Foto: iNews
Teknologi.id -
Baca Juga: Password Mainstream ini Rawan Diretas, Segera Ganti!
Karena salah satu jenis aspal campuran ini terbilang baru mulai digunakan pada tahun 2014-2015. "Dengan tipe aspal Stone Mastic Asphalt (SMA), memberikan makro tekstur yang lebih baik buat pebalap," ungkapnya dalam konferensi virtual yang dilansir Kompas.com, September lalu. SMA memiliki daya penetrasi yang tinggi, sehingga pembalap tidak mudah terjatuh saat terjadi wet race atau jalan licin akibat air hujan.
Selain itu, memberikan grip yang baik dan pada saat yang sama memberikan resistensi yang baik saat pembalap melakukan pengereman. "Seakan-akan pada saat mereka akselerasi itu mendapat gripnya dan saat deselerasi mereka juga bisa mengontrol motornya dengan baik," ujarnya. Dia menuturkan, lapisan terakhir aspal ini juga menggunakan teknologi SMA yaitu mengutamakan perekatkan batu, dengan kadar aspal yang tidak terlalu banyak. SMA mengandalkan batu. Karena batu campuran aspalnya sedikit, sehingga sirkuit membutuhkan tipe aspal yang punya performa tinggi. "Jadi kami di sini menggunakan performance grade 82, karena sebelumnya paling tinggi hanya 76," tandas Dwi.
Sementara itu, Head of Operation–Sporting MGPA Dyan Dilato menjelaskan, aspal ini termasuk mewah, terdiri dari empat kontur yang berbeda. “Partikel dari SMA ini tidak terlalu rapat maupun jarang, jadi sirkuit yang terbaru diharapkan memakai aspal ini," ujar Dyan di Mandalika, pada Oktober lalu. Jika dilihat secara detail, permukaan aspal sangat rata, kerekatan antar partikel pun tidak berdempetan, sehingga tidak ada yang menumpuk. "Dengan memakai SMA, kita bisa membuat biaya perawatan lebih rendah dan tidak perlu resurface (pelapisan ulang) lima tahun ke depan," jelasnya.
(SA)