Satria-1 & Starlink Dikerahkan Pulihkan Komunikasi Banjir Aceh–Sumatera

Wildan Nur Alif Kurniawan . November 30, 2025

Foto: RRI

Teknologi.id – Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar) telah memicu krisis kemanusiaan dan konektivitas. Untuk mempercepat pemulihan jaringan telekomunikasi vital di daerah terdampak, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan pengerahan sumber daya digital maksimal, melibatkan satelit pemerintah Satria-1 dan layanan internet satelit global, Starlink.

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa upaya ini merupakan bagian dari koordinasi multi-pihak yang intensif, melibatkan Komdigi, operator seluler, dan penyedia layanan satelit. Tujuannya adalah memastikan masyarakat di zona bencana dapat segera kembali berkomunikasi dengan keluarga dan mengakses informasi penting, sebuah kebutuhan mendasar dan esensial dalam situasi darurat. Percepatan pemulihan akses komunikasi ini menjadi prioritas utama pemerintah daerah dan pusat.

Baca juga: Elon Musk Gratiskan Internet Starlink untuk Korban Banjir Sumatera

Pengerahan Satelit Sebagai Solusi Cepat

Dalam situasi bencana alam, infrastruktur darat seperti menara Base Transceiver Station (BTS) dan kabel backbone rentan mengalami kerusakan akibat longsor, putusnya jembatan, atau banjir. Oleh karena itu, satelit menjadi solusi tercepat untuk menghadirkan konektivitas di lokasi terpencil atau yang infrastruktur daratnya lumpuh total.

Komdigi secara resmi mengerahkan Satelit Republik Indonesia (Satria-1), satelit multifungsi milik pemerintah, untuk menyediakan akses telekomunikasi darurat. Pemanfaatan Satria-1 dalam penanganan bencana ini menunjukkan pentingnya investasi pemerintah dalam infrastruktur angkasa untuk kepentingan publik dan mitigasi bencana.

Selain itu, Menkomdigi juga menekankan adanya koordinasi erat dengan penyelenggara layanan satelit swasta. Pihak-pihak seperti Starlink (layanan internet satelit milik SpaceX) dan PSN juga diminta untuk memperkuat downlink satelit di titik-titik yang paling terdampak bencana.

Kerja sama ini diperkuat dengan fakta bahwa sebelumnya Starlink telah menunjukkan inisiatif dengan menggratiskan akses internet selama 30 hari penuh bagi seluruh pelanggannya yang terdampak banjir besar di Provinsi Sumatra. Sinergi antara satelit pemerintah dan penyedia layanan global ini menjadi model disaster response yang efektif di Indonesia.

Baca juga: Starlink dan Samsung Kembangkan Internet Langsung ke Satelit Tanpa Menara BTS

Foto: JawaPos

Progres Pemulihan Jaringan: 707 BTS Hidup Kembali

Komdigi juga merilis data terperinci mengenai perkembangan pemulihan jaringan di tiga provinsi tersebut, menunjukkan progres yang signifikan berkat kerja keras tim teknis gabungan:

  • Data yang dirilis per Sabtu (29/11/2025) pukul 00.00 WIB menunjukkan capaian positif:
  • Kondisi Awal: Pada Jumat (28/11/2025) pukul 07.00 WIB, sebanyak 2.463 menara (site) BTS dilaporkan mengalami gangguan akibat bencana.
  • Progres 24 Jam: Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 707 menara telah berhasil dipulihkan dan kembali beroperasi normal.
  • Menara Sisa Gangguan: Saat ini, masih tersisa 1.756 menara yang berada dalam proses pemulihan lebih lanjut.

  • Pemulihan menara yang telah beroperasi normal tersebar di wilayah terdampak sebagai berikut: Aceh (564 menara), Sumatra Utara (112 menara), dan Sumatra Barat (31 menara). Sisa menara yang masih mengalami gangguan tersebar di Aceh (975 dari 3.414 menara), Sumatra Utara (707 dari 9.612 menara), dan Sumatra Barat (74 dari 3.739 menara).

    Selain menara BTS, masalah vital lainnya adalah terputusnya jalur backbone utama yang membawa lalu lintas data dan suara dalam volume besar. Komdigi berkoordinasi erat dengan operator seluler utama seperti Telkom dan Telkomsel untuk memulihkan kerusakan infrastruktur fisik ini.

    Berita baiknya, jalur backbone di Sumatra Utara yang menghubungkan ruas Rantau-Padang Sidempuan dan ruas Sibolga-Barus-Manduamas telah berhasil dipulihkan dari kerusakan akibat longsor. Demikian pula, jalur backbone di Aceh pada ruas Banda Aceh-Bireun dan Samalanga juga dilaporkan telah pulih sepenuhnya dan beroperasi kembali.

    Pemulihan jalur backbone ini sangat menentukan, karena ini adalah urat nadi komunikasi yang memungkinkan ribuan BTS lainnya dapat berfungsi kembali. Upaya percepatan pemulihan ini diharapkan dapat terus dilakukan setiap hari, seperti yang diungkapkan oleh Menkomdigi, demi memulihkan akses komunikasi secepatnya bagi masyarakat yang terdampak bencana.

    Keterlibatan aktif Satria-1 dan Starlink dalam krisis ini menunjukkan evolusi dalam strategi tanggap bencana digital Indonesia, di mana kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan teknologi satelit menjadi kunci utama untuk menjamin akses informasi di tengah kondisi terburuk.

    Baca juga: Elon Musk Gratiskan Internet Starlink untuk Korban Banjir Sumatera

    Baca berita dan artikel lainnya di Google News

    (WN/ZA)

    Share :