Berkat Investasi di Allo Bank, Bukalapak Untung Bersih Sebesar Rp8,59 T di Semester I

Lusita Amelia . August 10, 2022

foto: MNC Media.

Teknologi.id - Perusahaan teknologi di Indonesia cukup bervariatif dengan ciri khasnya masing-masing. Marketplace yang sedang digandrungi masyarakat merupakan solusi untuk mempermudah transaksi jual beli dan juga memenuhi kebutuhan masing-masing. Tiga pangsa penguasa e-commerce di Indonesia, yaitu Shopee, Tokopedia, dan juga Bukalapak. Aplikasi Bukalapak menduduki peringkat ketiga dalam e-commerce yang paling banyak dikunjungi di Indonesia. Jumlah kunjungan dan pengunduh aplikasi Bukalapak mencapai 30.126.700 pengunjung per bulan pada kuartal 3 2021. Hal ini menjadikan Bukalapak menjadi semakin besar dan meraup untung bersih yang besar pula. Perusahaan ini pun bekerja sama dengan perusahaan lain untuk mengembangkan bisnisnya dengan salah satunya adalah melalui investasi. Investasi yang dilakukan di Allo Bank oleh PT Bukalapak Tbk. ini menghasilkan untung bersih yang fantastis.

Perusahaan ini mendapatkan laba atau untung bersih sebesar Rp8,59 triliun pada periode semester I (pertama) tahun 2022. Kinerja perusahaan unicorn ini mengalami perkembangan drastis dari periode semester pertama di tahun 2021 yang mendapatkan kerugian bersih sebesar Rp767,03 miliar. Dilansir dari databoks (2022), dengan hasil investasi itu, perusahaan ini mencatatkan laba operasional sebesar Rp8,6 triliun. Nilai ini meningkat 1.209% dari periode yang sama pada tahun 2021, yakni rugi operasional sebesar Rp776,16 miliar.

Bukalapak mulai menaruh investasi di Allo Bank pada awal tahun ini, tepatnya pada 18 Januari 2022. Bukalapak mengeluarkan dana sebesar Rp1,19 triliun untuk mengakuisisi bank digital tersebut. Investasi Bukalapak di Allo Bank yang menjadi kontributor catatan laba bersih yang menguntungkan bagi perusahaan. Dengan melakukan investasi ini, perusahaan mendapatkan untung bersih yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Dikutip dari Kompas.com, Senin (1/8/2022)."(Laba diperoleh) terutama disebabkan oleh untung nilai investasi market to market dari PT Allo Bank Tbk," lapor manajemen Bukalapak. Manajemen tersebut melaporkan bahwa keuntungan tersebut disebabkan oleh laba nilai investasi marked to market dari PT Allo Bank Tbk (BBHI). Dalam enam bulan pertama tahun ini, Bukalapak mencatatkan kenaikan Total Processing Value (TPV) sebesar 24% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp 36,5 triliun. Pertumbuhan TPV Perseroan didukung oleh peningkatan jumlah transaksi sebesar 24% sepanjang 3 bulan Februari di tahun 2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. 

Baca juga: 3 Fitur Baru WhatsApp: Bisa Sembunyikan Status Online hingga Keluar Grup Diam-diam

Pada umumnya valuasi startup didasarkan pada perhitungan EV/GMV (enterprise value/gross merchandise value). Namun, Bukalapak menggunakan perhitungan yang berbeda yaitu menggunakan TVP sebagai acuan. Rachmat Kaimuddin, Direktur Utama PT Bukalapak.com, menjelaskan alasan Perseroan mereka memilih menggunakan TPV lantaran lebih sesuai dengan model bisnis Perseroan yang dikutip dari Liputan6 News (2021). Perhitungan GMV memungkinkan mesin untuk memasukkan nilai transaksi yang dibatalkan dan tertunda. Akan tetapi, perhitungan TVP hanya memperhitungkan nilai transaksi yang diproses.

Perusahaan Bukalapak juga membukukan total TPV sebesar Rp70,6 triliun pada semester I 2022 yang mana naik 25% dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Rachmat juga mengatakan bahwa di Indonesia sendiri, tidak semua GMV dapat terbayarkan untuk penutupan dananya. GMV (gross merchandise value) adalah nilai barang dagangan kotor yang merupakan volume rupiah dari pembelian yang difasilitasi oleh platform Bukalapak. GMV ini masih memungkinkan untuk menghitung dana yang tertahan atau belum dibayarkan sehingga akan cukup sulit menghitung keuntungan bersihnya. 

foto: dailysocial

Dari awal pembentukan hingga saat ini, Bukalapak memiliki 14,2 juta mitra warung offline dan 6,8 juta merchant online. Jumlah yang tidak sedikit ini bekerja sama dengan perusahaan untuk saling memberikan keuntungan. Bukalapak pun berupaya untuk mendorong pemanfaatan Mitra, Marketplace, channel online, termasuk platform-platform khusus. Misalnya seperti,  itemku, Allo Fresh, dan Bmoney yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan atau return. 

Peningkatan yang baik ini sangat memberikan harapan bagi pihak perusahaan Bukalapak untuk meningkatkan keuntungan. Hal ini lantaran perusahaan pun beberapa kali mengalami kerugian sejak tahun 2018 hingga 2021. Pendorongan investasi dan kerja sama dengan berbagai mitra terus digencarkan untuk memberikan penambahan yang signifikan. Investasi ini tidak lain dan tidak bukan karena persediaan kas dan modal yang dimiliki perusahaan cukup besar untuk melakukan kerja sama dan investasi.

(LA)

Share :