UPI Hadirkan Listrik Tenaga Surya untuk Warga Bandung Barat

Mohammad Owen . October 02, 2025

Sumber: Dokumentasi UPI / Tempo

Teknologi.id - Di era serba digital seperti sekarang, listrik sudah menjadi kebutuhan utama. Namun faktanya, masih ada jutaan keluarga di Indonesia yang belum bisa menikmati cahaya lampu di rumahnya. Salah satunya adalah warga Kampung Datar Mala, Desa Sukaresmi, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat.

Selama bertahun-tahun, 108 keluarga di kampung ini hidup tanpa listrik PLN, hanya mengandalkan pelita atau lampu seadanya untuk penerangan. Kondisi ini bukan kasus tunggal. Berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2025, ada 121.871 rumah di Jawa Barat dan 1,28 juta rumah di seluruh Indonesia yang hingga kini belum tersambung listrik.

Akses Jalan Sulit, Listrik PLN Tak Pernah Masuk

Kampung Datar Mala bukanlah pemukiman baru. Warga sudah lama menetap di sana, namun akses jalan yang hanya berupa setapak membuat pembangunan jaringan listrik konvensional menjadi sulit. Akibatnya, masyarakat harus terbiasa hidup dalam kegelapan tanpa fasilitas penerangan memadai.

Baca juga: 7 Peralatan Rumah Tangga Paling Boros Listrik, Bikin Tagihan Membengkak!

UPI Hadir dengan Solusi Energi Terbarukan

Melihat kondisi tersebut, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menghadirkan program Listrik Mandiri Rakyat (Limar) dengan solusi energi terbarukan melalui panel surya.

Awal Oktober 2025, UPI memasang instalasi listrik tenaga surya di salah satu rumah warga sebagai percontohan. Sistem ini menghasilkan listrik dengan tegangan 12,3 volt, cukup untuk menyalakan lima lampu LED hemat energi di setiap rumah.

“Listriknya hanya untuk lima lampu LED agar lebih hemat,” jelas Muhamad Iqbal, Kepala Seksi Pelayanan Publik UPI. Meski sederhana, cahaya dari lampu itu menjadi simbol perubahan besar bagi warga yang selama ini hidup dalam gelap.

Dibiayai Swadaya Kampus, Bukan Bantuan Pemerintah

Menariknya, proyek ini tidak menggunakan dana pemerintah, melainkan dibiayai swadaya oleh pihak kampus. UPI bahkan membuka peluang bagi masyarakat luas untuk ikut berkontribusi agar semakin banyak rumah bisa segera menikmati listrik tenaga surya.

Menurut Vanessa Gaffar, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Penjaminan Mutu UPI, program Limar adalah wujud nyata kontribusi perguruan tinggi bagi masyarakat.
“Ini sekaligus mendukung program pengentasan kemiskinan ekstrem dan pembangunan berkelanjutan,” tegasnya.

Mengapa Panel Surya Jadi Pilihan?

Sebelumnya, warga mencoba berbagai alternatif seperti aki mobil atau mini-hydro (PLTA mini), namun hasilnya tidak konsisten. Panel surya dipilih karena:

  • Hemat energi & ramah lingkungan

  • Relatif mudah dipasang & dirawat

  • Cocok untuk wilayah terpencil

  • Sejalan dengan tren global energi terbarukan

UPI juga menggunakan kombinasi panel surya dengan lampu LED monokromatik. Hasilnya, biaya lebih murah namun cahaya tetap optimal.

Harapan Baru Bagi Warga Kampung Datar Mala

Bagi warga, kehadiran listrik bukan hanya soal penerangan. Anak-anak kini bisa belajar di malam hari, aktivitas keluarga lebih nyaman, dan rasa aman meningkat. Lebih jauh, listrik membuka peluang ekonomi baru: dari usaha menjahit, berdagang, hingga produksi rumahan yang memerlukan penerangan.

Cahaya Kecil, Dampak Besar

Program energi surya UPI membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil. Hanya dengan lima lampu LED bertenaga surya, kehidupan ratusan keluarga di Bandung Barat kini lebih terang.

Semoga inisiatif ini menginspirasi banyak pihak lain untuk bergerak bersama, agar tak ada lagi rumah di Indonesia yang hidup dalam kegelapan.

(mo)

Share :