Duel Sengit AI: Gemini vs Copilot, Siapa Pemenang di Uji Kemampuan?

Algis Akbar . December 16, 2025

Foto: ChatGPT

Teknologi.id - Saat AI seperti Gemini dan Copilot jadi asisten harian jutaan orang, pertarungan kemampuan antar kecerdasan buatan menjadi semakin sengit. Pengujian independen baru-baru ini bandingkan Google Gemini dan Microsoft Copilot di berbagai tugas, dari membuat itinerary hingga coding script. Di era di mana AI generatif mencapai 500 juta pengguna aktif global tahun ini, uji seperti ini beri insight berharga perihal mana yang lebih unggul untuk kebutuhan sehari-hari. Bagi pengguna Indonesia yang memaksimalkan AI untuk pekerjaan atau belajar, hasil ini bisa membantu dalam memilih tool terbaik tanpa trial and error.

Baca juga: Microsoft Edge Mode Copilot 2025: Fitur AI Canggih & Cara Pemasangan di Windows 7/10

Hasil Pengujian Gemini VS Copilot, AI Mana yang lebih Unggul? 

Foto: floresterkini.pikiran-rakyat 

Pengujian dilakukan melalui tujuh skenario berbeda, dengan prompt yang sama sama diberikan secara berurutan ke Gemini dan Copilot. Hasilnya menunjukkan bahwa Gemini lebih unggul secara keseluruhan, terutama di tugas kreatif dan visual, sementara Copilot kuat di pemrograman teknis. Gemini menang di empat kategori, Copilot di satu, dan dua kategori seimbang. Kesimpulan pengujian meng highlight Gemini lebih konsisten dan dapat diandalkan, kecuali untuk tugas pemrograman di mana Copilot unggul secara mutlak. Pengujian fokus pada kemampuan praktis AI, mulai dari perencanaan hingga kreativitas sebagai berikut: 

1. Menyusun itinerary perjalanan ke pasar Natal Eropa 
Gemini Menghasilkan jadwal yang akurat dengan kota ikonik dan rekomendasi transportasi kereta cepat/regional yang bagus untuk bepergian. Copilot memberikan rute yang lebih singkat dengan informasi dan rekomendasi yang lebih terbatas, tidak se lengkap Gemini. 

2. Membuat Rute Perjalanan 

Gemini akui keterbatasan untuk rute liner panjang, akan tetapi memberikan penawaran solusi tautan Google Maps dengan penanda kota. Copilot menghasilkan peta yang kurang akurat, lokasi salah, dan akhirnya akui tak mampu jaga presisi geografis.

3. Menulusuri Sejarah Windows
Kedua AI ini memberikan informasi yang tepat soal versi dan tanggal rilis. Gemini memberikan tambahan catatan penting seperti pembaruan Windows 8 ke 8.1, sementara Copilot memberikan tabel rapi. 

4. Membuat Infografik Konsep Passkey dengan Biometrik
Gemini menghasilkan ilustrasi yang jelas, estetis, dan sesuai arahan dengan proses yang cepat. Copilot memberikan gambar sederhana seperti clip-art, meskipun sudah diberikan revisi tiga kali tetap tidak meningkatkan kualitas data yang diminta.

5. Membantu Membuat Keputusan Finansial tentang Menyewa atau Membeli Mobil Baru
Kedua AI mengajukan pertanyaan lanjutan yang  relevan seperti jarak tempuh tahunan dan preferensi cicilan, hasil megeaskan jika AI ini seimbang dalam point memberikan keputusan finansial.

6. Membuat Script PowerShell untuk Mengganti Nama Foto Berdasarkan Metadata
Gemini berulang kali salah, AI ini menyarankan alat pihak ketiga tanpa tautan, dan menghasilkan skrip yang tidak berfungsi. Copilot menggunakan fungsi bawaan PowerShell, memberikan tambahan penanganan error dan saran backup untuk rollback.

7. Menjawab Trivia Film dari Deskripsi Adegan 
Kedua AI mengenalkan adegan dan aktor. Gemini menjawab dengan ringkas, sedangkan Copilot memberikan deskripsi panjang tentang film dan karakter.

Secara keseluruhan, Gemini unggul pada aspek kreatif, visual, perjalanan, dan akurasi geografis, sedangkan Copilot menonjol di scripting dan otomasi teknis.

Baca juga: Google Rilis Gemini 3: Model AI Terpintar yang Disebut Saingi GPT-5

Mana AI Andalan Sobat Tekdi?

Hasil pengujian ini memberikan insight di industri AI, di mana Gemini (Google) dan Copilot (Microsoft) dapat memberkan persaingan ketat kepada ChatGPT OpenAI. Gemini kuat di pada aspek tugas multimodal seperti gambar dan analisis rute, sementara Copilot handal di bidang coding berkat integrasi Microsoft ecosystem. Di Indonesia, di mana penggunaan AI naik untuk membantu produktivitas, hasil ini membantu pengguna untuk memilih tools sesuai kebutuhan: Gemini untuk kreator konten, Copilot untuk developer.

Konteksnya, kompetisi AI mendorong inovasi cepat, dengan pengujian independen menjadi indikator kemajuan. Ini juga menunjukkan jika AI belum sempurna, masih butuh pengawasan manusia untuk tugas yang cukup kompleks.

Pengujian Gemini vs Copilot juga memberikan pandangan jika kedua AI punya kekuatan masing-masing, dengan Gemini lebih unggul keseluruhan kecuali pemrograman. Saat AI generatif berevolusi, hasil seperti ini membantu pengguna untuk memilih tool terbaik. Di 2025, duel ini mengingatkan kita bahwa kompetisi AI membuat teknologi semakin handal dan usefull untuk kehidupan sehari-hari.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(AA/ZA)

Share :