Transformasi Menuju Kemandirian
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Suyitno, mengungkapkan rencana ini saat memberikan sambutan dalam acara Sinkronisasi Sistem Informasi Pelatihan dan Pangkalan Data Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan yang dihadiri oleh perwakilan dari Kantor Wilayah Kementerian Agama di seluruh Indonesia. Suyitno menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai langkah menuju kemandirian peserta. Dia mencatat bahwa pelayanan pelatihan akan beralih ke mandiri peserta dan akan didukung oleh teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam semua aspeknya, mulai dari proses pendaftaran hingga pengambilan sertifikat.
Dengan adanya platform MOOC, peserta pelatihan akan lebih mudah mengikuti program-program tersebut, bahkan jika mereka berada di kantor, di sekolah, atau dalam perjalanan umum. Hal ini diharapkan dapat menghilangkan alasan peserta untuk tidak mengikuti pelatihan karena kesibukan di tempat kerja atau faktor lainnya. Suyitno juga menyoroti strategi pihaknya untuk mengatasi keterbatasan jumlah peserta dan kompleksitas pelayanan pelatihan dengan fokus pada model pelatihan berbasis asynchronous, yang disebut MOOC Pintar. Pelatihan ini tidak lagi memerlukan proses pemanggilan manual, undangan, atau penugasan khusus. Sebaliknya, peserta dapat mengikuti pelatihan sesuai dengan preferensi dan jadwal pribadi mereka. Meskipun fokus pada pelatihan asynchronous, Suyitno menegaskan bahwa pelatihan tatap muka atau tatap maya (synchronous) tetap akan ada. Namun, model pelatihan ini akan mengalami peningkatan signifikan untuk memastikan lebih banyak peserta mendapatkan manfaatnya.
Baca juga: Glutamat : Zat Alami yang Membuat Makanan Lebih Enak dan Sehat
Guru Besar UIN Palembang menambahkan bahwa pelatihan berbasis synchronous akan diumumkan secara terbuka kepada semua pihak yang ingin mengikuti, tetapi akan melalui seleksi ketat karena keterbatasan yang ada. Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama akan terus mengembangkan kedua model pelatihan ini. Hasil dari pelatihan asynchronous dan synchronous akan diintegrasikan ke dalam karier ASN, akreditasi lembaga, serta pengembangan konten yang lebih spesifik. Dengan pendekatan inovatif ini, diharapkan Kementerian Agama dapat meningkatkan kualitas dan kualifikasi tenaga teknis pendidikan dan keagamaan di Indonesia.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(NN)