Foto: iStockPhoto
Teknologi.id – Dikabarkan data dari
para pengguna LinkedIn bocor dan dijual secara online di dark web. Diperkirakan
700 juta pengguna LinkedIn bocor. Data yang bocor tersebut termasuk nomor
telepon, alamat rumah, data geolokasi, dan gaji.
Data yang bocor ini dapat digunakan
untuk berbagai kejahatan seperti semisal pencurian identitas atau hal jahat
lain.
Informasi yang diperjualbelikan di
dark web ini sepertinya adalah kumpulan dari kedua peristiwa dan mencakup
hal-hal seperti nama pengguna, alamat profil, alamat email, nama lengkap, nomor
telepon, alamat rumah, informasi geolokasi riwayat kerja, pengalaman kerja,
akun sosial media serta informasi lain yang tersedia di profil LinkedIn.
Pada 22 Juni lalu, terdapat laporan juga yang mengatakan ada seorang peretas yang mengiklankan data 700 juta pengguna LinkedIn untuk dijual. Pengguna forum mengunggah sampel data yang mencakup 1 juta pengguna LinkedIn.
Baca juga: Menkominfo Lindungi Data Diri Peserta Vaksinasi Covid-19
Pada saat itu, peretas sepertinya
ingin menyalahgunakan LinkedIn API resmi untuk mengunduh data, metode yang sama
saat pelanggaran serupa terjadi pada bulan April. Disebutkan 500 juta data
pengguna akun LinkedIn bocor pada saat itu.
Namun, LinkedIn mengklarifikasi data
yang diperjualbelikan saat itu diambil peretas yang menyalahgunakan API
LinkedIn. Data tersebut diambil langsung dari data profil yang tercantum di website.
Para peretas katanya menggunakan bot
untuk mengais data dan membentuknya jadi basis data informasi yang besar.
Melansir dari 9to5Mac, pihak LinkedIn
mengatakan bahwa mereka tak bisa menemukan bukti penyusupan ke server selama
salah satu dari dua pembobolan itu terjadi.
Selain itu pihak LinkedIn juga menyebut
mengumpulkan data pengguna seperti yang dilakukan peretas ini merupakan tindakan
yang menyalahi aturan privasi mereka. Linkedin mengatakan bahwa data sensitif
pengguna seperti kata sandi masih aman.
Kendati demikian, ini tak mengartikan informasi yang diperoleh tak bisa digunakan sesuatu yang memicu kejahatan. Data yang terjual di Dark web sulit dicegah dari berbagai potensi tindak kriminal karena dapat diperoleh semua orang.
(MIM)
Tinggalkan Komentar