Foto: VOI
Teknologi.id – Penangkapan seekor babi di Bedahan, Sawangan, Kota
Depok, Jawa Barat (Jabar), jadi heboh karena diiringi isu babi tersebut
jadi-jadian alias babi ngepet.
Hebohnya penangkapan babi ini
bermula dari sebuah video viral di media sosial babi ngepet beraksi di Kota
Depok, Jawa Barat (Jabar). Warga pun menangkap babi ini dan memasukkannya ke
kandang.
Peneliti bidang zoologi dari
Pusat Penelitian Biologi LIPI, Taufiq Purna Nugraha, mengatakan secara ilmiah
tidak ada babi ngepet. Taufiq mengaku menghormati kepercayaan masyarakat
sekitar.
"Kalau dari sudut pandang ilmiah sih, itu babi ngepet atau bukan, saya nggak bisa jawab, kalau di dalam ilmiah tidak ada itu istilahnya babi ngepet," ujar Taufiq dikutip dari Detik hari Kamis 29 April 2021.
Baca juga: LIPI Kembangkan Robot Penjinak Bom 'Morolipi V.2'
"Memang di beberapa daerah
itu kan memang banyak yang berbatasan dengan hutan, tapi ketika saya lihat di
Depok itu saya cek tempatnya di Bedahan, Sawangan, kalau di belakangnya sih di
dekat Parung,”
“Karena Parung Panjang masih
banyak daerahnya banyak tutupan. Saya kurang tahu daerahnya seperti apa, apakah
itu daerah bener perbatasan atau seperti apa," kata Taufiq.
Dikutip dari Kompas, Ketua RW
setempat bernama Abdul Rosad menyebut warganya kaget karena mengetahui ukuran
babi yang ditangkap itu semakin lama semakin mengecil setelah dilakukan
penangkapan.
Ia menyebut, saat pertama ditangkap babi itu memiliki panjang 50 cm dan lebar 40 cm. Namun beberapa saat kemudian panjangnya menjadi 30 cm sementara lebarnya tetap.
Baca juga: Elon Musk Tanamkan Chip Neuralink ke Otak Babi
Kondisi tersebut kemudian banyak
dikaitkan dengan hal-hal mistis atau di luar nalar oleh masyarakat dan juga
netizen yang menerima informasi ini.
Sementara itu, terkait dengan
menyusutnya ukuran babi dari laporan warga, Taufiq menyebut hal itu bisa
terjadi. Akan tetapi, hal itu tidak bisa terjadi dalam waktu yang cepat,
memerlukan proses.
"Dari sudut pandang ilmiah,
masa otot dan lemak bisa saja menyusut. Demikian juga dengan rangka tubuh masa
tulang bisa menurun karena pengeroposan misalnya di usia senja,”
“Tetapi memakan waktu yang lebih
lama lagi," tambah Taufiq dikutip dari Kumparan.
Dilihat secara morfologi, Taufiq juga
meyakini kalaupun di tes DNA pun hasilnya adalah DNA babi bukan DNA manusia.
(fpk)