Teknologi.id - Misi PBB di Lebanon baru-baru ini mengungkapkan hasil penyelidikan awal mengenai ledakan perangkat komunikasi yang terjadi di Lebanon pekan ini. Dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada Dewan Keamanan PBB, terungkap bahwa perangkat-perangkat seperti pager dan walkie-talkie tersebut telah dipasangi bahan peledak sebelum tiba di Lebanon. Penemuan ini menunjukkan bahwa ledakan tersebut bukan kebetulan, melainkan serangan yang direncanakan dengan sangat teliti.
Menurut laporan dari otoritas Lebanon, perangkat-perangkat tersebut meledak ketika menerima pesan elektronik tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa ada pihak yang sengaja memicu ledakan dari jarak jauh, menggunakan teknologi yang canggih.
Misi PBB di Lebanon menuding Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan ini. Mereka menyebut tindakan tersebut sebagai sesuatu yang “belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal kebrutalannya.” Serangan ini dinilai mengancam upaya diplomatik untuk menghentikan konflik yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon selatan. Misi PBB juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk serangan yang menewaskan 37 orang dan melukai sekitar 3.000 orang lainnya.
Baca juga: Fakta Ledakan Pager Lebanon: Dubes Jadi Korban, Israel Diduga Jadi Dalang
Meskipun demikian, hingga saat ini Israel belum memberikan komentar resmi terkait insiden tersebut. Namun, sumber keamanan Lebanon menduga bahwa agen mata-mata Israel, Mossad, berada di balik serangan ini. Mossad memang dikenal dengan kemampuan mereka dalam melakukan operasi rahasia di luar negeri, dan insiden ini dianggap sebagai bagian dari strategi mereka untuk melemahkan kelompok Hizbullah yang didukung oleh Iran.
Ledakan perangkat komunikasi ini terjadi di berbagai lokasi, seperti supermarket, jalan raya, dan bahkan pemakaman, yang menunjukkan betapa terencana dan terkoordinasinya serangan ini. Otoritas Lebanon juga menyebutkan bahwa ratusan pager yang meledak secara bersamaan di berbagai wilayah telah dipasangi bahan peledak yang tersembunyi dengan sangat rapi.
Sidang darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas insiden ini dijadwalkan akan berlangsung pada Jumat, 20 September 2024. Masyarakat internasional menunggu tanggapan dari Israel serta tindakan apa yang akan diambil oleh PBB untuk menangani situasi ini.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)