kaca Awet Hingga 10.000 Tahun
(Foto : Microsoft)
Cara Kerja AI Microsof Dalam Membuat Berita
Menurut sumber yang mengetahui cara kerja situs Microsoft, keputusan perusahaan untuk lebih bergantung pada kecerdasan buatan (AI) daripada editor manusia dalam mengelola homepage portal, seperti MSN.com dan Microsoft Start, diduga menjadi penyebab utama peningkatan berita hoaks dan konten aneh di situs tersebut. Keputusan ini menciptakan kekhawatiran terkait validitas informasi yang disajikan, seiring dengan pergeseran dominasi teknologi AI dalam penyajian konten di dunia digital.
Pada tahun 2018, situs ini, bersama dengan browser "Edge" terbaru dari Microsoft yang merupakan penerus dari Internet Explorer, mengoperasikan tim editorial yang terdiri dari lebih dari 800 editor. Tugas mereka melibatkan pemilihan dan penyusunan berita, menunjukkan komitmen Microsoft untuk memiliki peran manusia yang signifikan dalam pemillihan kontennya. Namun, seiring waktu, keputusan untuk beralih lebih banyak kepada AI daripada editor manusia menimbulkan pertanyaan kritis terkait dampaknya terhadap kualitas dan keakuratan informasi yang disajikan oleh platform tersebut.
Mengutip dari CNN, investasi awal Microsoft pada OpenAI, pencipta aplikasi ChatGPT, telah menempatkan perusahaan di garis depan revolusi kecerdasan buatan yang menjanjikan, namun juga membawa potensi berbahaya. Keterlibatan Microsoft dalam menggandeng OpenAI menyoroti peran sentral perusahaan dalam menggali potensi teknologi AI, sementara sekaligus mengakui tantangan dan risiko yang terkait dengan pengembangan kecerdasan buatan yang semakin canggih.
Peran yang signifikan dari kecerdasan buatan (AI) dalam perluasan berita palsu, yang baru-baru ini dilakukan oleh Microsoft, menimbulkan pertanyaan mendalam tentang keputusan perusahaan terhadap teknologi baru ini dan dampaknya terhadap industri jurnalisme secara keseluruhan. Kejadian ini mengajukan pertanyaan serius terkait etika dan tanggung jawab perusahaan dalam mengelola dan menyajikan informasi kepada masyarakat, membuka diskusi tentang perluasan penggunaan teknologi AI dalam ranah berita dan dampaknya terhadap validitas informasi.
Dampak Dari Hoaks AI Microsoft
Beberapa pekan lalu, The Guardian menerbitkan artikel tentang Lilie James, seorang wanita berusia 2 1tahun yang ditemukan tewas dengan cedera kepala serius di sebuah sekolah di Sydney, Australia. Peristiwa ini menimbulkan kesedihan mendalam dan memicu opini publik di Australia tentang kekerasan terhadap perempuan.
Namun ketika MSN menerbitkan ulang berita dari The Guardian, MSN ini mengutip jajak pendapat yang dibuat oleh AI yang menanyakan kepada pembaca "Menurut Anda apa alasan di balik kematian wanita tersebut? " dan tercantum tiga pilihan pembunuhan, kecelakaan atau bunuh diri.
Anna Bateson, selaku kepala eksekutif Guardian Media Group, mengatakan dalam suratnya kepada Microsoft yang dilansir oleh CNN, Bahwa jajak pendapat yang dibuat secara otomatis adalah teknologi AI perusahaan yang sangat memprihatinkan dan menuntut Microsoft mengambil tanggung jawab penuh atas kejadian tersebut.
Pada akhirnya juru bicara dari Microsoft mengatakan akan menonaktifkan semua jajak pendapat pada artikel berita dan mengatakan perusahaan sedang melakukan investigasi penyebab konten yang tidak pantas tersebut.
(Foto : Microsoft)
MSN Penuh Berita Hoaks
Peristiwa sebelumnya bukanlah menjadi kesalahan yang disebabkan oleh AI buatan Microsoft. Pada Beberapa bulan lalu, tepatnya Bulan Agustus, situs website MSN menyajikan berita yang menimbulkan kekeliruan dalam mengklaim Presiden Joe Biden tertidur saat mengheningkan cipta untuk para korban bencana kebakaran hutan di Maui.
Sebulan setelahnya yaitu Bulan September, MSN menerbitkan ulang cerita tentang Brandon Hunter, seorang mantan pemain NBA yang meninggal secara tidak terduga pada usia 42 tahun, dengan judul "Brandon Hunter tidak berguna pada usia 42"
Tidak hanya itu, pada bulan Oktober, MSN juga menerbitkan ulang artikel yang mengklaim bahwa Supervisor San Francisco Dean Preston telah mengundurkan diri dari jabatannya setelah mendapat kritik dari Elon Musk.
Baca Juga : Microsoft Hadirkan Alat Desain AI Gratis ke Sidebar Edge!
Kesimpulan
Dalam era teknologi yang terus berkembang saat ini, seharusnya Microsoft bisa membuktikan bahwa AI buatannya ini bisa memberikan dampak positif dan inklusivitas bagi dunia jurnalistik.
Dengan memanfaatkan AI dan melakukan pemantauan lebih terhadap AI tersebut, Microsoft seharusnya bisa menjadi salah satu pelopor AI yang menciptakan pemberitaan aktual dan terpercaya bagi para pengunjung situs website MSN di dunia. Jadi menurut kamu apakah AI ini harus di hindari atau tidak?
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(nr)
Tinggalkan Komentar