Sumber: TechCrunch
Teknologi.id - Facebook semakin ditinggalkan remaja belakangan ini. Mereka mulai bosan menggunakan Facebook karena citra negatif yang ditimbulkan. Selain itu, Facebook juga terkesan membosankan di mata remaja dan identik dengan orang tua. Hal ini yang menyebabkan Facebook banyak digunakan oleh ibu-ibu dan bapak-bapak. Mereka lebih sering bermain TikTok dan pesaing mereka yang mencoba mengikutinya, Instagram. Lalu, apa yang menyebabkan Facebook mulai ditinggalkan?
Hasil tersebut berdasarkan survei Pew Research Center tentang remaja, teknologi, dan media sosial yang digelar pada 14 April-4 Mei dan diterbitkan pada 8 Agustus. Respondennya mencakup 1.316 warga AS berusia 13 hingga 17 tahun yang dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2014-2015.
Hasilnya menunjukkan hanya 32 persen remaja yang menggunakan masih Facebook sama sekali. Hal ini memperlihatkan penurunan survei dibandingkan pada tahun 2014-2015 yang mencapai angka 71 persen. Di masa itu, Facebook jauh mengungguli para pesaingnya, seperti Instagram (52 persen), Snapchat (41 persen), Twitter (33 persen), Tumblr (14 persen).
Baca Juga: Cara Membuka Facebook Lupa Kata Sandi, Bisa Tanpa Nomor HP dan Email!
Jules Terpak, pembuat konten Gen Z yang juga meliputi budaya digital, menilai bahwa remaja tidak lagi menemukan makna dari Facebook yang telah lama digunakan pada zaman jayanya.
"Sekarang, ada lebih dari lima platform media sosial punya posisi kuat untuk terus di-scroll." ujar melalui email dikutip dari TechCrunh.
"Demi waktu dan kewarasan, orang harus menghilangkan platform yang mulai kekurangan nilai dan insentif." Terpak menambahkan jika para remaja kerap mengasosasikan Facebook dengan orang tua mereka. Hal ini tampak dari orang tua kita yang jarang sekali memiliki Instagram, tetapi mereka dominan memiliki Facebook dan masih sering memainkannya. Hal ini menjadikan Facebook jarang digunakan, terlebih lagi, fitur video/ reels layaknnya Tiktok/ Instagram lebih menarik dibandingkan video yang ditampilkan di Facebook.
"Budaya yang ditanamkan oleh rata-rata pengguna Facebook sangat terputus dari hal-hal yang dianggap menarik dari sebuah platform oleh Gen Z yang ada malah energi email spam," ujarnya.
Atmosfer negatif itu sudah muncul pada tahun 2013 saat 77 persen remaja masih menggunakan Facebook.
"Saat Facebook masih sangat terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari remaja, terkadang ini cuman karena sisi kegunaan dan kewajiban ketimbang penilaian sebagai platform baru yang menarik yang dapat diklaim remaja sebagai miliki mereka," dikutip laporan Pew pada 2013.
Baca Juga: Akun Facebook Diretas? Coba Cara Ini untuk Mengembalikannya
Dalam studi ini, Pew menemukan bahwa remaja mengungkapkan lebih banyak antusiasme untuk platform lain, termasuk ketika mereka tidak menggunakan Facebook secara sering.
Tren itu cenderung stabil. Hal ini didukung generasi remaja baru saja menyentuh dunia media sosial, mereka hampir tak melirik untuk menggunakan Facebook. Temuan baru Pew juga konsisten dengan pelaporan internal Facebook sendiri, dari hasil dokumen yang dibocorkan oleh Frances Haugen (peneliti Facebook).
Dari dokumen tersebut, Frances mengungkapkan kalau pengguna remaja di aplikasi Facebook 2021 menurun 13 persen sejak 2019. Dokumen itu juga memproyeksikan bahwa angka tersebut akan semakin turun 45 persen selama dua tahun ke depan.
"Sebagian besar orang dewasa muda menganggap Facebook sebagai tempat bagi orang-orang berusia 40-50 tahun," berdasarkan dokumen internal Facebook 2021 yang didapatkan The Verge.
"Orang dewasa muda menganggap konten sebagai hal yang membosankan, menyesatkan, dan negati," lanjut dokumen itu.
Turunnya pengguna remaja Facebook menjadikan sebuah masalah yang cukup serius bagi perkembangan bisnis Facebook dan Meta itu sendiri. Bagaimana tidak, Facebook menjadi landasan awal Marck Zuckerberg dalam membangun platform media sosial harus tergerus oleh Tiktok dan Instagram.
(nfr)
Tinggalkan Komentar