Perang Komponen! Gamer Serukan Boikot Saat RAM dan GPU 'Diborong' Kebutuhan AI

Yasmin Najla Alfarisi . December 02, 2025

Foto: WCCFTech

Teknologi.id - Harga Random Access Memory (RAM) terus meningkat di seluruh dunia, hingga menyulut emosi orang banyak. Ketidakstabilan ini telah membuat frustasi pegiat gim, yang berujung pada seruan besar-besaran untuk "boikot RAM" di beberapa forum online, termasuk Reddit. 

Pada utas @pcmasterrace, gamers mengajak pegiat gim sejawat untuk berhenti membeli RAM. Banyak yang percaya hal ini sengaja dilakukan perusahaan manufaktur, dan bukan hanya merugikan konsumen. Penjual memori seperti Samsung, SK Hynix, dan Micron dengan sengaja mengorbankan pasar konsumennya, untuk dapat memenuhi permintaan tinggi dari sektor Artificial Intelligence (AI). 

Godaan AI dan Tuduhan Gamer

Bukan sebuah rahasia lagi kalau industri AI yang sedang booming menjadi mesin pencari membawa krisis harga ini. Beriringan dengan kartu grafis (Graphics Processing Units/ GPU), RAM adalah komponen penting yang memberikan akses high-speed yang dibutuhkan dataset besar, yang sangat penting untuk melatih dan menjalankan model AI yang kompleks secara efisien.

Para Gamer merasa loyalitas mereka tak diacuhkan. Mereka juga mengatakan pergeseran standar memori yang baru, DDR5, tidak memiliki perbedaan kinerja yang signifikan dibandingkan DDR4, tidak sebanding dengan harganya yang mahal. Bagi beberapa konsumen, tidak melakukan pembelian atau tidak melakukan upgrade merupakan satu-satunya bentuk protes yang akan membuat manufaktur berhenti menaikkan harga.

Baca juga: Belum Berakhir, Asosiasi SD Card dan WiFi Alliance Ikut Boikot Huawei

Kenyataannya: Boikot Bisa Saja Gagal

Pertanyaannya adalah: akankah boikot ini berhasil?

Menurut analis pasar, kemungkinannya adalah tidak. Mereka mengatakan, boikot kosumen segencar apapun tidak akan memberikan pengaruh sama sekali pada harga RAM secara global. Alasannya sederhana: permintaan memori saat ini tidak hanya datang dari gamer yang ingin menyusun PC gaming, tetapi juga dari perusahaan-perusahaan besar yang membutuhkannya untuk komputasi infrastruktur masif untuk AI.

Walau boikot akan mengurangi permintaan konsumen, itu akan berdampak sangat kecil dari keseluruhan pasar memori. Tumpukan uang dan permintaan dari sektor industri menyebabkan protes harga yang dilakukan konsumen sangat tidak efektif melawan arus kekuatan pasar.

Tidak Hanya AI

Foto: Getty Images

Meskipun melejitnya AI adalah penyebab utamanya, namun cerita di balik kenaikan harga ini jauh lebih kompleks, melihat kembali saat pandemi COVID-19.

  1. Pemotongan produksi pasca pandemi, saat pandemi, permintaan untuk komponen PC menurun karena konsumen sedang berhemat. Akibatnya, produsen memori besar seperti Samsung, SK Hynix, dan Micron terpaksa untuk memangkas produksinya karena konsumsi rendah di pasar konsumen PC.
  2. Transisi lambat, dari teknologi lama DDR4, ke teknologi terbaru DDR5 sangatlah lamban, Kemungkinan besar karena banyaknya pengguna bertahan pada platform motherboard lama yang masih berfungsi dengan baik, seperti AMD AM4.
  3. Poros HBM, saat industri AI tiba-tiba naik, permintaan besar memori yang spesial seperti High Bandwith Memory (HBM), produsen memori terkejut. Mereka belum siap dihadapkan dengan permintaan kenaikan yang begitu besar. Akhirnya, manufaktur mengubah strateginya. Mereka mengarahkan produksi terbatas mereka ke segmen HBM yang lebih menguntungkan. Karena HBM dijual secara masif ke perusahaan AI besar, produsen memprioritaskan mereka. Pada akhirnya, stok ketersediaan RAM biasa untuk pasar konsumen. Ketidakseimbangan penawaran dan permintaan inilah yang menaikkan harga secara gila-gilaan. 

Baca juga: ChatGPT Jadi Papan Iklan? Uji Coba Iklan Promosi OpenAI Mulai Menuai Pro dan Kontra

Jalan Keluar Gamer

Lantas, apa yang dapat dilakukan gamer kalau boikot tidak akan berpengaruh ke pasar?

  1. Jangan cepat-cepat upgrade, bersabarlah. Kebanyakan analis setuju kalau RAM 8GB atau 16GB masih cukup untuk menangani gim AAA tingkat atas.
  2. Serbu promo, jika harus membeli, carilah diskon program yang ditawarkan distributor atau cari pengecer yang memberikan promosi agar mendapat harga yang lebih murah.
  3. Pertimbangkan PC pre-built atau yang sudah dirakit dari manufaktur besar, dibandingkan membeli komponennya satu-persatu. Perusahaan manufaktur biasanya memiliki kesediaan yang sudah dijanjikan, artinya harga RAM dari sistem pre-built mungkin tidak akan mencerminkan pada biaya eceran yang meningkat.
  4.  Bersabar, kecuali kapasitas produksi meroket dengan tinggi, analis memperingatkan kekurangan memori dan harga yang tinggi dapat terjadi sampai 2027, yang kemungkinan berdampak pada komponen lain.

Pada akhirnya, seruan boikot RAM yang dilancarkan komunitas gamer adalah kekecewaan yang valid terhadap pasar yang terasa tidak adil. Namun, para analis sepakat bahwa gerakan ini, meski kuat secara simbolis, tidak mungkin dapat menggerakkan harga. Nyatanya, dominasi sektor Enterprise dan AI, ditambah dengan keputusan strategi produsen untuk memprioritaskan memori HBM, telah mengubah lanskap pasar.

Saat ini, gamer dihadapkan pada pilihan sulit: bersabar atau mencari solusi. Selama kapasitas produksi RAM standar tidak ditingkatkan dan tekanan dari AI terus memuncak, kelangkaan dan harga tinggi diprediksi akan terus membayangi pasar komponen hingga tahun 2027. Konsumen kini harus menunggu hingga siklus produksi global beradaptasi dengan era komputasi baru yang didorong oleh Artificial Intelligence.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.


(yna/sa)


Share :