
Teknologi.id - Media sosial digemparkan dengan klaim bahwa Bank Central Asia (BCA) mengalami kebocoran data dan menjadi target serangan ransomware. Isu ini pertama kali muncul dari akun X (Twitter) @bjorkanesiaaa, yang mengklaim bahwa data nasabah BCA telah diretas dan tersebar di internet.

Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, muncul bantahan dari Bjorka asli, seorang peretas yang sebelumnya dikenal sering membocorkan data pemerintah dan institusi besar. Bjorka menyatakan bahwa akun yang menyebarkan klaim tersebut hanyalah impersonator yang menggunakan namanya untuk membuat kehebohan.

Baca juga: Bjorka Peringatkan BCA dan BSI, Sebut Ada Ancaman Peretasan dan Kebocoran Data
Bantahan dari Ahli Keamanan Siber
Ahli keamanan siber, Teguh Aprianto, melalui akun X @secgron, menjelaskan bahwa informasi kebocoran data yang diklaim oleh @bjorkanesiaaa dan peretas lain bernama SkyWave adalah isu lama yang didaur ulang.
Menurut Teguh, klaim tersebut sebenarnya hanyalah ulang postingan lama yang sebelumnya dibuat oleh threat actor bernama "black" di Breachforums.

"Data yang diklaim bocor ini bukan berasal dari sistem BCA langsung, melainkan dari pengguna yang menjadi korban malware stealer," ujar Teguh.
Apa Itu Stealer?
Stealer adalah malware yang digunakan untuk mencuri data pribadi pengguna, seperti:
- Email dan username
- Password akun
- Cookies browser
- Data login dari berbagai platform, termasuk perbankan
Malware ini biasanya menginfeksi pengguna yang mengunduh software bajakan, aplikasi tidak resmi, atau mengklik tautan phishing.
"Serangan ini menyasar pengguna secara individu. Salah satu kelompok yang paling rentan adalah mereka yang sering menggunakan software bajakan," tambah Teguh.
Baca juga: Miris! Riwayat Pembobolan Data oleh Bjorka di Indonesia
BCA Pastikan Data Nasabah Aman
Menanggapi isu ini, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menegaskan bahwa data nasabah tetap aman dan tidak ada kebocoran dari sistem BCA.
"Sehubungan dengan informasi di media sosial yang mengklaim adanya data nasabah BCA yang tersebar, kami sampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar," ujar Hera dalam keterangan resminya.
Ia juga mengimbau nasabah untuk tetap waspada terhadap modus penipuan yang mengatasnamakan BCA serta untuk tidak membagikan data pribadi seperti BCA ID, password, OTP, dan PIN kepada siapa pun.
"BCA senantiasa melakukan pengamanan data dengan menerapkan strategi dan standar keamanan berlapis serta mitigasi risiko yang diperlukan untuk menjaga keamanan data dan transaksi digital nasabah," tambahnya.
Kesimpulan: Hoaks atau Fakta?
Dari berbagai fakta yang ditemukan, tidak ada bukti kuat bahwa sistem BCA diretas atau mengalami kebocoran data. Klaim yang beredar hanyalah isu lama yang kembali disebarluaskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
🔹 Klaim kebocoran data berasal dari akun yang tidak kredibel dan telah dibantah oleh Bjorka asli.
🔹 Data yang diklaim bocor sebenarnya adalah hasil curian dari pengguna yang terkena malware stealer.
🔹 BCA memastikan bahwa sistem mereka tetap aman dan tidak ada kebocoran data nasabah.
Sebagai pengguna, kita tetap harus waspada dalam menjaga keamanan data pribadi, menghindari penggunaan software bajakan, serta tidak mudah percaya dengan informasi yang belum terbukti kebenarannya.
(dwk)