Teknologi.id - WhatsApp betul-betul diblokir dari Uni Eropa. Pegawai Komisi Uni Eropa diperintahkan untuk berhenti menggunakan WhatsApp untuk saling berkomunikasi.
Sebagai gantinya, para pegawai diminta menginstall aplikasi serupa bernama 'Signal'. Keputusan pemblokiran WhatsApp di Uni Eropa masih merupakan buntut dari kasus peretasan WhatsApp milik orang terkaya dunia, Jeff Bezos beberapa waktu lalu. Sejak saat itu, WhatsApp dianggap tidak lagi aman untuk penggunanya.
"Signal telah dipilih sebagai aplikasi yang direkomendasikan untuk pesan instan publik," kata Uni Eropa, belum lama ini, yang dikutip dari Detik.com, Senin (2/3/2020).
BACA JUGA: Waspada Penyusup, Ratusan Ribu Link Grup WhatsApp Tersebar Bebas di Google
Hanya saja, belum juga sempat teruji keamanannya, aplikasi Signal pun dikabarkan mulai ditinggalkan. Uni Eropa dikabarkan sedang mengembangkan layanan pesan instan sendiri yang dianggap jauh lebih terlindungi.
Sebelumnya, pejabat di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ternyata juga tidak menggunakan WhatsApp sebagai sarana komunikasi. "Pejabat resmi di PBB diinstruksikan untuk tidak menggunakan WhatsApp, ia tidak didukung sebagai sebuah mekanisme yang aman," kata juru bicara PBB, Farhan Haq.
BACA JUGA: Mode Gelap Kini Sambangi Pengguna WhatsApp di iPhone
Soal PBB tak memakai WhatsApp, pihak layanan messaging itu angkat bicara. "Setiap pesan privat dilindungi dengan enkripsi end to end untuk mencegah WhatsApp atau yang lain melihat pesan itu," kata WhatsApp tentang keamanan layannya.
"Teknologi penyandian yang kami kembangkan dengan Signal dianggap tinggi oleh ahli keamanan dan masih tetap yang terbaik bagi orang-orang di seluruh dunia," klaim mereka.
(sz)
Tinggalkan Komentar