Teknologi.id - Lionesses Inggris, tim sepak bola wanita nasional, dalam mengatasi efek jet lag selama perjalanan jarak jauh mereka ke Australia menggunakan penemuan baru. Penemuan baru ini dilengkapi dengan kacamata khusus yang dibuat oleh Propeaq, sebuah perusahaan berbasis di Belanda, para pemain berharap untuk mendapatkan dan mempertahankan performa terbaik dan menghindari keluhan umum yang dapat didampaki oleh karena jet lag. Meskipun efektivitas kacamata semacam itu telah menjadi subjek perdebatan di kalangan ahli tidur, Lionesses tetap optimis mengenai manfaat potensial yang dapat diperoleh.
Jet lag terjadi ketika ‘jam tubuh’, atau ritme sirkadian, terganggu akibat perjalanan udara jarak jauh melintasi zona waktu yang berbeda. Ketidakselarasan ini seringkali menyebabkan gangguan tidur, kelelahan, masalah pencernaan, dan sakit kepala. Propeaq telah mengembangkan kacamata dengan lensa yang dapat ditukar yang menggunakan filter biru dan merah untuk mengatasi tantangan ini. Teori di balik kacamata ini didasarkan pada pemahaman ilmiah bahwa paparan cahaya biru menghambat produksi melatonin, merangsang kewaspadaan, sedangkan cahaya merah memberi sinyal tubuh untuk bersiap tidur. Dengan memanipulasi paparan cahaya, kacamata ini bertujuan untuk membantu atlet beradaptasi dengan zona waktu baru dan meminimalkan efek jet lag.
Memanfaatkan Propeaq untuk Performa Optimal dan Adaptasi Zona Waktu
Kacamata Propeaq, dengan harga £255 ($325) (Rp.4.800.000), bertujuan untuk mengoptimalkan performa dan mengurangi dampak jet lag melalui manipulasi cahaya dan aplikasi pendamping. Dengan memasukkan waktu penerbangan dan zona waktu tujuan ke dalam aplikasi, pengguna menerima rekomendasi tentang kapan mengganti warna lensa, menyelaraskan jam biologis mereka dengan waktu matahari terbit dan terbenam setempat. Penggunaanya juga menekankan pentingnya penyesuaian bertahap, dengan pergeseran maksimum 1,5 jam per hari. Meskipun ahli tidur telah memperdebatkan efektivitas kacamata semacam itu, atlet seringkali mengadopsi metode baru untuk meningkatkan performa mereka, menyadari bahwa kedisiplinan dalam rutinitas sangat penting untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Para kritikus berpendapat bahwa efektivitas kacamata dengan filter berkurang begitu pemakainya terpapar sinar matahari alami atau sumber cahaya lainnya. Dr. Neil Stanley, seorang ahli tidur independen, menyarankan bahwa meskipun kacamata ini mungkin memiliki beberapa manfaat dalam lingkungan yang terkendali, dampaknya terbatas begitu individu terpapar kondisi cahaya normal. Ia menyarankan para pelancong untuk menyesuaikan pola tidur mereka sesuai dengan jam matahari setempat, tetap terjaga di siang hari dan tidur di malam hari. Selain itu, menjaga jadwal makan yang teratur berdasarkan waktu setempat tujuan dapat membantu menyesuaikan jam biologis tubuh. Dr. Stanley menekankan bahwa kacamata cahaya sebaiknya tidak dipandang sebagai solusi tunggal, melainkan sebagai bagian dari pendekatan komprehensif dalam mengelola jet lag.
Baca juga Robot kini Makin Mirip Manusia, bisa Berkeringat dan Bernapas!
Meskipun terdapat perdebatan mengenai efektivitas kacamata tersebut, tim pelatih Lionesses menerapkan chrono coaching, termasuk kacamata Propeaq, sebagai bagian dari metodologi mereka. Tim ini menekankan pentingnya kepatuhan dan disiplin dalam mengikuti jadwal dan instruksi. Para atlet lain juga telah berhasil menggunakan metode serupa dalam berbagai olahraga, termasuk sepeda, renang, hoki, dan senam, dengan hasil positif yang dilaporkan ketika dikombinasikan dengan program pelatihan komprehensif. Sebagai contoh, pebalap sepeda asal Belgia, Victor Campenaerts, menggeser ritme tidur/bangunnya sebanyak enam jam untuk mengoptimalkan performanya dalam percobaan rekor dunia. Chrono coaching memungkinkannya dan timnya mencapai hasil terbaik dengan menyelaraskan jam biologis mereka dengan momen-momen performa tertentu.
Meskipun efektivitas kacamata yang dirancang untuk melawan jet lag masih menjadi perdebatan di kalangan ahli tidur, Lionesses Inggris telah mengadopsi pendekatan inovatif Propeaq dalam persiapan mereka untuk Piala Dunia Wanita di Australia. Dengan menyesuaikan ritme sirkadian mereka melalui manipulasi paparan cahaya, para pemain bertujuan untuk meminimalkan efek negatif jet lag dan mempertahankan performa terbaik. Meskipun para ahli menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam mengelola jet lag, adopsi Lionesses terhadap chrono coaching dan kacamata Propeaq menunjukkan komitmen mereka dalam mengeksplorasi metode baru dalam mencapai performa optimal di panggung global.
Baca artikel dan berita lainnya di Google News.
(law)