Apa Itu HAARP, Apa Hubungannya dengan Gempa Turki?

Afiyah Khaulah . February 23, 2023
Teknologi HAARP. Foto:SINDOnews.


Teknologi.id - Belum lama ini, tepatnya pada hari Senin, 7 Februari 2023, gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,8 melanda Turki-Suriah dan menewaskan puluhan ribu jiwa. Namun, ditengah berita duka tersebut, muncul spekulasi konspirasi yang menyebutkan bahwa gempa bumi itu disebabkan oleh High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP).

Anggapan ini muncul setelah beredarnya video kilatan cahaya sebelum guncangan gempa terjadi. Banyak yang masih belum tahu tentang HAARP, jadi mari kita bahas apa itu HAARP dan apakah memang benar-benar bisa menyebabkan bencana besar seperti gempa bumi.

Baca Juga : Perang Ukraina Memanas, Rusia Luncurkan 'Robot Tempur' Berteknologi AI

High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP)

HAARP adalah singkatan dari High Frequency Active Auroral Research Program. Teknologi ini adalah proyek penelitian ionosfer yang dikembangkan oleh Amerika Serikat. Proyek ini bertujuan untuk mempelajari interaksi antara ionosfer dan sinyal radio, dan dilakukan dengan menembakkan sinyal radio ke ionosfer untuk dengan tujuan untuk memodifikasi kondisi cuaca, iklim, membuat awan, hingga hujan buatan. 

Proyek HAARP berlokasi di Alaska dan didanai oleh Angkatan Laut, Angkatan Udara, Universitas Alaska, dan Defense Advanced Projects Agency (DARPA). Para ilmuan tertarik mempelajari ionosfer karena bagian dari atmosfer berperan dalam transmisi sinyal radio. HAARP mengirimkan sinyal radio ke ionosfer untuk mempelajari responsnya. Itu adalah salah satu dari beberapa cara untuk secara akurat mengukur bagian yang tidak dapat diakses dari atmosfer.

Tujuan dari program tersebut adalah untuk memahami fisika ionosfer, yang terus-menerus merespons dampak aktivitas Matahari. Jilatan api matahari (solar flares) dapat mengirim partikel surya menuju Bumi, yang bisa mengganggu komunikasi dan jaringan listrik . Jika para ilmuwan bisa lebih memahami apa yang terjadi pada ionosfer, mereka mungkin dapat mengurangi masalah itu.

Dalam proses kerjanya, HAARP dapat menghasilkan sinyal sebesar 3,6 MW di areal 2,8-10 MHz dalam saluran HF, yang kemudian dilepaskan ke ionosfer. Sinyal yang dipakai berupa pulsed signal maupun continuous signal. Dampak transmisi sinyal dapat ditangkap oleh instrumen seperti kamera optik, penerima HF, UHF radar, dan VHF.

Konspirasi HAARP Penyebab Gempa Turki

Sebenarnya konspirasi ini tidak hanya beredar di Indonesia. Beberapa orang juga menghubungkan HAARP dengan fenomena cuaca ekstrem seperti badai, banjir, dan kemarau berkepanjangan. Bahkan ada juga beberapa pihak yang meyakini bahwa HAARP dapat mengendalikan pikiran manusia dan dapat diubah menjadi senjata penumpas teroris.

Namun, para ahli telah membantah klaim-klaim tersebut dan menegaskan bahwa HAARP tidak mampu mengendalikan cuaca atau menyebabkan bencana alam, apalagi mengendalikan pikiran seseorang.

Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa bumi di Turki-Suriah disebabkan oleh pecahnya Sesar Anatolia Timur, bukan akibat dari HAARP. 

Peta Sesar Anatolia Timur penyebab gempa M7,8 di Turki pada Senin 6 Februari 2023. Turki


Patahan Anatolia Timur (EAF) membentang sepanjang 700 kilometer antara lempeng Anatolia dan Arab. Studi dari Oxford University menunjukkan kegempaan heterogen pada patahan ini. Patahan EAF adalah patahan celah lurus dengan lempeng batuan solid yang bergerak secara vertikal, menghasilkan tekanan besar yang dapat menyebabkan gempa. Wilayah Turki juga mengalami pergerakan setiap tahun akibat dari patahan Anatolia Timur. David mengatakan bahwa Turki bergerak ke barat sekitar 2 sentimeter per tahun di sepanjang patahan ini, di mana setengah dari panjang patahan tersebut sekarang diterangi oleh gempa bumi.

Penyebab Kilatan Cahaya Sebelum Gempa Turki


Mengenai video kilatan cahaya sebelum guncangan gempa terjadi, Daryono menjelaskan bahwa itu adalah hal yang lazim terjadi dalam kejadian gempa bumi. Kilatan cahaya tersebut disebabkan oleh pelepasan energi gempa yang menyebabkan fenomena lightning. Oleh karena itu, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kilatan cahaya tersebut disebabkan oleh HAARP.

Dalam kesimpulannya, meskipun HAARP memang memiliki kemampuan untuk memodifikasi kondisi cuaca dan mempelajari interaksi antara ionosfer dan sinyal radio, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa HAARP bisa menyebabkan bencana besar seperti gempa bumi atau badai. Klaim-klaim tersebut hanyalah teori konspirasi.

(cta)

Share :