Foto : FKUI
Teknologi.id - Peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) bekerjasama dengan PT Konimex, mengembangkan dan memproduksi alat diagnosis demam berdarah berbasis deteksi protein virus. Alat diagnosis ini memberikan pemeriksaan yang cepat dan akurat tanpa memerlukan laboratorium yang besar.
Alat diagnosis yang dikembangkan ini didasarkan pada keberadaan protein NS-1. Virus dengue (DENV), (penyebab DBD), memiliki protein non-struktural (NS) yaitu protein NS-1 yang lestari (conserve) dan disekresikan ke dalam aliran darah pada awal infeksi, ketika menginfeksi manusia.
Deteksi protein NS-1 dapat dijadikan penanda infeksi dengue yang sangat baik.
Alat diagnosis yang diberi nama KODC DENGUE ini merupakan alternatif dari ketiadaan fasilitas laboratorium yang canggih, namun menawarkan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi. Kit diagnosis ini dapat mengatasi masalah sulitnya deteksi penyakit, terutama pada tahap awal infeksi. Selain itu, mendiagnosis pasien DBD sebelum masa kritis dapat menurunkan angka kematian.
Baca juga: Kamu Bisa Lakukan Ini untuk Tingkatkan Kecepatan Wi-Fi Hingga 5x Lipat!
"Penemuan ini berhasil melengkapi rangkaian inovasi dan terobosan peneliti Indonesia, khususnya para peneliti FKUI, di bidang deteksi dini demam berdarah sebelumnya. Indonesia sebagai negara endemis DBD tentu saja sangat terbantu dengan adanya inovasi ini. Diagnosis DBD diharapkan berjalan lebih cepat dan akurat sehingga penanganan optimal dapat segera diberikan.", tutur Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, selaku Dekan FKUI.
“Saya berharap pencapaian ini mampu menarik antusiasme peneliti sekaligus industri dalam negeri untuk terus berkolaborasi dan berinovasi dalam mengembangkan kemandirian bangsa di bidang penyediaan alat kesehatan,” lanjut Ari.
Kit ini dengan lisensi dari FKUI menggunakan prinsip Lateral Flow Immunochromatographic Assays (LFIAs) untuk mendeteksi antigen dengue yaitu protein NS-1 yang ada di dalam darah pasien, baik dalam darah utuh, plasma, maupun serum.
Keunggulan KODC DENGUE
Detektor dengue ini memiliki enam keunggulan. Pertama-tama, cepat karena hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk menentukan apakah pasien terkena infeksi dengue atau tidak. Kedua, sensitif karena berdasarkan strain DENV yang beredar di Indonesia. Ketiga, spesifik karena dikembangkan berdasarkan epitope DENV yang tidak bereaksi silang dengan virus lain.
Keempat, relatif murah karena produksi dalam negeri dan juga dapat mendeteksi infeksi DENV dengan berbagai sampel yaitu plasma, serum, dan whole blood. Kelima, dapat disimpan pada suhu kamar, sehingga tidak perlu cool chain saat mengangkut dan menyimpan. Keenam, dapat mendeteksi NS-1 dari sampel darah utuh.
KODC DENGUE memiliki bentuk yang praktis dan cara kerja yang mudah memungkinkan produk ini dapat digunakan di rumah sakit, klinik dan laboratorium yang memiliki fasilitas pengambilan darah dari pasien. Sensitivitas dan spesifisitas KODC Dengue adalah 100% dan 99,08% secara berurutan.
Baca juga: Menurut Riset, Sinar Biru dari Smartphone Bisa Percepat Penuaan
"Produksi kit KODC Dengue dalam skala industri merupakan wujud nyata atas pemanfaatan dan pendayagunaan hasil penelitian perguruan tinggi untuk bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas, sehingga dapat menekan angka kematian karena infeksi dengue,” ungkap Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Saleh Husin yang juga mantan Menteri Perindustrian.
“Saya sangat apresiasi kepada teman teman peneliti FK UI bersama Konimex yang telah bekerja keras menghasilkan kit deteksi dini ini sehingga dapat membantu masyarakat mengetahui secara cepat dan murah penyakit demam berdarah dengue dan sekaligus meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri."
(aka)